2 Tanggapan

VIP Member

Boleh aja sebenarnya nggak masalah. Cuma memang yang nanti kita perlu tahu adalah ASI yang diterima anak yang berusia 1 tahun itu kurang relevan untuk anak tersebut, karena ASI itu kan sifatnya dinamis jadi akan berubah terus menyesuaikan kebutuhan bayi. Jadi ASI yg dihasilkan anak kedua itu sebenarnya relevan untuk perkembangan anak kedua tersebut. Nanti sebelum melahirkan coba ada kan 5 kali kunjungan konselor menyusui offline ya untuk belajar posisi dan perlekatan saat menyusui, kemudian sekalian diinfokan ke konselornya nanti melahirkannya normal atau SC supaya nanti dipandu juga treatment memperlakukan bayi yang lahir normal dan bayi yang melahirkan SC jadi bisa sukses ASI sampai 2 tahun. Yang bisa saya bantu secara online menjelaskan bagaimana cara kerja ASI di dalam tubuh Jadi dalam kita memproduksi ASI itu dibagi dalam tiga periode : 🌱 ASI kolostrum: terjadi dari sejak plasenta dan bayi keluar dari tubuh ibu sampai dengan 4 hari kedepan. Pada masa ini hormon kehamilan masih tinggi sehingga akan menekan hormon menyusui turun, jadi banyak ibu merasa bahwa kok ASInya belum banyak dan harus mengkonsumsi apa. Padahal di periode ini bayi hanya membutuhkan sekitar 1 sampai 2 kali hisapan di payudara ibu. Yang membuat bayi akhirnya menangis saat menyusu di payudara itu adalah posisi dan pelekatan yang salah saat menyusui, karena posisi dan pelekatan yang kurang tepat itu membuat bayi akan kesulitan mendapatkan ASI dari payudara ibu. Jadi bukan karena ASI di payudara Ibu sedikit 🌱 ASI transisi : terjadi di hari kelima sesudah melahirkan sampai dengan 14 hari ke depan setelahnya. Jadi ibu yang sebelumnya mengkonsumsi makanan-makanan tertentu akhirnya merasa bahwa karena makanan tersebut ASInya menjadi melimpah. Padahal di periode ini hormon kehamilan sudah benar-benar turun dan hormon menyusui mulai naik. Prolaktin yang bertugas sebagai memproduksi ASI di payudara naik dengan pesat tanpa bisa dikendalikan di dalam tubuh ibu, karena itu mulailah Ibu merasa bahwa ASInya menetes, payudaranya kencang, meskipun tidak menyusui atau memerah ASI dua jam sekali dapat terjadi hal yang seperti ini 🌱 ASI matur: terjadi setelah masa ASI transisi berakhir sampai dengan masa bayi di sapih. Pada masa ini kerap kali ibu yang di periode masa ASI transisi merasa ASInya sangat melimpah, menyusui atau memerah ASI menunggu payudaranya penuh, jadi tidak rutin 2 sampai 3 jam sekali. Nah di periode ini mulailah hormon prolaktin itu berada di kadar normal, jadi kalau tidak ada rangsangan hormon prolaktin juga tidak akan naik. Yang menjadi menarik banyak ibu akhirnya merasa bahwa ASInya itu menghilang di periode ini, padahal sebenarnya ASInya bukan seret hanya menyesuaikan dengan rangsangan yang diterima oleh tubuh. Minimnya pengetahuan para ibu mengenai hormon prolaktin dan hormon oksitosin untuk memproduksi ASI di payudara, kerap kali membuat ASI ini sulit naik kembali setelah turun Lalu hormon apa saja yg mempengaruhi produksi ASI?? ☘️ HORMON PROLAKTIN. Hormon prolaktin adalah hormon yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari anterior yang terletak di otak, hormon ini bertugas untuk memproduksi ASI di dalam payudara. Selain memproduksi ASI di dalam tubuh hormon prolaktin juga memproduksi zat inhibitor (zat penghenti proses produksi ASI) ☘️ HORMON OKSITOSIN. Hormon oksitosin bertugas untuk mengeluarkan ASI dari payudara. Hormon oksitosin dipengaruhi oleh kerileksan tubuh dan juga psikis Ibu. Pasokan ASI bisa keluar dari payudara melalui proses menyusui maupun proses memerah ASI. Karena itu saat menyusu langsung harus diperhatikan posisi dan pelekatannya agar pasokan ASI bisa keluar optimal dari payudara, dan saat memerah ada beberapa hal yang harus diperhatikan agar pasokan ASI bisa keluar optimal, semisal jadwal perah yang digunakan, ukuran corong yang digunakan, pengoperasian alat perah, dll Hormon oksitosin bekerja lebih cepat daripada hormon prolaktin. Mengapa demikian? Karena pada saat ASI keluar dari payudara, di saat yang bersamaan zat inhibitor juga ikut keluar dari payudara, dan barulah setelahnya hormon prolaktin bekerja untuk memproduksi ASI di dalam tubuh. Lalu bagaimana dengan penggunaan booster ASI? Menurut WHO booster ASI atau makanan penunjang untuk ibu menyusui bersifat menutrisi gizi Ibu serta menambah kepercayaan diri ibu. Pada prinsipnya tetap untuk meningkatkan pasokan ASI perlu seringnya pengosongan payudara yang optimal ☺️☺️

MasyaaAllah, Barakallah bunda, Alhamdulillah dan terima kasih banyak atas penjelasannya yang sangat detail,, mengalami sekali pas anak yg pertama step" yg bunda sebutkan tadi, sampai akhirnya malah minum sufor bukan Asi, mudah"an di anak ke 2 ini yg sebentar lagi mau lahiran, mudah"an bisa full asi🤲🏻☺️🤗

semoga banyak, aamiin... dicoba boleh bun, tapi prioritas tetap buat adeknya ya. kakaknya lebih banyak di makan aja. kakak bisa nenen untuk bantu ASI buat adeknya keluar, siapa tau bisa jadi lancar dan lebih banyak karena lebih sering dikosongkan

terima kasih bunda informasi nya 🤗

Pertanyaan Terkait

Pertanyaan populer

Artikel terkait