Ria Tridasa profile icon
PlatinumPlatinum

Ria Tridasa, Indonesia

Anggota VIP

About Ria Tridasa

Happy Wife and Mom | @ria_tridasa

My Orders
Posts(7)
Replies(23)
Articles(0)

Suamiku Pahlawanku

Masih terngiang jelas dalam ingatanku, saat- saat dimana aku merasa menjadi ibu yang tidak berguna. Itu adalah masa-masa tersulit, bisa dikatakan itu titik terendahku sebagai seorang ibu. Semua berawal dari kecelakaan beruntun yang keluarga kecil kami alami. Mobil yang kami kendarai tiba-tiba saja BRAKK dihantam truk dari depan. Tidak hanya keluarga kami yang menjadi korban, ada 3 pengendara motor yang terlibat insiden itu, 2 meninggal dan 1 langsung dilarikan ke rumah sakit. Kejadianya cepat sekali dan membuatku sangat syok, si kecil yang baru berusia beberapa bulan saat itu terlepas dari pangkuanku dan terlempar sampai di bawah dashboard mobil. Ya Allah ingin aku segera meraihnya tapi tanganku tidak bisa bergerak. Untungnya suamiku tidak mengalami cidera yang serius sehingga bisa langsung menolong kami berdua. Alhamdulillah si kecil juga tidak mengalami luka sama sekali dan kami masih diberi keselamatan meski mobil kami ringsek. Akibat kecelakaan itu bahuku patah. Tanganku harus terus ditopang sampai 6bulan lamanya. Jujur saat itu aku sedih sekali, bukan karena sakit tapi karena memikirkan bayiku yang masih full ASI ekslusif, bagaimana aku bisa menyusui dan merawatnya jika kondisiku seperti itu. Rasanya sedih, binggung dan cemas bergolak menjadi satu. Aku yang sebelumnya bisa langsung mendekap, mengendong,mengASIhi, dan merawat si kecil tiba-tiba tidak bisa berbuat apa-apa. Beruntungnya di saat aku down ada suami yang terus menguatkan. Dia bilang aku ga sendirian, kita lalui ini sama-sama. Dia pun memilih resign agar bisa fokus membantuku dan merawat si kecil di rumah karena kami tinggal jauh dari keluarga. Dengan siaga siang dan malam dia membantu menopang badan si kecil saat mau menyusu padaku sampai lulus ASI eksklusif. Selama 6 bulan itu pula aku sangat bergantung padanya karena kedua tanganku masih harus ditopang, tapi suami sama sekali tidak pernah mengeluh. Dia selalu menyemangatiku, merawatku dan si kecil dengan telaten dan penuh kesabaran. Momen yang sulit memang, tapi bersamanya aku bisa melalui itu semua. Terimakasih banyak ya sayang, terimakasih banyak karena kau selalu ada untuk kami. Terimakasih karena kau selalu melukis senyum di wajahku setiap hari dan memastikan setiap incinya adalah kebahagiaan. Aku tahu apa yang kau lalui tidaklah mudah. Bagiku kau lebih dari seorang suami, kau adalah pahlawanku ❤️❤️❤️ #KarenaBundaBerharga

Read more
Suamiku Pahlawanku
 profile icon
Write a reply

Drama Pertama MengASIhi

Ini adalah ceritaku saat pertama kali menyusui jagoan kecilku Naufal. Berbeda dengan harapanku yang ingin sekali langsung IMD setelah bayiku lahir, ternyata di klinik dr. obsgyn tempatku melahirkan Naufal, setelah lahir bayi langsung dipisahkan dari ibu dan baru bertemu saat urusan jahit menjahit rapi dan selesai. Waktu itu Naufal lahir jam 4 pagi dan sampai pulang ke rumah siangnya ASIku belum juga keluar. Drama pun dimulai saat banyak kerabat yang berkunjung, menanyakan kenapa ko bayinya nangis terus? ASInya sedikit ya? Ko belum keluar ASInya? Di keluarga sebelumnya langsung pada lancar semua asinya habis lahiran, bahkan sudah keluar asinya sebelum lahiran dan bla bla.. Jujur pertanyaan pertanyaan itu membuatku sangat kepikiran. Rasa khawatir dan cemas campur aduk jadi satu. Sampai hari kedua pun belum ada tanda tanda juga ASI keluar. Segala upaya sudah kulakukan dari minum jamu, pijat oksitoksin, makan sayur, buah, sampai susu. Naufal juga setiap kali menyusu di puting selalu nangis. Belum lagi mertua dan terutama orang tuaku sendiri yang nyuruh Naufal dikasih susu formula saja karena kasihan kalau kelaparan. Padahal dari hasil baca literasi dan keterangan dari dr. Obgynku semasa hamil aku sudah diberitahu bahwa bayi baru lahir bisa bertahan hingga 72jam tanpa asupan makanan karena dia masih memiliki cadangan makanan dalam tubuhnya. Jujur ketegaranku saat itu mulai goyah, apalagi saat mendengar Naufal nangis terus. Aku pun akhirnya malah jadi ikutan nangis, melow dan merasa jadi ibu yang tidak berguna. Untunglah di saat aku mau menyerah ada suami yang terus kasih semangat. Dia yang selalu meyakinkan bahwa ASIku pasti keluar. Suami bilang akunya harus hepi biar ASInya lancar, dengan semangat dia rutin pijat oksi, bikinin aku susu, gendong dan nenangin naufal waktu nangis,nyuruh aku buat banyak istirahat, manggilin tukang pijit langanan kerumah, sampai jelasin ke orangtua buat stop nyuruh dan maksa ngasih sufor, sabar nunggu sampe hari ke3 biar akunya ga makin stres. Pagi siang malam dengan telaten dia selalu nemenin sambil meluk, mijitin atau ngelus pungungku saat aku berusaha menyusui naufal.Dan akhirnya di hari ketiga saat sore hari alhamdulillah ASIku keluar. Lega dan bahagia sekali rasanya ?? aku juga sangat bersyukur sekali karena memiliki suami yang sangat mengerti dan peduli. Bagi ibu-ibu di luaran sana yang ASInya belum keluar di hari pertama, kedua, ketiga pokoknya harus terus semangat,jangan menyerah dan putus asa. Yang penting selalu berfikir positif dan memotivasi diri bahwa kita pasti bisa mengASIhi sikecil ❤️ #KarenaBundaBerharga

Read more
 profile icon
Write a reply