Cerita Cita-cita Masa Kecil Parents
Zaman kanak-kanak dulu, saat aku beserta para sepupu bermain memperagakan apa yang dicita-citakan, aku dengan semangat menjadi seorang guru TK. Esok harinya saat kami mempermainkan permainan yang sama, aku akan berubah menjadi seorang ilmuwan. Bagiku, seorang ilmuwan itu adalah sosok yang sangat pintar. Namun, para kakak-kakakku malah membohongiku dengan kalimat, "Jika kamu ingin menjadi ilmuwan, persyaratannya kamu harus berjalan kaki ke sebuah tempat yang jaraknya berkilo-kilo meter." Aku terkejut. "Masak iya?" Pikirku. Jika diingat-ingat betapa bodohnya aku yang langsung membuang cita-cita tersebut. Tahun 2010-2016 aku tempuh pendidikan MTs-SMK jurusan TKJ di Pesantren. Hingga akhirnya, aku bercita-cita ingin menjadi pendakwah islam. Saat teman-teman berkata, "Kalau kamu mau jadi pendakwah, seharusnya kamu masuk MA bukan SMK jur TKJ." Dengan spontan aku jawab, "Sekarang zaman sudah modern. Semua sudah menggunakan teknologi. Jika islam tidak ikut dikembangkan dengan teknologi, maka bisa jadi islam akan tertinggal." 3 tahun setelah lulus dari pesantren, aku memilih untuk tidak berkuliah. Dikarenakan kurangnya biaya. Akhirnya, seorang KepSek TK memintaku untuk menjadi guru agama di TK tersebut meski tanpa dengan titel sarjana. Pikirku, nyatanya doa cita-cita pertamaku terkabulkan & aku yakin ini juga berkat barokah pesantren. Kini, aku sudah menjadi seorang ibu dari 1 anak. Dengan tetapnya aku menjadi pendidik di TK, aku sedikit bisa melihat karakter anak-anak dari didikan orang tua mereka masing-masing. Hingga aku juga bisa belajar untuk mendidik anakku, agar bisa menjadi anak yang baik dari segi moral & etika. #Cita-citaTAP 😊
Read more