Menikah itu apa?
Salam kenal bunda. Saya dan suami sudah menikah 4tahun, alhamdulillah sedang hamil 16minggu. Bunda, saya benar-benar bingung menikah itu artinya apa. Karena yang saya baca di aplikasi ini, bunda dan suami bisa sangat bahagia. Beda sekali dengan kehidupan pernikahan saya. Saya dan suami saat ini hidup berdua saja, ngontrak. Sudah 2tahun kami hidup ngontrak. Kalau dibilang saya kurang bersyukur, saya sudah lebih dari bersyukur. Kau dibilang saya tidak ikhlas dalam menjalani rumah tangga, mungkin saya sudah lossdoll bukan ikhlas lagi. 1. Awal menikah kami tinggal dirumah orangtua saya selama 2bulan. Saya anak tunggal, sebelum menikah suami setuju untuk tinggal dirumah pemberian ortu saya dan merawat beliau karena rumahnya deketan. Tapi suami marah dengan saya dan orangtua saya karena saya menolak untuk menjual sawah warisan dari orang tua saya. Baru 2bulan menikah, suami sudah minta saya menjual sawah dengan alasan dia tidak mau mengandalkan harta orangtua. Dia minta sawah dijual lalu uang ya diwakafkan. Saya tidak setuju dan memilih mengembalikan sawah kepada orangtua saya. Suami marah dan mengajak saya 'minggat' dari rumah orangtua saya. Bahkan 4tahun menikah, cuma 2bulan itu suami menginap dirumah ortu saya. Selebihnya dia hanya mengantar dan menjemput saya di gang kalau saya rindu dengan orangtua saya. 2. Waktu almarhum ayah saya sakit, saya dilarang keras untuk menjenguk kerumah sakit. Katanya sebagai istri saya harus menurut kan? Ya, saya menurut. Sampai akhirnya ayah saya meninggal, bahkan saya tidak mencium beliau untuk terakhir kalinya. Datang melayat tidak lebih dari 15menit. Setelahnya menantang saya : kalau kamu masih mau disini, berarti kamu sudah tidak ingin menjadi istri saya lagi. Saya ikut pulang suami saya. Meninggalkan ibu saya dalam kesedihan dan kesendirian. Ya Allah betapa durhakanya saya. 3. Dalam setiap pengambilan keputusan, saya tidak pernah dilibatkan. Mau tinggal dimana, ngontrak dimana, beli rumah dimana. Saya tidak punya suara. Apa memang dalam rumah tangga seperti itu bun? Kadang saya menolak untuk tinggal ditempat yang dia inginkan karena saya tidak cocok. Tapi jawaban apa yang saya dapat? Ya, selalu sama : aku cari istri yang mau nurut, kalau kamu gabisa nurut yasudah kamu ikut orangtuamu saya. Apakah seperti itu sudah benar sikapnya sebagai suami bun? 4. Saya kehilangan diri saya. Yang saya tahu hanya nurut dan nurut. Saya gasuka ngobrol hal penting dengan suami saya, karena pasti akhirnya akan ribut karena dia gasuka saya menyampaikan pendapat saya. Entah apa yang ada dipikirannya, satu kata yang saya ucapkan saat sedang diskusi pasti dianggap sangkalan dan menolak idenya. Tapi saya takut kalau selama ini saya salah jalan. 5. Saya jadi tidak kenal dengan keluarga saya sendiri. Suami apalagi, dia bilang tidak masalag kalau tidak kenal dengan keluarga saya. Apakah saya sakit hati? Sanngat sakit bun. Suami hanya memaksa saya dekat dengan keluarganya. Tanpa memikirkan perasaan saya. Kadang ada perasaan iri, saya tidak bisa bertemu keponakan dan memanjakan mereka. 6. Saya sudah berniat pergi, karena setiap kali saya ikut berpendapat pasti saya disuruh pulang kerumah orangtua saya. Katanya suami memilih hidup sendiri drpd disangkal. Tp saya lagi hamil. Tolong beri saya saran. Apakah saya sudah benar sebagai istri? Apakah saya harus bertahan? Apakah saya harus menyudahi?



