Dering handphone ~

Aku pernah menangis bahkan ketakutan hanya dengan dering handphone. Kok bisa? Semasa muda aku tergolong perempuan pendiam, lebih banyak mendengarkan ketimbang angkat suara. Ku akui aku tipe baperan , lebih banyak mbatin . Jika emosi sudah memuncak pun , aku tipe orang yang lebih memilih menangis dan mengurung diri dikamar. Tapi semua berubah, ketika aku bekerja. Posisi kerja ku menuntut ku harus tegas . Tegas ? Mungkin bagi sebagian orang itu mudah , tapi tidak bagiku. Posisiku mengharuskan ku memarahi karyawan, menaruh kecurigaan setiap saat, bahkan aku harus memecat. Tidak mungkin kan memecat dengan senyuman? :'D . Bahkan aku sering diminta memarahi beberapa instansi yang terkait dengan usaha bos karena pelayanan mereka yang kurang maksimal . Ya , aku datang kesebuah kantor untuk marah marah :') Aku terdidik tempramen oleh bos ku saat itu. Dalam hitungan sekian bulan aku berubah, meski terkadang setiap kali membentak , atau memecat karyawan, aku menangis hingga tak bisa tidur lelap. Kenapa? Ya karena mereka yang ku pecat memiliki keluarga untuk dinafkahi. Secara tidak langsung, orang-orang itu membenci ku. Di kerjaan aku diberikan inventaris handphone jadul , setiap hari setiap pagi hingga kerjaan tutup , handphone selalu berdering. Entah sms atau telepon. Setiaaap hari, sepanjang 3 tahun . Oiya handphone tersebut aku bawa pulang, jadi saat dirumah pun ketika sudah bukan jam kerja , aku seperti diteror dengan sms . Sampai suatu hari, aku diminta bos memecat (lagi) sepasang karyawan. Yang kuingat saat itu mereka suami istri dengan 2 anak perempuan, dan salah satu anaknya memiliki keadaan spesial yang mengharuskan terapi rutin. Ya Allah , gak kuat . Bos menelpon ku , membentak ku dan akhirnya emosiku memuncak seketika aku banting handphone nya. Alhamdulillah handphonenya mah kuat ya :'D Sejak saat itu , ntah kenapa aku muak jika handphone berdering terlebih jika itu telepon. Ada perasaan was was ketika handphone berdering, ada pula perasaan takut dan stress seakan mbatin "Ya Allah ada apalagi sih ini??" . Bahkan ketika ada telepon masuk , aku tidak langsung mengangkat nya , aku beristighfar dulu bahkan pernah dalam keadaan ada masalah di kerjaan saat ada panggilan telepon aku menangis. Iya, aku menangis hanya dengan mendengar dering handphone. Aku muak dengan dering handphone itu. Terkadang aku sengaja tidak membawa handphone itu pulang , dengan alasan tertinggal dan pastinya keesokan harinya aku akan di omelin wkwk. Hingga suatu hari aku mengambil keputusan untuk resign. Tapi tetap saja aku masih menjadi tempramen, berbicara kasar , dan selalu menaruh curiga dengan orang-orang. Butuh sekian tahun kemudian untuk ku hidup tenang, dan sampai sekarang jika mendengar dering handphone yang sama mataku langsung tertuju dan seperti terbayang masalalu. Alhamdulillah aku bahagia sekarang menjadi IRT, tidak ada lagi dering handphone horror, tidak ada lagi tuntutan untuk memarahi orang-orang , terlebih dengan yang usianya terpaut tua dariku. Buat apa bekerja meski bisa mengisi dompet tapi hati tidak tentram? Kesehatan dan kebahagiaan mental lebih penting❤ Insyaallah ada saja rejeki dari Allah. Amiin~ #KesehatanMentalTAP

Dering handphone ~
1 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

perusahaan apa mba kok kerjaaan nya kaya mecatin orang terus?

4y ago

ya ampun kalo saya kerja disitu pasti stress banget, syukur ya mba dah ngga kerja lagi disitu😌