Mama Ai profile icon
PlatinumPlatinum

Mama Ai, Indonesia

Kontributor

About Mama Ai

happy with my lil family?

My Orders
Posts(45)
Replies(1107)
Articles(0)

Tak perlu pisau. Ucapan pun bisa membuat hati rapuh 💔

Mungkin ada yang familiar dengan kutipan kalimat di bawah ini : (tanpa perlu kau salahkan, hati seorang ibu sudah cukup hancur jika anaknya sakit) . . Sebagai seorang ibu , kita pasti mau yang terbaik untuk anak , betul kan bund? 16 Nov lalu aku periksakan anak ku karena muncul noda merah bata pada popoknya. Aku dihakimi nakes berkali-kali bahwa anak ku ini dehidrasi, dikatakan ASI tidak cukup, ASI tidak berkualitas, sudah jangan egois , pakai sufor saja ,bahkan diminta mpasi dini. Bagaimana perasaan ku? Hancur bun. Berkeping-keping. Aku kumpulkan lagi kepingan itu dalam istighfar dan nafas panjang ku. Aku ibunya , aku tau segimana seringnya bayi ku ini mimik. Aku yakin ini bukan pekara kurang ASI, aku curiga dia ISK. Sampai akhirnya tiba pada DSA yang benar-benar mendengar keluh kesah ku. Ok , BB tidak naik bahkan ada penurunan, pipis 6-8 kali dalam 24jam tapi kuantitas pipis sedikit, aroma urine menyengat, warna urine cenderung kuning pekat, ada noda merah bata pada popoknya. "Buk , kita tes urine lengkap yah" . Ok setuju. Hasil keluar. Jrenggg. Benar saja bayi ku positif ISK. Tidak semudah itu mencapai tes urine, banyak perdebatan yang aku hadapi . Mertua bilang " anak mu itu manja , dikit dikit rumah sakit" , suami yang kekeh untuk minumkan AB sebelum pemeriksaan urine, bahkan tetangga juga yang berkata "MAKANYA JANGAN DI PEKEH JADI PIPIS DARAH KAN " ~ Ya Allah itu bukan pekeh, itu m-shape, dan itu bukan darah itu noda merah bata. Brick strain , bisa dicek Google lebih lengkapnya. Sabar~ aku kuat demi anak. Mari istighfar. Jadi, ISK itu tidak selamanya disertai demam, jika bayi bunda memiliki ciri-ciri diatas monggo diperiksa kan. Prosedur penanganan nya adalah , melakukan tes urine jika (+) ISK maka dilakukan Kulture Urine , barulah ditentukan AB apa yang cocok sesuai bakteri yang ada pada tubuh bayi. Jadi tidak asal minum AB langsung sembuh. Kasian ginjalnya jika untuk coba-coba minum AB tanpa melakukan kulture urine. Aku , disini cuma kepengen anak ku menerima prosedur kesehatan yang semestinya. Tapi? Bahkan menemukan DSA yang 'tepat' pun butuh perjuangan , bergonta-ganti DSA yang mana itupun butuh dana , dan yang jelas semakin lama menemukan DSA yang tepat maka anak ku semakin lama pula mendapatkan perawatan. Kedua , komentar tak membangun. Sakit rasanya, tak bisakah mulut mulut itu bungkam saja? Tanpa mereka tau gimana susahnya mencari urine collector ,menampung urine hingga mencapai target, mengantar sample urine secepat mungkin ke RS karena jika terlalu lama akan tumbuh bakteri lain di dalamnya , antri berjam-jam hingga bayi rewel , ribetnya menyusui saat dalam perjalanan, dan masih banyak hal lainnya. Huhh! Sekali. Dua kali , aku diam aku senyum. Sampai suatu hari kami pulang dari RS itu magrib dan rintik-rintik, tiba-tiba diteriakin "HAYOOO MAGRIB PECICILAN TERUS BAWA BAYI" . Aku yang sudah lelah seharian hanya diam. Esoknya pagi pagi, pintu sudah diketuk dan keluar ucapan "KAMU ITU !! BAYI DIAJAK JALAN-JALAN SUDAH MAGRIB, SAWAN LOH SAWAN" . aku muak , aku gak bisa diam lagi bun, akhirnya emosi meledak dan aku jawab dengan ketus "AI ITU SAKIT , PULANG DARI RS BUKAN JALAN-JALAN" Melihat anak sakit dan BB anak yang tak naik sudah membuat ku hancur , merasa tak becus jadi ibu. Tak perlu lah memberikan komentar tak berguna itu, hanya membuat ku rapuh hati. Sesak rasanya . Sekarang aku memilih memutar arah , tak mau lewat depan kerumunan tetangga yang ramai, aku memilih jalan sepi jika keluar dari komplek rumah. Yang aku butuhkan sekarang adalah ketenangan hati dan mental agar bisa fokus untuk kesembuhan bayiku❤ sekarang Ai masih dalam rawat jalan , bantu doa ya bunda agar Ai lekas sembuh😇 Amiin Pesan : Janganlah mudah menilai dan mengkritik tanpa tau apa-apa❤ #KesehatanMentalTAP

