Monika Rahmatul Laily profile icon
PlatinumPlatinum

Monika Rahmatul Laily, Indonesia

Kontributor

About Monika Rahmatul Laily

semoga malaikat kecilku sehat dan membukakan rezeki untuk keluargaku.. aamiin

My Orders
Posts(18)
Replies(787)
Articles(0)

Sedih gk tau harus gmn lagi

Tinggal menunggu hari kelahiran dan sudah telat hpl, malam ini di coba lagi dengan masalah keluarga, semua berawal dari mengurus pecah KK, karena RT sulit ditemui, suami sering alasan ketika di suruh segera mengurus. Mungkin ada yang menyarankan nanti saja setelah bayinya lahir. Tapi saya sangat butuh KK dan KTP yang baru untuk syarat keringanan biaya kelahiran karena suami belum bekerja, hanya membantu mertua yang msh akan buka warung dan saya juga belum bekerja. Ibu saya mengerti proses dan alurnya membuat jampersal sehingga beliaulah yang menyarankan dan menyuruh segera diurus tentang pecah KK di tempat suami sedangkan di tempat saya, ibu bersedia membantu. Awalnya suami masih ogah2 an, akhirnya sudah sampai dapat berkas pengantar dari desa, tinggal ke Kecamatan suami baru proses selanjutnya ke tempat saya. Tapi ada masalah lagi, KK suami hilang dan tidak ada satupun yang mau membantu, padahal suami dan saya tinggal di rumah keluarga saya dan agak jauh ke rmh mertua. Kami butuh bantuan mengurus, sampai saya chat mertua tp tetap saja suami suruh ngurus sendiri. Akhirnya, saya geregetan, saya ke polsek daerah suami untuk tanya dan ternyata, butuh pengantar dari desa lagi dan desa pun butuh pengantar dr RT. Disini kami stuck... suami saya marah hari itu karena kesalahan saya, saya tidak bilang kalau keluar sendiri sebelumnya dan suami tidak bawa hp krn rusak. Kami berbagi hp. Suami menganggap saya tidak nurut beliau dan malah lbh menurut ibu saya.. akhirnya suami chat ibu saya dengan kata2 menyinggung yang intinya menyalahkan ibu saya karena nyuruh2 saya, katanya ibu saya gk menghargai dia, menurutnya saya didoktrin untuk tidak patuh sama dia dan harus nurut ke ibu. Padahal saya sudah jelaskan dan ada alasanya saya menurut ke ibu karena kami masih belum mengerti tentang hidup harus bagaimana. Dari kejadian itu munculah pertengkaran dan kebencian. Saya tau maksud suami bagaimana dan saya tau maksud ibu bagaimana, saya sudah meminta maafkan keduanya, saya berharap hubungan ibu dan suami membaik tapi sebaliknya, suami malah menyindir2 ibu di status WA, saya hanya bisa mengingatkan sedikit krn selalu dipotong sama dia, ibu pun begitu sering curhat tentang perbuatan suami yang menyakitkan hati saya hanya bisa memintakan maaf dan berusaha menengahi, kalaupun ada kata2 keduanya yang kurang enak di curhatkan ke saya, saya pun diam dan tak saya bahas ketika bersama suami atau ibu agar semuanya membaik. Sampai mlm ini. Siang td hubungan kami baik2 saja sampai tengah malam, suami chat ibu lagi dengan kata2 yg menyinggung ibu karena merasa mertua katanya sakit hati ketika chat suami yg lalu di kirimkan ke mertua, mertua bilang, ibu memarahi beliau padahal tidak, ibu hanya ingin anaknya diluruskan krn sebagai mertua tidak enak kalau terlalu mengatur menantu, tapi memang kata2 suami harusnya diperbaiki sedikit, saya sudah mengingatkan dan menyarankan dan lagi2 di bantah dan tidak di dengarkan saya hanya bisa menangis dan diam. Malam ini mereka berdua berdebat lagi lewat chat krn masalah mertua td yg katanya sakit hati dengan ibu. Saya baru bangun melihat suami packing bajunya saya tanya knp malah suruh lihat chat sama ibu, dan bilang kalo ibu udh gk butuh dia lagi, kalo msh mau dia disini saya disuruh bilang sama ibu kalo dulu waktu pacaran siapa yg nolong saya ngomong ke ortu ketika saya kena gendam waktu kuliah. Dan suami saya pergi setelah ibu dan ayah pulang, ibu dan ayah sll tidur di toko yang jaraknya agak jauh dr rumah demi menjaga agar tdk ada cekcok dan privasi antara keluarga kami. Saya bingung harus bagaimana, suami pergi entah kmn tanpa alat komunikasi dengan beberapa bajunya, dan ibupun juga mulai membicarakan ttg perceraian. Saya tinggal menunggu hari lahiran... saya yakin tidak ada 1 wanita pun yang mau keluarganya hancur.. saya tak bisa berbuat apa2 saat ini... bingung, sedih, stress, khawatir dengan keadaan suami. Saya benar2 tak bisa fokus ke kehamilan saya karena ini... saya selalu berfikir bagaimana caranya agar ibu dan suami bisa saling memaafkan dan akur. Maaf ya bunda2 curhat saya panjang sekali.. saya gk tau harus bagaimana lagi, saya tau banyak kesalahan saya dr cerita ini dan sebenarnya ini aib keluarga tp saya sangat butuh saran dari bunda2 yang kuat dan mampu menjaga keluarganya bahkan berpuluh2 tahun. Saya tidak bs cerita ke yang lain apalagi ortu krn pasti jalan keluar dari mereka adalah cerai. Kalau saya tentu ingin mempertahankan rumah tangga kami.. sedih sekali rasanya, tidak bisa tidur saya memikirkan hal ini. Terimakasih bunda yang berkenan membaca dan memberi arahan kepada saya.

