Support system tidak berhenti sampai melahirkan,kapanpun adalah perjuangan
Siapa bilang ketika anak sudah lahir,disitu anda lulus dalam berjuang sabagi mama baru? Tidak, semua belum berakhir!!! Berhati-hatilah,dan berjiwa besarlah ketika new mom telah dibawa pulang dari rumah sakit habis melahirkan. Karena akan banyak hal-hal yang akan menyinggung perasaan new mom, ada banyak opini dari orang lain yang sudah merasa melahirkan berkali-kali, dari orang dulu,dari ibu,dari mertua,dari tetangga. Waw itu semua bikin hati remuk, ya tahulah ... ketika seseorang itu hamil, melahirkan hingga senden (bahasa jawanya) akan lebih sensitif perasaannya. Ayo siapa disini yang punya unek-unek kalau melahirkan lebih pilih dirumah ibu kandung daripada sama mertua???☺️☝️... Yyyeee banyak ya kayaknya, eits kecuali yang sudah menetap dan punya rumah sendiri, so pasti pilih dirumah sendiri. Tapi biasanya yang harus tinggal bersama orang tua/mertua.. pasti galau ya kalau melahirkan. Ya itulah so many problem. flashback to Agustus 2017 Setelah beberapa hari menginap dirumahnya sakit, ntah apa masalah saya sampai harus rawat inap selama 2 malam setelah melahirkan, saya merasa baik-baik saja,memang sih saya lahir normal tapi jahitan kayak orang operasi,14 jahitan luar dalam. serem Ketika pukul 23:00 s/d 02:00 proses jahit menjahit selesei... ampun-ampun. Saya kesakitan saat dijahit, baby pun iku nangis,kemudian diam, sakit lagi saya dimarahi dokter lalu baby nangis lagi. Hebat banget anak bisa ngerasain ketika mamanya kesakitan, juga nggak terima ketika mamanya dimarahi dokternya. Luar biasa rasanya jadi mama baru, bahagianya. seorang bidan yang membantu persalinan juga tiba-tiba; bidan : halo dokter ... bisa kesini? ini mau menjahit kok saya kesulitan, bisa dibantu dok? dokter: kenapa? waduh saya masih pesan makanan Bu, baru dipesan. bidan: gimana lagi dok, tolong sebentar saja dokter: baik,tunggu ya 5menit. bidan : oke terimakasih Dokternya lapar,mau nggak mau pesanan ditinggal. Lima menit kemudian 2dokter laki-laki datang, tugas dilaksanakan hinggal jam 02:00 pagi. Semua beres tinggal istirahat, saya tidur terlentang,sudah pasti kaki agak kebuka dikit. Lalu ibu ikat kakiku... katanya biar rapet,baiklah saya nurut,lagian sudah nggak ada daya lagi, badan gemetar. Pagi-pagi jam 06:00 Bu bidan periksa keadaan saya. bidan: Lo Lo Lo ini kanapa diikat? ayo bangun, belajar bangun, kaki harus seperti biasa,jangan rapet" gtu! saya: oh nggak apa-apa ya Bu klo agak kebuka gni? bidan: iya nggak apa-apa memang harus gitu, biar jahitannya jadi seperti semula,nanti rapet terus kakinya malah lama sembuhnya, karena nggak cepat dibiasakan. oh iya makan nggak boleh nyirik Lo ya, ingat jahitan butuh nutrisi, kalau makan pilih-pilih,dan keringan jahitan nggak sembuh-sembuh ( Bu bidan sambil kasih tau ibuku) , soalnya ajaran orang dulu makan harus sama tahu goreng, sayur , lainnya nggak boleh. itu nggak benar. ibu dan saya: iya Bu, saya: Alhamdulillah saya nggak jadi orang dulu yang cuma boleh makan brambang goreng,tahu,sayur.(dalam hati, yes yes ) Setiba di rumah drama mulai terjadi, ya seperti yang saya uraikan diatas. banyak orang lihat anak,datang kerumah. Lain-lainnya sudah ada keterangan diatas, kaki harus rapet,g boleh nekuk meskipun sedikit saja. Alhamdulillah ibuku sudah sedikit paham, tapi tetannga repotnya minta ampun, lihatin suluruh tubuhku, terutama kakiku, daripada jadi ocehan, aku akting diam,lurus,mingkup. Jangan sampai kakiku diikat, itu loh masih dikoment, ya Allah cobaan ini. ditanya-tanya pakek korset nggak?,saya jawab apa adanya, nggak korset tapi gurito, jahitanku butuh aliran darah, jadi pilih yang nggak terlalu kenceng, sakit banget jahitanku kalau kenceng-kenceng. Langsung