Read more
Tak perlu pisau.  Ucapan pun bisa membuat hati rapuh 💔
undefined profile icon
Write a reply

Dering handphone ~

Aku pernah menangis bahkan ketakutan hanya dengan dering handphone. Kok bisa? Semasa muda aku tergolong perempuan pendiam, lebih banyak mendengarkan ketimbang angkat suara. Ku akui aku tipe baperan , lebih banyak mbatin . Jika emosi sudah memuncak pun , aku tipe orang yang lebih memilih menangis dan mengurung diri dikamar. Tapi semua berubah, ketika aku bekerja. Posisi kerja ku menuntut ku harus tegas . Tegas ? Mungkin bagi sebagian orang itu mudah , tapi tidak bagiku. Posisiku mengharuskan ku memarahi karyawan, menaruh kecurigaan setiap saat, bahkan aku harus memecat. Tidak mungkin kan memecat dengan senyuman? :'D . Bahkan aku sering diminta memarahi beberapa instansi yang terkait dengan usaha bos karena pelayanan mereka yang kurang maksimal . Ya , aku datang kesebuah kantor untuk marah marah :') Aku terdidik tempramen oleh bos ku saat itu. Dalam hitungan sekian bulan aku berubah, meski terkadang setiap kali membentak , atau memecat karyawan, aku menangis hingga tak bisa tidur lelap. Kenapa? Ya karena mereka yang ku pecat memiliki keluarga untuk dinafkahi. Secara tidak langsung, orang-orang itu membenci ku. Di kerjaan aku diberikan inventaris handphone jadul , setiap hari setiap pagi hingga kerjaan tutup , handphone selalu berdering. Entah sms atau telepon. Setiaaap hari, sepanjang 3 tahun . Oiya handphone tersebut aku bawa pulang, jadi saat dirumah pun ketika sudah bukan jam kerja , aku seperti diteror dengan sms . Sampai suatu hari, aku diminta bos memecat (lagi) sepasang karyawan. Yang kuingat saat itu mereka suami istri dengan 2 anak perempuan, dan salah satu anaknya memiliki keadaan spesial yang mengharuskan terapi rutin. Ya Allah , gak kuat . Bos menelpon ku , membentak ku dan akhirnya emosiku memuncak seketika aku banting handphone nya. Alhamdulillah handphonenya mah kuat ya :'D Sejak saat itu , ntah kenapa aku muak jika handphone berdering terlebih jika itu telepon. Ada perasaan was was ketika handphone berdering, ada pula perasaan takut dan stress seakan mbatin "Ya Allah ada apalagi sih ini??" . Bahkan ketika ada telepon masuk , aku tidak langsung mengangkat nya , aku beristighfar dulu bahkan pernah dalam keadaan ada masalah di kerjaan saat ada panggilan telepon aku menangis. Iya, aku menangis hanya dengan mendengar dering handphone. Aku muak dengan dering handphone itu. Terkadang aku sengaja tidak membawa handphone itu pulang , dengan alasan tertinggal dan pastinya keesokan harinya aku akan di omelin wkwk. Hingga suatu hari aku mengambil keputusan untuk resign. Tapi tetap saja aku masih menjadi tempramen, berbicara kasar , dan selalu menaruh curiga dengan orang-orang. Butuh sekian tahun kemudian untuk ku hidup tenang, dan sampai sekarang jika mendengar dering handphone yang sama mataku langsung tertuju dan seperti terbayang masalalu. Alhamdulillah aku bahagia sekarang menjadi IRT, tidak ada lagi dering handphone horror, tidak ada lagi tuntutan untuk memarahi orang-orang , terlebih dengan yang usianya terpaut tua dariku. Buat apa bekerja meski bisa mengisi dompet tapi hati tidak tentram? Kesehatan dan kebahagiaan mental lebih penting❤ Insyaallah ada saja rejeki dari Allah. Amiin~ #KesehatanMentalTAP

