Triyana profile icon
PlatinumPlatinum

Triyana, Indonesia

Kontributor

About Triyana

Sekarang sudah jadi ibu..

My Orders
Posts(52)
Replies(36)
Articles(0)

Dari flek, pendarahan, kontraksi, sampai akhirnya keguguran.

Tgl 16 kemarin habis dari bidan saya rebahan sambil main hp, sempat ngerasa keram perut yg kaya biasanya juga dan mulai ngerasa “basah” pas dicek ternyata flek coklat, awalnya panik dan bingung mau ngasih tau suami gimana. Pas dikasih tau suami bilang istirahat aja dulu. Tgl 17 masih flek dan mulai worry bgt sama janinnya, mulai chat bidan, tanya sana sini, searching google. Tapi hasilnya kurang memuaskan dan masih worry bgt. Akhirnya suami lgsg ajak usg sore itu. Hasilnya?? Kata dokter kantung kehamilanku kosong, padahal usia kehamilan waktu itu pas 10 minggu. Trus dokter bilang kalau dalam waktu 2 minggu masih kosong juga berarti harus di kuret. Dokter juga ngasih obat penguat janin. Sampai rumah aku nangis, sedih bgt. Kehamilan pertamaku kenapa harus begini. Diantara tangisan dan kekecewaanku aku masih berharap ada hasil ygterbaik dalam waktu 2 minggu kedepan. Malamnya, sesudah makan aku minum obat penguat janin dari dokter. Sambil berharap semoga semuanya baik baik saja. Besok paginya tgl 18 , aku pendarahan. Beberapa saat sesudah pendarahan aku mengalami kontraksi rahim tiap 5 menit sekali. Rasa sakit itu aku masih ingat, awalnya masih bisa ku tahan. Sampai siangnya aku sudah menangis sejadi2nya karna tak kuat menahan sakit itu lagi. Aku melihat wajah suami yg bingung mau berbuat apa krna posisi waktu itu tabungan kami habis untuk usg dan menebus obat penguat janin. Pagi, siang, sore, sampai malam aku menahan kontraksi yg makin lama makin sakit. Istighfar, sholawat, dzikir, berdoa, ku lakukan berharap sakit itu berkurang atau bahkan berhenti. Malam itu juga aku dibawa mertua kerumah sakit, sepanjang perjalanan aku hanya menangis menahan kontraksi rahim yg luar biasa sakit. Sampai dirumah sakit perawat bilang aku sudah pembukaan satu, di usia kehamilan 10 minggu. Aku disarankan utk kuret malam itu juga. Suami menangis karna tak sanggup melihat perawat membawa gunting, suntikan, jarum dll. Katanya tak bisa membayangkan kalau aku merasakan itu semua. Setelah di infus kurang lebih satu jam kontraksi rahim itu mulai berkurang. Aku dipindah keruangan bersalin. Singkat cerita, jam 1.50 malam aku pendarahan lagi, aku meminta suami masuk bersamaku ke wc karna aku sudah kekurangan tenaga untuk berjalan. Di dalam, yg keluar bukan hanya darah. Tapi juga segumpal darah. Suami menangis melihatnya. Singkat cerita lagi. Dokter bilang aku sudah ga perlu di kuret, cuma di kasih obat untuk mmbersihkan sisa. Dan diminta cek up lagi setelah obat habis. Mohon doanya utk aku dan suami. Tentang menerima semua ini, kami sudah ikhlas. Semoga aku cepat sembuh dan bisa sehat kembali, krna tak tega melihat suami melakukan peran ganda dirumah dan rela tak bekerja demi aku.

Read more
Dari flek, pendarahan, kontraksi, sampai akhirnya keguguran.
undefined profile icon
Write a reply