diam,ada juga yang tetep kekeh " buat bagus badane,perute, dikorset kenceng". Bodoh amat, saya butuh jahitanku cepet sembuh,toh sampai sekarang BB saya ideal. Suami lagi,dan suami lagi tempat mencurahkan semua ocehan mereka, memang sih niat mereka demi kebaikan ku, tapi teori nggak bisa buat kondisi saya begitu. Suami selalu bikin hati adem,dipeluk dengan memberikan support nya ke saya. Jujur badanku kaku semua,sakit setelah drama ku jalani ketika ada orang. Next time... ada seorang ibu dari 1 anak,statusnya adalah istri tetanggaku, kami nggak dekat dengan dia,cuma kenal, suatu malam kerumahku lihat baby yang kesekian kali, saya senang saja... yang bikin saya sakit hati dan membuat saya menangis, waktu saya dan orang lain lagi enjoy ngobrol tentang proses persalinanku dikamar, orang tersebut mondar mandir keluar masuk kamar lahatin saya, tadinya bilang : ayo kakie diselimuti kain jarik!!! saya : gerah aku ( padahal saya bajunya Uda sopan,sedengkul,dan dikamar nggak ada laki-laki). Dia: ndek mana jarikmu? saya : aku gerahhh( mulai nggak bisa nahan) Saya dengar,dia diluar kamar tanya keibuku cariin jarik kain buat kakiku. Ibuku sudah bilang kalau aku nggak mau, tiba-tiba, masuklah dia bawa jarik ditaruh kakiku .nggak tau dia blusukan keruang mana ( nggak sopan). saya : opo'o se? nggak suka aku ( saya lempar dan gerammmm) kenapa saya begitu? karena dia orang lain sudah maksa kehendak tuan rumah, padahal badanku gerah,panas. Saya nggak mau kalah donk, hati saya sudah sakit karena dipaksa orang lain dirumah sendiri. Maaf ya, sudah maklum kan bunda-bunda disini... gimana sensitif nya kita... manja iya, saya panggil suamiku nggak peduli ada orang atau tidak, dia nggak segan sama aku,ibuku,ya sudah saya panggil suamiku yang bukan orang asli desaku, sungkan nggak dia. Diruang tamu suamiku saya telfon. saya : hallo, tolong masuk kamar, aku benci dipaksa orang, apalagi aku nggak dekat dengan ini orang,saudara juga bukan,sahabat bukan, berani cari-cari barang meskipun itu buat aku.( air mata mengalir deras,nada tersedu") Datanglah suamiku, orang itu masih dikamarku. Ya sudah aku adalah bayinya suamiku, dielus" rambutku, aku nangis didekat suamiku..sambil bilang "aku dipaksa jarikan,aku panas,aku gerah, aku nahan dari tadi kok tetap dipaksa,emosi aku. Emosi dengan tangisan. Beberapa hari kemudian ada tetangga lagi main,dia komen cara jalanku : Lo kamu jalane kok wes enak ngunu, baru berapa hari nggak sakit ta jahitanmu? saya; Lo kan manut saran dokter,jadi ya cepat sembuhlah.( agak pamer gitu hahaha, pamer kalau aku bisa buktiin dengan nurut ahlinya hasilnya baik). Biar aja, soalnya yang ini juga sering nyinyir sama orang. Karena mitos dan cara orang dulu memang niatnya demi kebaikan kita, tapi kita harus pilih-pilih ya, yang nggak logis jangan turuti. Disisi lain seharusnya orang lain memahami bahwa mama baru melahirkan itu hatinya sensitif, mereka sudah alami sendiri Lo, harusnya bisa intropeksi diri. Selamat berbahagia bunda - bunda ?? #KarenaBundaBerharga
Read moreMenjelang kelahiran hingga diatas ranjang menjadi ibu baru
Satu minggu sebelum kelahiran sang buah hati tiba-tiba keluar flek darah sedikit bercampur lendir, langsung terkejut " hah mau lahiran kah?,tapi kok g ngrasain sakit ya ini perut?" (berkata dalam hati). Ya sudah lah saya tanya ke ibu, apa ini tanda mo melahirkan Bu?, yang anehnya ibu saya jawabnya nggak tahu, beliau bilang dulu ibu nggak kayak gitu, melahirkan 5 anak lancar gangsar,katanya nggak sakit ibu saya dulu, langsung kerasa, langsung lahir... subhanallah saya jadi ingin seperti ibu saya. Oke nggak lupa selalu cerita ke suami yang bekerja diluar kota. Suami sarankan ke bidan... setelah ke bidan katanya nggak