Read more
Dering handphone ~
undefined profile icon
Write a reply

Kamu yang tersabar❤

Alhamdulillah diberikan suami sabar❤ Kenapa aku bilang begitu? Aku dan suami terpaut usia 5 tahun , jelas aku masih kekanak-kanakan untuknya . Lama sudah pernikahan tak kunjung mendapatkan momongan , banyak sindiran muncul sampai akhirnya kami terbiasa dengan sindiran itu. Ketika di kehamilan pertama pun ternyata BO , ujian itu kami lalui bersama-sama. Dan saat kehamilan kedua begitu banyak ujian terutama dalam hal perekonomian , lalu suami menenangkan ku dengan sebuah kalimat manis " Tahun ini rejeki terbesar kita adalah dede , ingat itu.. " . Ya , diluar segala macam ujian , ada aku yang jadi ujian pula untuk suamiku di kehamilan kedua ku. Selama masa kehamilan aku sudah wanti wanti tentang baby blues , aku sudah edukasi ke suami melalui artikel-artikel bahwa baby blues itu nyata , dan aku sampaikan untuk nya jika nanti setelah melahirkan aku mengalami hal itu .. tolong untuk bersabar ❤ Dan benar saja , aku mengalaminya.. Alhamdulillah berkat kesabaran nya mendengarkan tangisku , mendengarkan segala keluhan, kekhawatiran dan hal melantur yang selalu menerpa pikiran ku , hingga bersabar mengambil alih pekerjaan rumah , aku menjadi kuat. Bahkan disela-sela kelelahan nya , kadang ia memberi ku me time . Me time? Ya sekedar tidur pulas tanpa rengekan bayi , atau diberikan waktu bermain handphone sementara ia momong Putri kami . Sungguh sesepele itu tapi sangat berarti❤ Tips untuk bunda semua , seandainya mempunyai suami yang belum paham apa itu baby blues . Yuk edukasi ke suaminya selama masa kehamilan tentang apa itu baby blues dan apa dampak nya, sehingga kelak suami bisa menjadi suami siaga dan sabar . Insyaallah❤ #KesehatanMentalTAP

Read more
Kamu yang tersabar❤
undefined profile icon
Write a reply

Dari Mama mu , yang masih belajar (lagi)