Read more
 profile icon
Write a reply

suami gk akur sama orang tua

Maaf ya bunda2, jadi curhat disini. Saya lagi hamil tua udah 38 w. Ibu saya termasuk orang yang melek tentang kebutuhan administrasi. Karena memahami kondisi kami yang masih sulit ekonomi, ibu menyarankan untuk membuat jampersal dan karena ibu sudah berkutik dipemerintahan daerah, banyak kenalan2 di desa2,kecamatan, dan kabupaten yang dapat membantu pelayanan, dalam proses pembuatanya pun saya dibantu . Berbeda dengan keluarga suami yang tidak peduli dengan hal itu, dan suami sendiri jg kurang mengerti tentang kebutuhan kelahiran, juga suami sendiri masih belum mengerti tentang kewajibanya secara harfiah. Permasalahan muncul saat kami butuh mengurus pecah KK. Sebenarnya sudah lama saya suruh mengurus dan memang itupun atas saran ibu, tp memang suami malas ngurusnya, mikirnya kan bisa nanti aja sekalian pas ngurus akte anak. Padahal ngurusnya nnt juga sama ribetnya. Dan buat jampersal sendiri sama kecamatan disarankan untuk pakai KK sendiri dan KTP terbaru. Sampai sekarang ktp masih status lajang. Ibu saya memang mendidik kami untuk cepat tanggap dalam mengurus apapun berbeda dengan keluarga suami, sehingga pengurusan terkesan lemot dan tidak selesai2. Tentunya hal itu menyita banyak waktu. Malah kemarin saya suruh segera selesaikan alasan KK mertua tidak ada, saya sudah minta tolong ke bapak mertua sampai kakak ipar buat bantu carikan tapi malah cuma dikasih scan aja katanya gk ada, adanya cuma itu trima gk trima ya cuma ada itu. Dan keluarga suami gk ada bantu2 nya mencarikan lagi atau bagaimana sampek saya sendiri turun tangan ikut kesana posisi saya di rmh ibu dan hamil sudah tinggal menghitung hari. Setelah saya dan suami cari tetap tidak ada, saya bilang ke suami untuk ngurus ke polsek saja untuk mengurus kehilangan. Agar bisa melanjutkan proses administrasi. Tp tetap saja dia males dan ogah2 an, keluarga suami pun gk peduli, minimal bantu carikan pengantar ke rt atau bagaimana pun tidak, seolah hilang ya sudah biarkan kalo kamu ngurus nnt kalo butuh buat saudara yang lain kan sudah ada.. akhirnya saya juga geram dan karena merasa butuh dengan jampersal, saya berangkat sendiri ke polsek. Tapi masih terkendala dengan surat pengantar dari desa yang mana saya tidak bisa mengurus karena saya beda kecamatan dengan suami. Tau kalo saya pergi, suami marah dan menyangka kalau ibu saya yang menyuruh saya pergi sendiri. Padahal saya sudah jelaskan bahwa itu niat saya bantu dia kalau memang dia ogah2 an biar gk diumpreng ibu dan gk ada masalah dibelakang. Dan dia chat ibu yang menghakimi, memojokan dan menuduh ibu saya bahwa ibu terlalu mengatur saya sampai saya tidak nurut suami. Akhirnya marahlah ibu saya karena memang selama ini kami masih ditanggung ibu saya. Karena memang suami saya belum bekerja. Sebelumnya memang bekerja tapi tidak pernah bertahan lama paling lama 1 minggu, untuk kebutuhan sering saya di kasih ibu atau bapak mertua itupun lewat suami jadi memang sudah dikurangi rokok dan bensin... saya ngikut ibupun dengan pertimbangan, suami belum bisa mencukupi dan saran ibu itu baik. Hari ini mereka berantem saya cuma bisa nangis dan bingung harus gmn.. Menurut bunda saya salah kah, harus gmn saya??

Read more
 profile icon
Write a reply
 profile icon
Write a reply