apa-apa... ditunggu saja waktunya. Semakin deg-deg'an nich tiba" sudah 1 Minggu saja dari kejadian flek, keluar flek lagi... gugup nggak karuan... karena ibu saya juga bingung itu mau lahiran atau belum, pada santai semua dirumah,tambah g karuan juga kan saya, akhirnya ibu Carikan tukang ojek buat ke bidan... oke fine saya .asih kuat. sesampai di bidan... masih santai... tapi besoknya disuruh ke rumah sakit tempat saya kontrol setiap bulan, ada anjuran dokter juga soalnya... diminta melahirkan dirumah sakit karena dalam pengobatan sakit TBC. Keesokan paginya... karena suami bekerja jauh... akan pulang setelah dokter memberitahu bahwa saya mau melahirkan. Dengan teman sekolah sekaligus tetangga dialah yang mengantarkan saya ke rumah sakit, jauh juga sama kerabat,jadi seadanya orang yang membantu. Sesampainya di rumah sakit antri lama banget ,tapi saya nggak ngerasain apa-apa ya... aneh... sambil antri perasaan campur aduk. Giliran dipanggil dokter kandungan, oh my god dokternya laki juga. Saya dinyatakan buka 2, benar mau melahirkan, langsung tensi naik... ya Allah tegangnya minta ampun... disitulah saya diijinkan menelfon suami jarum jam menunjukkan angka 10:11. Lumayan baik sih dokternya.Pembukaan 2 saya masih harus disuruh ke poli paru untuk konsultasi dengan apa yang terbaik saya lahiran, Caesar atau dengan normal sudah baik-baik saja. Perjalanan kesana kemari ,bolak balik poli paru-poli kandungan sendiri, sebenarnya lemas sekali badanku karena deg-deg an. Meskipun didalam telfon suami sudah kasih support system yang bagus, suami minta teman saya nggak boleh pulang dulu sebelum suamiku datang, padahal status teman saya juga sudah berumah tangga. Ketika menghadap ke dokter paru saya konsultasi ; saya : dokter saya mau melahirkan,sudah buka 2, apa keadaan saya yang seperti ini sudah termasuk kuat kalau saya ingin lahiran normal? saya takut operasi dok . dokter: baik saya jelaskan ya, sebenarnya kalau ibu sendiri sudah nggak merasa sesak nafas lagi iya nggak papa lahir normal,baik keterangan ini silahkan dikasih ke dokter kandungan... nanti setelah melahirkan kontrol lagi tggl sekian. saya: terimakasih dok 3 menit sampai ke poli kandungan, dokter: bagaiman mbak? yakin sudah diijinkan lahir normal? saya: Alhamdulillah diijinkan dok dokter: yakin sudah g sesak lagi? gini Lo mbak,kalau lahir normal ditengah perjalanan mbaknya sesak... mohon maaf ... ibunya yang kalah,bukan baby nya. saya: " saya mati? nggak bisa lihat anakku" (merenung dan berkata dalam hati), saya yakin saya pasti bisa dok, saya takut Caesar. dokter: baiklah ... kami akan membantu persalinan dengan baik, tp nanti tolong ya kalau tiba-tiba sesak,bilang... kami langsung lakukan operasi. saya : waduh , iya dok. Didalam ruang persalinan banyak sekali yang mau melahirkan,rasa cemas dan bahagia bercampur .... disitu teman saya jadi wakilnya suami dan orang tua saya... mengurus lembaran-lembaran apalah itu. "nak kita tungguin ayah datang ya, jangan lahir dulu sebelum ayah datang!" ( ngobrol aja sama anak,sambil nunggu suami dan ibuku datang) . Jarum jam menunjukkan pukul 04.00 ... ye suami datang, ibu datang. saya masih kuat dan nggak ngerasain sakit, suami mlongo... katanya mau melahirkan tapi kok nggak gimana-gimana. suami : sayang ... katanya mau melahirkan,kok santae banget? saya: iya ini ... buka 2 , belum diperiksa lagi, nggak gimana-gimana kok rasae. suami: tapi nggak sesak kan? suaranya kok gitu banget,kayak sesak. bilango kalau emang sesak nafas, kita operasi. saya: nggak kok mas, aku nggak sesak cuma flu, kok gitu sih... bikin keyakinanku berkurang aja mas. memang mas sudah nggak yakin lagi kalau aku kuat dan pasti bisa? ( terus terang suami bilang gitu bikin saya down, dan