10 Juni 2020 , tepat di hari itu kamu lahir. Maa Sya Allah nikmat nak , Ayah dan Mama bersyukur dititipkan putri cantik seperti mu❤ Mama fikir menjadi Mama itu mudah , semudah brojol , nen tinggal lep , ketawa ketiwi setiap hari eh tau tau anak gede . Hehe .Ternyata gak gitu nak cara mainnya :D Minggu awal pasca melahirkan, Jahitan Mama masih sakit nak, kamu nangis terus karena tidak bisa menyusu langsung. Ya asi Mama tidak keluar , padahal payudara membengkak dan sakittt rasanya. Oiya , Mama sudah yatim piatu nak. Jadi tidak ada yang mendampingi kita , selain ayah . Semua terasa semakin berat, ketika tetangga dan bumer ikut berkomentar. Tidak boleh ini dan itu, harus begini dan begitu. Hari-hari hanya menangis, apa-apa yang terjadi semua salah dimata mereka. Melihat ayah yang membersihkan rumah dan menyiapkan kebutuhan kita sedangkan Mama hanya bisa dikasur saja bersamamu , Mama nangis. Karena sebelum kamu lahir selalu Mama siapkan semuanya , disitu Mama merasa tidak becus jadi istri. Merasakan bosannya dirumah ,lelahnya berdagang , denger tangisanmu juga komentar orang-orang, dan banyak hal yang Mama pikirkan saat itu Mama hanya menangis . Maafkan Mama yang sempat tidak menyayangi mu dikala itu. Dulu ketika kamu menangis Mama justru ikutan menangis , Mama jengkel kenapa kamu rewel. Padahal , kamu lapar ya nak :') Maaf. Dari semua komentar tetangga dan mertua , ada hal yang sangat Mama ingat. Membekas. Dan itu sakit. Saat itu dia berkunjung, ada makanan yang dia komentarin "Kalo habis melahirkan harus pinter jaga diri , kalo mati sebelum 40 hari namanya mati melahirkan" . Sakit nak , sakit dengarnya. Apa dampaknya? Ya tentu Mama menangis lagi :") Maa Sya Allah cengeng sekali ya , Mama mu ini nak. Sampai , suatu hari.. mungkin ayahmu terlalu lelah melihat Mama menangis terus. Kamu nangis dan ayah yang sedang cuci piring buru buru ke kamar , mungkin dia tau ketika kamu nangis Mama pasti ikutan nangis dipojokan kamar , lalu ayah berucap : " jangan nangis terus , jalanin aja pasti bisa. kasian itu bayi , mau kamu kalo dia diambil lagi sama yang ngasih?? " Lalu ayahmu kembali kedapur dengan tangannya yang masih berbusa Deg ! . Disitu Mama langsung peluk dan cium kamu nak :') Apa yang bisa Mama ambil dari semua kejadian diatas? Ya . Mama bertekad menyayangi mu, hingga kelak kamu dewasa Mama harus ada untukmu , dimasa kehamilan mu , dimasa kelahiran dan menyusui mu. Mama tidak ingin kamu merasakan apa yang Mama rasakan saat itu. Bismillah semoga kita semua diberi umur panjang ya nak, Amiin. *Baby be like ( maaaaak aku masih 4 bulan udah mikir jauh banget) :'D * #KesehatanMentalTAP

Read more
Dari Mama mu , yang masih belajar (lagi)
undefined profile icon
Write a reply

Dari Mama mu , yang masih belajar

September 2019 saat Mama tau hamil , Mama bahagia begitupun ayah. Kehamilan yang dinanti-nanti setelah sekian tahun, dan sebelum kamu ada kehamilan yang gagal. Blighted Ovum. Kamu tau nak , mengandung mu di masa pandemi adalah ujian. Terutama dalam hal ekonomi, ayah yang ter-phk , kontrakan yang tak bisa dilanjutkan, perlengkapan mu tak bisa Mama belikan sendiri , hingga di hari H kelahiran ditolak salah satu bidan karena melihat kondisi kita yang kemungkinan tidak mampu membayar , disana tidak menerima pasien bpjs. Apa yang Mama rasakan saat itu? Mama nangis terus nak , Mama ngerasa kok gak becus sekali. Bagaimana nanti jika kamu sudah lahir? Apa bisa Mama mencukupi kebutuhan mu secara finansial? Hal itu hampir setiap hari Mama renungkan, dan lagi lagi selalu nangis . Maa Sya Allah Mama cengeng nak :'D Mama tau , ayah juga memikirkan itu. Tapi berbeda dengan Mama, Ayah mu mungkin lebih bisa menyembunyikan perasaan nya, mungkin. Jika untuk yang lainnya , jadwal USG adalah kebahagiaan.. ya buat Mama pun bahagia karna akan bertemu dengan mu via layar tapi Mama terkadang menangis , untuk memikirkan biaya nya. Ada perasaan ingin , tapi ada perasaan kasian dengan ayah mu. Alhamdulillah diantara ke kalutan Mama, ada Allah yang mencukupkan kita dengan rezeki Nya dari berbagai sisi❤ Terlebih ketika awal-awal wabah covid 19 ini heboh di media, Ya Allah.. sakit rasanya nak. Memikirkan yang tidak-tidak, memikirkan bagaimana kedepannya. Ketika ayah dapat kerja serabutan, Alhamdulillah bisa untuk kebutuhan sehari-hari tapi disitu juga Mama menunggu dirumah dengan cemas. Ya..mungkin beberapa orang di awal masa pandemi , mereka juga seperti Mama khawatir berlebihan. Padahal jelas itu tidak baik untuk kehamilan Mama. Maafin Mama ya nak , semasa kehamilan selalu baper dan menangis terus , itu karena Mama terlalu khawatir untukmu , juga untuk Ayah❤ #KesehatanMentalTAP

