Tak perlu pisau. Ucapan pun bisa membuat hati rapuh 💔

Mungkin ada yang familiar dengan kutipan kalimat di bawah ini : (tanpa perlu kau salahkan, hati seorang ibu sudah cukup hancur jika anaknya sakit) . . Sebagai seorang ibu , kita pasti mau yang terbaik untuk anak , betul kan bund? 16 Nov lalu aku periksakan anak ku karena muncul noda merah bata pada popoknya. Aku dihakimi nakes berkali-kali bahwa anak ku ini dehidrasi, dikatakan ASI tidak cukup, ASI tidak berkualitas, sudah jangan egois , pakai sufor saja ,bahkan diminta mpasi dini. Bagaimana perasaan ku? Hancur bun. Berkeping-keping. Aku kumpulkan lagi kepingan itu dalam istighfar dan nafas panjang ku. Aku ibunya , aku tau segimana seringnya bayi ku ini mimik. Aku yakin ini bukan pekara kurang ASI, aku curiga dia ISK. Sampai akhirnya tiba pada DSA yang benar-benar mendengar keluh kesah ku. Ok , BB tidak naik bahkan ada penurunan, pipis 6-8 kali dalam 24jam tapi kuantitas pipis sedikit, aroma urine menyengat, warna urine cenderung kuning pekat, ada noda merah bata pada popoknya. "Buk , kita tes urine lengkap yah" . Ok setuju. Hasil keluar. Jrenggg. Benar saja bayi ku positif ISK. Tidak semudah itu mencapai tes urine, banyak perdebatan yang aku hadapi . Mertua bilang " anak mu itu manja , dikit dikit rumah sakit" , suami yang kekeh untuk minumkan AB sebelum pemeriksaan urine, bahkan tetangga juga yang berkata "MAKANYA JANGAN DI PEKEH JADI PIPIS DARAH KAN " ~ Ya Allah itu bukan pekeh, itu m-shape, dan itu bukan darah itu noda merah bata. Brick strain , bisa dicek Google lebih lengkapnya. Sabar~ aku kuat demi anak. Mari istighfar. Jadi, ISK itu tidak selamanya disertai demam, jika bayi bunda memiliki ciri-ciri diatas monggo diperiksa kan. Prosedur penanganan nya adalah , melakukan tes urine jika (+) ISK maka dilakukan Kulture Urine , barulah ditentukan AB apa yang cocok sesuai bakteri yang ada pada tubuh bayi. Jadi tidak asal minum AB langsung sembuh. Kasian ginjalnya jika untuk coba-coba minum AB tanpa melakukan kulture urine. Aku , disini cuma kepengen anak ku menerima prosedur kesehatan yang semestinya. Tapi? Bahkan menemukan DSA yang 'tepat' pun butuh perjuangan , bergonta-ganti DSA yang mana itupun butuh dana , dan yang jelas semakin lama menemukan DSA yang tepat maka anak ku semakin lama pula mendapatkan perawatan. Kedua , komentar tak membangun. Sakit rasanya, tak bisakah mulut mulut itu bungkam saja? Tanpa mereka tau gimana susahnya mencari urine collector ,menampung urine hingga mencapai target, mengantar sample urine secepat mungkin ke RS karena jika terlalu lama akan tumbuh bakteri lain di dalamnya , antri berjam-jam hingga bayi rewel , ribetnya menyusui saat dalam perjalanan, dan masih banyak hal lainnya. Huhh! Sekali. Dua kali , aku diam aku senyum. Sampai suatu hari kami pulang dari RS itu magrib dan rintik-rintik, tiba-tiba diteriakin "HAYOOO MAGRIB PECICILAN TERUS BAWA BAYI" . Aku yang sudah lelah seharian hanya diam. Esoknya pagi pagi, pintu sudah diketuk dan keluar ucapan "KAMU ITU !! BAYI DIAJAK JALAN-JALAN SUDAH MAGRIB, SAWAN LOH SAWAN" . aku muak , aku gak bisa diam lagi bun, akhirnya emosi meledak dan aku jawab dengan ketus "AI ITU SAKIT , PULANG DARI RS BUKAN JALAN-JALAN" Melihat anak sakit dan BB anak yang tak naik sudah membuat ku hancur , merasa tak becus jadi ibu. Tak perlu lah memberikan komentar tak berguna itu, hanya membuat ku rapuh hati. Sesak rasanya . Sekarang aku memilih memutar arah , tak mau lewat depan kerumunan tetangga yang ramai, aku memilih jalan sepi jika keluar dari komplek rumah. Yang aku butuhkan sekarang adalah ketenangan hati dan mental agar bisa fokus untuk kesembuhan bayiku❤ sekarang Ai masih dalam rawat jalan , bantu doa ya bunda agar Ai lekas sembuh😇 Amiin Pesan : Janganlah mudah menilai dan mengkritik tanpa tau apa-apa❤ #KesehatanMentalTAP

Tak perlu pisau.  Ucapan pun bisa membuat hati rapuh 💔
1 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

amiin semoga dede ai lekas sembuh.. aku pun pernah merasakan yg bunda alami perbanyak ibadah bun dg mengingat-Nya hati menjadi tenang..

4y ago

terimakasih bun😇 iya bunda ❤ terimakasih nasehat manisnya