saya tau kami nggak punya banyak uang buat operasi) suami: ya yakin tetap, ya sudah berdoa ya. Setelah magrib ada pemeriksaan buka berapa lagi,duh sakitnya ampun deh pas dilihat buka berapa. ternyata dari jam 10 pagi sampai jam 18.00 masih buka 3. Semakin cemas, dan dokter putuskan saya dirangsang dengan infus. Disitulah perjuangan saya mulai... suami dimintai rangsangan juga saya nggak mempan. yang masuk cuma boleh satu orang, jadi tetap suami lah yang nemani saya berjuang. Ya Allah ya Tuhanku, sakit mulai terasa, luar biasa sakitnya nggak bisa saya tuliskan ... cuma bisa nangis,dan remas-remas tangan suami, lama sekali saya dirangsang,habis 2. Ntahlah ditengah perjalanan itu suami selalu berbisik ke saya,agar kuat,pasti bisa,berdo'a, istighfar... itu yang dibisikkan ke saya. Tubuh mulai tak terkontrol, saya lihat suami penuh kwatir,dan keringat yang bercucuran, rasanya MasyaAllah. Ketika anak mengajak mengejan, dokter nglarang saya, saya nggak bisa jelaskan kalau ini anak saya yang ngajak . Bagaimana nggak bingung ya, mengejan bukan kemauan saya sendiri... tapi baby nya... mana bisa saya tahan, suami pasti juga nggak paham dengan itu, nggak bisa bantu bilang ke dokter, sambil lihatin suami,sambil mengeram"... saya cuma bisa berkata dalam hati. Sempat saya putus asa ditengah perjalanan, saya lemas terkulai, nggak mampu berkata lebih, saya cuma bilang ke suami : mas ,aku gimana,aku nggak kuat lagi,? mata saya penuh tatapan kosong... dan nggak ada daya lagi. suami: sayang, ayo buktikan pasti bisa dan kuat, ayo lah sedikit lagi, ayo siapa yang selau bilang yakin kuat dan bisa ( suami berkata sambil pegang kepala dan tangan saya, kelihatan nya seperti mau nangis). Karena itu ,saya kumpulkan tenaga lagi, saya kuat-kuatkan, Alhamdulillah brollllll.... lega rasanya. Anakku lahir dengan selamat,sehat pada jarum jam menunjukan 22.40 pada bulan Agustus 2017, dengan berat badan 3.250gram. Ibunya mengidap TBC. Anakku tercinta, penolong yang suci, membawa kebaikan untuk ayah bundanya dan orang sekitarnya, banyak yang sayang pula. Suamiku memberi nama anakku "Salvatera" . perjuangannya seorang bunda masih berlanjut diranjang baby setelah lahir. #KarenaBundaBerharga
Read moreKeputusan hamil saat mengidap TBC
Antara keinginan hamil dan kondisi buruk yang sedang saya alami ketika baru menjadi seorang istri dari suami yang sangat tulus menerima apapun keadaan saya, karena kebetulan sakit yang saya derita sebelum mengenal suami. Saya menikah tahun 2016 September, namun ketika itu saya sudah lumayan sehat dari luarnya,tapi belum pernah dinyatakan sembuh dari dokter spesialis paru. Terus terang dibulan kedua saya menikah hati beratanya-tanya " kok saya belum hamil juga ya?", hahahha saking pengennya punya baby,lalu saya meminta kesuami bahwa saya ingin banget segera hamil...dan positif thinking saja lah aku " aku yakin ,aku sudah sehat". Tapi suami adalah seseorang yang paling memahami saya, suami menunda kehamilan saya karena ingin saya sembuh total dulu. Saya nggak sabar ya.... akhirnya diturutin sama suami... dan akhirnya 2017 Januari saya telat datang bulan. Alhamdulillah ya Allah saya hamil 2 bulan. Hari-hari setalah periksa dari dokter mulai ni bawaan hamilnya, pusing,mual,muntah,lemas,batuk,demam. Ihh banyak banget. Waktu itu memang saya dan suami bekerja, mulai bolos lah saya ...nggak kuat apa-apa, suami mulai gelisah melihat keadaan saya, bingung ketika saya sendiri dikos pas ditinggal kerja. Beberapa hari nggak masuk kerja, nggak enak sama bos, akhirnya tetap nekat masuk meskipun dikerjaan seperti orang mabuk,muntah,tidur. Lama-lama saya putuskan keluar kerja atas ijin suami juga. Hari-hari setelah keluar kerja, apa-apa suami, jadi rutinitas sebelum