Bersabar. Allah Maha Tahu yang terbaik🌻
Hai bund, mau sharing mohon tanggapannya yah,😊. Suamiku memiliki dua kepribadian. Sangat penyayang padaku dan anakku, ketika hatinya tenang, moodnya baik. Dan akan berubah menjadi kasar, saat sesuatu tak sesuai inginnya, ia tak enggan untuk memaki, bahkan menyerang fisikku. Ketika itu terjadi, hati ini sakit sekali, ingin berakhir saja. Tapi saat ia sudah kembali tenang, pikiran buruk tadi hilang seketika, karena aku memang sangat menyayangi keluargaku. Suatu hari, anak kami (1 th) jatuh dari ranjang saat bermain. Kami sangat panik, begitu juga ibuku. Syukurlah, ia baik2 saja setelah dibawa pijat bayi dan ke dokter anak. Ibuku mengusulkan agar sementara ia saja yang mengurus anak kami, karena kami bekerja setiap hari. Tak disangka, respon suamiku berlebihan. Ia menganggap ibuku ikut campur rumah tangga kita, dan ia berkata kasar kepadanya. Ya Allah, sakit sekali setiap mengingatnya, melihat raut wajah ibu.. sangat perih hatiku. Ia hanyalah seorang nenek yang ingin membantu merawat cucunya. Sejak hari itu, ibuku berbeda dari biasanya. Dua hari kemudian, kami mengunjunginya, bawa oleh2. Seperti yang kuduga, ia berbeda. Aku mengerti perasaan wanita. Seperti masih ada luka yang belum kering, bercampur rasa kecewa. Akhirnya, ibuku angkat bicara saat berdua denganku didapur. Ia berkata, tidak menyangka menantunya adalah org yg seperti itu. Jauh dari yang selama ini ia lihat. Dan ia sendiri menyangka bahwa selama ini rumah tangga kami tidak baik2 saja. Ibuku sangat khawatir putrinya dikasari. Sudah ku katakan aku baik saja, tapi ia seperti melihat kebohongan dimataku. Dan ia berpesan, bersabarlah.. jika suatu saat nanti kau benar2 tak bisa menahannya, kembalilah pada ibu. Hatiku tak karuan.. Suamiku ternyata juga merasakan bahwa ibuku sikapnya berbeda, tak sehangat biasanya, katanya. Dan ia bilang padaku, bahwa ia merasa tidak melakukan apa2 padanya. Aku juga tak berani menyalahkannya, karena ku sudah hafal apa yang akan terjadi, ia akan menggaparku karena tak terima. Suamiku, anti disalahkan. Aku ingin rumah tangga ini harmonis, damai dan tentram. Ia aku tau ini adalah ujian rumah tanggaku. Tapi, Ya Allah.. betapa sulitnya memiliki suami yang keras dan kasar. Hanya bisa bersabar. إنّ الله مع الصّابرين Semoga kesakitan ini, menjadi pelebur dosa2ku dimasa lalu. Bunda2 disini, adakah yang memiliki suami kasar namun enggan berpisah? Lalu bagaimana menghadapinya bunda? Semoga cerita bunda bisa menjadi penguat saya, dan bunda2 yang lainnya😊