ASI SERET KARNA STRES

stres itu emang berpengaruh banget sama asi ya bund, sudah 2 hari ini asi bener bener seret banget. biasanya slalu banjir dan rembes.. kalo pumping slalu dapet 1 botok setengah.. sekarang bener bener dikit banget.. jadi makin stres akunya.. kira kira apa asi aku bisa deras lagi ya bund?

ASI SERET KARNA STRES
11 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan
TapFluencer

Pengaruh, Bun, tapi bisa ditekan pengaruhnya dengan mengelola stress dan menjadi diri yang tenang Soalnya kalau dibilang menghilangkan stress atau harus senang terus kan nggak bisa juga. Stress itu mungkin nggak bisa dihilangkan sama sekali terus menerus, malah stress ada manfaat juga untuk tubuh kita. Yang perlu dilakukan adalah mengelola stress agar tidak jadi berlebih dan kitanya bisa tenang. Sikap tenang juga "bersahabat" dengan oksitosin yang mempengaruhi kelancaran aliran ASI. Apakah bisa kembali? Insya Allah bisa. Prinsip dasar produksi ASI adalah supply by demand dan dipengaruhi mindset. Jadi perbaiki dulu mindset, tambah sinyal demand. Apakah harus kembali deras? Nggak harus deras sih Bun, yang penting cukup untuk Si Kecil. Anaknya usia berapa? O iya saya izin bagi cerita yah. Anak ke 2 saya lahir dengan banyak kelainan. Dia langsung dirawat di RS selama 1 bulan dan saya harus bolak-balik ke RS dengan jarak lebih dari 30km, seringkali naik bus, padahal masih nifas. Saat pulang, anak saya usia 1 bulan, ada 3 diagnosis pada anak. Waktu berjalan, saat usia sekitar 3 bulan bertambah koleksi diagnosisnya. Semakin besar, semakin tambah koleksinya ๐Ÿ˜… Jadi saya harus menyaksikan dan mendampingi anak saya ditusuki jarum, diperiksa macam-macam, diterapi, dioperasi, sejak awal kelahirannya. Anak ke 2 saya tidak bisa latch on karena kelainan anatomi area mulut, jadi mau tidak mau, EPing jadi solusi agar anak saya bisa dapat ASI. Jadi saya perah ASI sejak beberapa jam pasca melahirkan. Dia juga mengalami feeding difficulties, disfagia, jadi sangat mudah tersedak. Saya harus menyuapi ASIP per 3 jam, padahal per sesi minum bisa 1-2 jam karena tersedak mulu, dan saya juga harus perah ASI per 3 jam, plus harus mengurus anak pertama dan rumah karena saat itu tidak ada dewasa lain di rumah yang membantu saya. Suami jarang pulang karena dinas. Ini sekilas gambaran situasi yang saya hadapi. Jadi tingkat stress saya saat itu sangat tinggi, frustasi dan lelah banget lahir batin, bahkan sampai sempat berpikir untuk mati saja ๐Ÿ˜… Nggak mungkin kan dalam situasi begitu, seorang ibu tidak stress? Tapiiiiii kabar baiknya adalah saya bisa tetap memberikan ASI dengan EPing hingga anak saya usia sekitar 1 tahun dan lanjut menyusui langsung karena saat kelainan anatominya terkoreksi alami, dia mulai bisa latch on. Saya pernah ngobrol tentang bagaimana kok saya tetap bisa memberikan ASI dalam situasi yang sangat berat, padahal katanya stress bikin ASI seret dan terhenti. Saya tanyakan ke beberapa teman yang konselor laktasi, psikolog. Kesimpulan yang saya dapat adalah : 1. Mungkin karena mindset saya sangat kuat. Jadi keyakinan saya jauh lebih kuat daripada tekanan situasi yang membuat saya frustasi. Yakin bahwa saya mampu memberikan ASI, yakin ASI cukup, yakin bisa. 2. Mungkin karena saya mampu mengelola diri hingga mampu bersikap tenang dalam menghadapi situasi yang sangat berat. Sikap tenang (bukan pura-pura tenang ๐Ÿ˜) juga "bersahabat" dengan oksitosin. Begitu cerita saya. Saya membuktikan bahwa dalam situasi yang sangat berat dan kondisi sangat stress, bukan mustahil bisa tetap memberikan ASI ๐Ÿ˜Š Insya Allah produksi ASI Bunda juga bisa membaik yah O iya, Bunda juga bisa coba power pumping. Bunda menyusui langsung juga kan? Anaknya usia berapa? Apakah ada penggunaan dot atau empeng? Pola perahnya seperti apa? Apakah perahnya teratur atau tidak?

Baca lagi