Bagaimana jika selama menjalani pernikahan selalu dibumbui dengan kebohongan?
Bertahan hanya demi cinta satu sisi dan ego yang sia-sia.
Berharap sang pangeran berubah bak raja yang memanjakan permaisurinya.
Sebenarnya bukannya aku tidak pernah dimanja.
Aku selalu dimanja, dia cukup loyal masalah uang denganku.
Tapi masalahnya sudah sejak lama kepercayaanku hilang padanya.
Dan aku sendiri pun bingung bagaimana menyembunyikan kekecewaanku padanya.
Sengaja aku terlihat baik-baik saja untuknya , karna aku menghargai jerih payahnya menafkahi.
Meski dia tidak pernah terbuka padaku soal keuangannya, soal pendapatannya.
Ah , aku tidak ingin membahas soal uang..
Yang ingin kutuangkan disini adalah... Perasaanku yang terpendam..
Dia tidak pernah jujur padaku semenjak hari itu, seolah dia pandai bersandiwara.
Ya , meski dia selalu bilang bahwa dia mencintaiku, tapi sebenarnya dia tidak begitu.
Hanya diawal dia tampakkan kesan manis untukku, yang kemudian aku terbuai dan bertambah cintaku padanya.
Tapi tiba-tiba setelah sebulan kita tak bersama kala itu, dia bermain api dibelakangku, dia mulai memainkan discordnya.
Yang kupikir kala itu dia selalu menelfonku karna rindu, sebenarnya dia hanya memastikan bahwa aku tidak curiga.
Benar-benar manis. Dia memang pandai bermain dibelakangku, dan pandai menjaga sikap seolah tak ada yang terjadi. Seolah dia menerimaku, mendukungku, tapi sebenarnya hanyalah rasa iba padaku.
Cintanya telah hilang untukku semenjak discord itu terhubung di ponselnya.
Lelah hati aku berharap pada egoku sendiri, mencoba mengalihkan segala pandangan buruk tentangnya, tapi nyatanya selalu dia lakukan.
Kata-kataku tak lagi didengar olehnya. Hanya beberapa saat saja dia dengar. Kemudian terulang lagi.
Seolah aku ini dianggapnya bodoh, tidak akan tau permainan busuknya.
Huh, dia memang benar benar meremehkanku.
Chat mesra dengan perempuan yang dipanggilnya sayang dan mama itu dia anggap bercanda.
Hahaha sebercanda itukah pernikahan ini baginya?
Aku tak habis pikir setan apa yang menghinggapi hatinya.
Luka setelah melahirkan saja belum pulih sudah datang penyakit yang menghancurkan seluruh tubuhku.
Ya, gara gara itu aku jadi malas mengurus diriku karna kupikir dia tidak pernah mencintaiku, asiku sedikit karna tak pernah merasa dihargai, pikiranku kacau karna baby blues.
Sungguh aku benar benar hancur dibuatnya.
Kini aku tanamkan dalam diriku, bukan untuk main main.
Sudah hampir setahun kita bersama.
Dan, kita tidak benar benar saling mengenal.
Bodohnya aku, begitu mudah percaya padamu dahulu.
Toh semua sudah jalanNya. Ada jodoh yang sampai syurga, namun ada juga yang mampir hanya sebagai ujian kemudian digantikan jodoh yang lain
Aku tak tau masa depanku seperti apa.
Semoga akan menjadi baik bersama anak cantikku yang lucu yang kuharap kelak dia jadi anak shaliha.
Aku tidak mengharapkan apa apa lagi dari pernikahanku kali ini, cukup jalani saja. Peduli secukupnya.
Mungkin aku yang harus bekerja sedikit lebih keras menekan perasaan kecewaku.
Bukannya aku tak punya salah padanya, ada salahku yang entah apa dipikirannya. Dia tak pernah jujur tentang perasaannya padaku jadi mana aku tahu.
Jadi sekarang, cukup kuikuti saja.
Jika dia mau jadi baik maka akan kutemani, jika dia kembali lagi tampaknya sudah sulit untuk ku menerimanya dalam hidupku.
Jangan pikir enteng, dulu aku meninggalkan studiku hanya untuk bersamanya. Aku bisa bebas lepas bahagia bersama sahabat-sahabatku. Kini aku hanya seperti kelinci dalam sangkar yang cukup diberi makan ketika lapar.
Tidak ada cinta yang tulus untukku selama ini.
Terimakasih.
Semoga kita menjadi lebih baik.
Dan maafkan aku. Bukan aku tak mencintaimu selama ini. Aku cinta, sangat cinta, tapi kau selalu menghancurkan harapan harapanku. Jadi yang ada sekarang hanyalah kecewa.
Dan asal kau tau setia itu mahal. Kau harusnya hargai aku seperti aku menghargaimu tanpa tapi.
Jangan egois diatas penderitaanku lagi.
Anonymous