Read more
Dari Mama mu , yang masih belajar
undefined profile icon
Write a reply

MengASihi = Ikhtiar ku❤

10 Juni 2020 tepat pukul 4.55 wib saya resmi menjadi ibu dari seorang bayi cantik.Dengan perjuangan kurang lebih 6 jam ,akhirnya bayiku keluar. Singkat cerita saat IMD Alhamdulillah refleknya bagus. Oh tenang pikirku, Insyaallah bayiku bisa menyusu tanpa kendala. Ternyata niatku memberi ASI tidak semudah itu , Hari ketiga setelah melahirkan PD juga kelenjar ketiak ku bengkak , ya ! ASI ku menumpuk. Maa Sya Allah untuk tidur bahkan sekedar nafas pun sulit, tapi tekad ku untuk mengASIhi semakin membulat. Segala macam sayur aku makan , segala macam posisi menyusui aku coba , tak henti berdoa juga mengobrol dengan si bayiku agar dia lebih lahap lagi menyusu. Menyusu adalah hak bayi, menyusui Insyaallah Ibadah. Bahkan dalam ajaran Islam pun ada anjurannya, dan menyusui Insyaallah adalah upaya membangun anak bangsa yang sehat, kuat, dan cerdas. Menyusui bukan hanya aktivitas memberikan makan bayi, tapi menyusui juga suatu cara berkasih-sayang dengan bayi untuk meningkatkan kedekatan antara Ibu dan Bayi. Menyusui tidak serta-merta "hap puting tinggal kenyot" , menyusui ada tekniknya , ada ilmunya , ada berbagai macam problema yang dihadapi. Dan semua akan terjawab ketika sudah melalui proses itu . Ya ,menyusui memang lelah bun , ada pola makan yang harus diatur , ada teknik yang harus dipelajari, ada emosi yang harus dikendalikan, ada waktu tidur yang tergadaikan , ada sabar juga ketelatenan yang harus diluaskan, dan masih banyak "ada-ada" lainnya lagi . Menyusui bukan hanya hubungan antara Ibu dan Bayi , alangkah baiknya jika peran Ayah juga keluarga ada dalam proses menyusui. Kok Ayah? Kok keluarga? Ya betul, kunci utama busui adalah BAHAGIA, si Ayah harus menjadi support system agar IBU nya selalu bahagia , sehingga ASI lancar dan ANAK nya pun senang , eh kenyang :D . Kok keluarga? Ya , keluarga lainnya pun bisa membantu dengan memberi semangat agar si IBU semangat mengASIhi hingga 2 tahun, karena busui harus sangat-sangat menjaga emosional nya :D buatlah bahagia busui disekitar kita ya agar ASI nya selalu lancar. Pernah punya kendala apa saat menyusui? Alhamdulillah ada beberapa dan sudah terlewati. Sesepele puting lecet, bayi selalu gumoh , bayi cegukan setelah menyusu, bayi tiba-tiba nursing strike sehingga mogok nyusu dan intensitas pipisnya berkurang :") .Maa Sya Allah sungguh jadi ibu itu adalah belajar terus , belajar lagi , dan selalu belajar. Tapi insyaallah menjadi berkah , melihat senyum bayi setelah menyusu sungguh indah bukan? :D Alhamdulillah sekarang sudah berjalan menuju 4 bulan , Maa Sya Allah anak ku sayang anak ku pintar ❤ sehat terus ya nak. Mari berjuang sama Mama ya nak , karena saat menyusu bayi juga berjuang loh bun , keringetan semangat ngenyot ya nak hehe ❤ Semoga ikhtiar Mama ini berjalan lancar dan kamu bisa menerima manfaat mengASI-hi ini kelak ya nak ❤ Amiin #PentingnyaMengASIhiTAP