suami kerja selalu rebus air mandi buat saya, padahal disurabaya itu panas ya... tapi kalau hamil itu ada aja macemnya, nggak bisa mndi air dingin. Alhamdulillah suami selalu sabar,pengertian,dan support system yang istimewa ?. Bangun tidur pagi saja pernah kerena ditinggal kerja shift pagi sama suami,bangunku siang...saya nggak makan kalau nggak dibeliin adik, kebetulan ada adik dikos sebelah,adik kerja juga,saya juga nggak mandi,nggak gosok gigi,nggak sisiran, kenapa? semua itu akan saya lakukan ketika adik saya pulang kerja dan masuk kekamar kos saya. Padahal kamar mandi juga sebelahan... Iya itulah adik kandung saya juga menjadi support system saya. Next ... keadaan semakin memburuk, saya semakin nggak bisa sendirian,muntah terus, nggak bisa kemana-mana sendiri... karena nggak kuat lagi jalan,minta pulanglah saya kekampung rumah orang tua. Alhamdulillah atas ijin suami juga, sebenarnya berat harus Long distance relationship ?,berat sekali... pada dasarnya saya manja, baby kelihatannya juga manja sama ayahnya. Semua kelar, harus pulang karena badan ini nggak mampu apa-apa sendiri. Yeee sudah dikampung ini... apa saja yang saya lalui... terus dan terus semakin memburuk, bukannya tambah baik ya Allah,dibulan ketiga demam ini terus,batuk semakin hebat selama berbulan-bulan,badan bukan tambah gemuk,tapi nyaris tulang dan kulit... hamil beberapa bulan Berat badan 45 terus,dalam hati "anakku semoga berat badanmu normal sayang, kamu harus kuat,meski mama seperti ini",tangis air mata setiap hari terus membasahi pipi. Dengan keluarga dirumah,ibu,bapak,adik semua saya bikin repot setiap saat, manja juga ke keluarga. Karena saya ingat riwayat TBC saya, oke lah saya minta suami pulang waktu libur, dan pergi ke dokter spesialis paru, ingin tau bagaimana paru-paru saya. Ya Allah ya Robb, saya masih terkena TBC yang dulu saya abaikan,sekarang saya berjuang untuk keselamatan 2 nyawa yang sangat dicintai suami dan keluarga. Suami selalu memberikan dukungan yang luar biasa, memberikan,mengajak untuk tanamkan keyakinan dalam hati saya bahwa saya dan calon anak akan lahir sehat,dan selamat dua-duanya. So... hamil saya konsumsi obat paru selama 6bulan, nggak ngerti bagaimana jadinya anakku,tapi berkat yakin semua kujalani saja. Dibulan ke4 ... saya nunggu " ayo aku sehat,aku nggak mual,aku nggak muntah,aku bisa jalan cepat,". Yacch semua belum berakhir, bulan ke 5& dan ada hal baru yang terjadi, kapanpun,dimanapun bisa saja tiba-tiba kedinginan menggigil,nggak bisa ambil selimut sendiri, lalu 30 menit kudian dingin berubah jadi demam hebat,30 menit keringat mengalir seperti mandi,baju sampai basah seperti disiram air. Cobaan hamil apalagi ini, setiap saat nelfon suami, diberi dukungan lewat telfon, ntah suami ketika kerja atau apalah, karena istri dikampung bentar-bentar darurat,seperti itu terjadi 2bulan,setiap pagi didepan rumah cari matahari, selalu saja tetangga kalau lewat lihat saya nggak tega, semua pada kasian dan bilangnya sih waktu saya hamil dalam hatinya bilang " apa bisa melahirkan normal,sedangkan kurus kering,jalan nggak mampu sendiri". Iya benar saya nggak bisa jalan,kaki bengkak,sakit,kram. Maaf ya, sampai BAK,BAB,mandi harus duduk bangku tinggi ... kalau saya duduk dibawah dibantu,berdiri juga dibantu. Subhanallah luar biasa perjuangan seorang ibu. Saya sembuh dari keluhan hamil di bulan ke 8, Alhamdulillah ada niatan suami kalau saya sembuh diajak pulang kerumah suami mau nyekar almarhum ibu,bapak mertua, dan kakak ipar punya niatan pesta untuk pernikahan kami yang di tahun 2016 cuma ijab qobul. fotopun bertiga sama suami dan adik kandungku yang jadi support system selain keluarga dikampung. Hajatan deh...? #KarenaBundaBerharga
Read more