Read more
MengASihi = Ikhtiar ku❤
undefined profile icon
Write a reply

Granuloma Umbikalis

Sedikit berbagi pengalaman, Alhamdulillah aku ibu baru dengan Putri sehat lahir 10 Juni 2020. Singkat cerita puput tali pusat bayiku dihari ke 10 , itu dianggap lama oleh orang-orang sekitar ku. Nah seusai Puput tali pusat , di udelnya Ai ada daging bulat. Aku tanya ke bidan yang mandikan katanya ngga apa-apa, nanti hilang sendiri, tak perlu di apa-apakan cukup biarkan kering tanpa diberi apapun.Oke aku turuti nasehat nya. Hari berlalu, akhirnya jadwal Ai untuk imunisasi BCG tapi , ditolak karna ada granuloma nya dikhawatirkan akan infeksi. Lalu saya dipanggil dokter umum di PKM tersebut, diomelin lah saya gimana ngerawat nya kok udah usia sebulan belum kering juga. Ya Allah deg hatiku, bukan karna diomelinnya tapi karna berpikir apa iya selama ini aku salah? Apa karena perawatan ku jadinya sampai sebulan tak kunjung sembuh? Jujur mau nangis tapi ku tahan sambil gendong Ai Akhirnya aku disuruh untuk rutin kasih Betadine, seminggu kemudian disuruh balik ke PKM . Ku lakuin tuh yang diminta dokter , seminggu kemudian tak kunjung pulih , tetap sama. Aku balik ke PKM , akhirnya diresepkan salep Gentacimin dan 3 hari lagi di suruh kontrol balik. Dihari ketiga setelah diresepkan salep , granuloma nya justru membesar dan berair meskipun udah aku usahakan kering. Lalu dirujuk lah bayiku ke RS utk bertemu DSA. Oiya kenapa aku ngga langsung ke DSA , kenapa aku milih ke PKM . Pertama adalah waktu, aku cuma berdua Ai dari pagi-malam , suamiku pulang malam hari sedangkan praktek DSA hanya jam 3-5 sore saja bahkan beberapa DSA tutup praktek karena pandemi ini itupun aku ngga tau berapa biayanya karena disini praktek DSA tidak tercover bpjs. Kalo ke RS langsung pun , jauh , antri , dan ngga ada yg anterin aku, kedua jarak RS ataupun praktek DSA itu jauh maklum tempat ku jauh dari kota hanya PKM itu yang terdekat dari rumah. Singkatnya aku udah bertemu DSA di RS rujukan, itu pun untuk kunjungan ke 3x baru ada DSA nya. Disana aku kira akan ditangani seperti apa , ternyata cuma nasehat untuk selalu dijaga kebersihannya. Aku tanya "kapan granuloma ini akan hilang?" dan DSA nya bilang bisa sampai berbulan-bulan. Deg. Gimana imunisasi nya , itu pikiran utamaku. Akhirnya aku pulang, setiap hari sambil kubersihkan aku selalu bilang "Yuk dek granuloma nya cepet sembuh ya" sambil baper juga si , soalnya hampir setiap hari tetangga nanyain terus tapi dengan ending menyindir. Seakan aku itu ibu baru yang sembrono , seakan granuloma itu akulah penyebabnya ,dan semua tingkah ku ngga ada benarnya sebagai ibu. Hingga akhirnya aku coba metode garam yang aku dapat dari YouTube , sempet adu pendapat dengan suami. Walaupun akhirnya suami ngikutin mau ku. Dan Alhamdulillah😭 dihari pertama pemakaian langsung ada perubahan total. Granuloma nya menghitam dan kering. Masya Allah kemana saja aku selama ini , saking bapernya di sindir tetangga " itu tuh emaknya gak jaga makan jadinya udel bayinya gitu" dan sindiran pedas lainnya Alhamdulillah sekarang tinggal nunggu granuloma nya copot sendiri , sekarang ukuran nya sisa sebesar biji merica dan itu sudah kering, sebelumnya ukurannya besar dan berair. Benar ya jadi ibu itu kudu kuat batin , bismillah sehat terus Ai ku❤❤ maafkan Mama yang masih terus belajar jadi orang tua ❤ Edit : ini saya sertakan foto granuloma nya (sebelum metode garam). sesudah metode garam belum sempet kefoto, karena ngga nyangka bakal cepet copot dan pas granuloma nya copot dicari2 ngga nemu.

Read more
Granuloma Umbikalis
undefined profile icon
Write a reply