Fee profile icon
PlatinumPlatinum

Fee, Indonesia

Anggota VIPKontributor

About Fee

pondrafee.com | Lactating Working Mama | Fully Vaccinated

My Orders
Posts(29)
Replies(35932)
Articles(0)

Menyusui ialah Tanggung Jawab Publik (Wawancara dengan DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum.)

Merayakan Pekan Menyusui Dunia (PMD/World Breastfeeding Week), saya ingin share tulisan bagus ini, supaya bisa sama-sama kita renungi sebagai orang tua, terutama sebagai ibu. Selamat membaca 😊 ******* ❓ Bagaimana Anda melihat praktik pemberian ASI di Indonesia saat ini? ⭕ Pemahaman calon ibu dan orangtua masih sangat minim soal menyusui. Menyusui pada manusia itu dibutuhkan edukasi, tidak otomatis, apalagi ‘berdasarkan insting.’ ❓Apa saja yang perlu diketahui secara spesifik oleh calon orangtua, dan orangtua yang masih harus berkewajiban memberi ASI eksklusif? ⭕ Keberlangsungan menyusui anak dipengaruhi seberapa jauh komitmen ibu dan pendukung di sekelilingnya. Tidak terpengaruh dari sosial ekonomi maupun pendidikan. Banyak keluarga dengan ekonomi pas-pasan justru tidak percaya diri, ASI ialah yang terbaik. Amat menyedihkan saat terjadi masalah dalam menyusui (pelekatan tidak baik, bayi tongue tie, dan ibu kembali bekerja) dengan mudahnya sufor (susu formula) jadi pilihan. Orangtua banting tulang demi sufor yang mahal dan justru memberi intoleransi laktosa pada bayinya: mahal, mencret, dan mudah terserang penyakit- ini masalah besar pada bayi-bayi dengan sufor. Hal yang sama terjadi pada keluarga mapan dan kaya, yang lebih punya akses keleluasaan memberi susu formula lebih mahal dan ‘berteknologi tinggi’. Tapi bukan berarti lebih baik. ASI ialah satu-satunya yang terbaik, paling sempurna, dan paling aman bagi bayi. ❓Faktor apa yang menyebabkan ibu menyusui tidak tuntas hingga dua tahun memberikan ASI? 1️⃣ Pertama, inisiasi menyusu dini (IMD) yang tidak dijalankan menjadi peluang kegagalan menyusui sebab ibu tidak belajar perlekatan yang benar pertama kalinya dan bayi kehilangan kemampuan stimulasi oromotor pertama kalinya secara benar. 2️⃣ Kedua, miskinnya pengetahuan ibu dan ayah serta keluarga yang tinggal serumah (nenek terutama), tentang bagaimana ASI dibentuk dan kebutuhan bayi akan ASI pada hari-hari pertamanya. 3️⃣ Ketiga, nakes dan RS yang tidak pro-ASI dan mengizinkan promosi sufor yang tidak etis. 4️⃣ Keempat, perkenalan bayi dengan dot. Dot membuat bayi tidak berupaya menyusu secara aktif karena lubang dot membuat susu mengalir deras. Sementara itu, menyusu pada payudara membuat bayi harus berupaya ‘mengenyot’ dan menstimulasi kemampuan oromotornya. 5️⃣ Kelima, tekanan sosial. Ibu-ibu muda cenderung terintimidasi lingkungan, medsos, keluarga besar, bahkan iklan. Yang diam-diam melecehkan ASI dan memberi klaim berlebihan tentang sufor, termasuk iming-iming anak gembul sehingga krisis rasa percaya diri semakin mematahkan komitmen menyusui. 6️⃣ Keenam, promosi silang. Perusahaan sufor juga punya celah masuk dengan mempromosikan jenis-jenis susu lainnya: susu hamil, susu ibu menyusui, dan susu pertumbuhan, yang akhirnya menekan ibu untuk memberi sufor pada usia ASI eksklusif dan di bawah dua tahun. 7️⃣ Ketujuh, minimnya literasi petinggi dan pejabat tentang kode pemasaran sufor dan promosi silang sehingga dengan mudah menjalin kerja sama dengan produsen yang kelihatannya tidak secara langsung berjualan sufor, tapi berafiliasi dengan produk setara. 8️⃣ Kedelapan, pemengaruh (influencer), selebritis, dan para figur publik dengan mudahnya tergoda imbalan dari produsen/korporasi besar sufor. 9️⃣ Kesembilan, tidak adanya kontrol dan tekanan sosial terhadap penegakan hukum, khususnya para nakes dan institusi kesehatan yang terang-terangan mempromosikan sufor, bahkan mengganti kedudukan ASI dengan sufor. 🔟 Kesepuluh, hilangnya kesadaran bersama tentang masa depan bayi yang tidak mendapat haknya. Bahkan, semakin banyak ibu yang merasa memilih tidak menyusui anak juga merupakan hak. Pendidikan tentang keutamaan dan kewajiban membela hak-hak bayi/anak untuk bisa tumbuh kembang sesuai garis pertumbuhan optimal masih amat minim. ❓World Health Assembly (WHA) menargetkan pemberian ASI eksklusif setidaknya 50% secara global pada 2025. Upaya yang bisa dilakukan? ⭕ Paling tidak Indonesia mempunyai organisasi nirlaba dan nonpemerintah sebagai kepedulian sipil. Seperti Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), yang saya tahu paling gigih bersuara tentang hak menyusu bagi anak dan juga pemberian makan bayi dan anak yang bebas kepentingan. Saya amat prihatin dengan beberapa lembaga pemerintah, bahkan pemerintah daerah, yang masih lugu membuka kerja sama dengan industri susu hanya dengan dalih ‘yang penting ASI eksklusif tetap berjalan’. Buat apa anak menyusu hanya selama enam bulan, sedangkan ASI sebenarnya dibutuhkan hingga dua tahun atau lebih? Begitu sufor masuk saat MPASI (makanan pendamping ASI) diperkenalkan, risiko anak sakit, bahkan kesulitan ekonomi semakin membelit karena ketergantungan terhadap sufor dan MPASI kemasan. Yang juga dibutuhkan orangtua ialah pendidikan sehingga anak mulai usia 6 bulan mendapat MPASI dari bahan pangan keluarga. Tanpa perlu kemasan ekstra, yang juga tidak akan mencukupi kebutuhan anak begitu ia mulai besar – dan kesulitan makan muncul, termasuk menolak pangan utuh di meja makan keluarga. ❓Di saat pandemi ini, apa target tersebut akan mendapat tantangan tersendiri? ⭕ Pada masa pandemi, tantangan ada saat ibu melahirkan di beberapa RS tidak diizinkan untuk melakukan IMD (inisiasi menyusui dini). Apalagi bayinya dipisah dari ibunya, dan berisiko diberi susu formula (sufor). Penggunaan dot juga membuat bayi bingung terhadap puting. Menyusui eksklusif enam bulan apalagi sampai dua tahun lebih, bisa tidak tercapai. Bayi bisa lebih mudah sakit, gangguan tumbuh kembang (ingat sufor menyebabkan risiko intoleransi laktosa, risiko diare karena kebersihan dot botol, dan air masak), dan kemiskinan yang semakin mendera karena orangtua perlu pengeluaran khusus untuk sufor. ❓Apa yang bisa dilakukan, terkait dengan hal tersebut? ⭕ Kembalikan aturan ke tempat sebenarnya. Jangan ada interpretasi berbeda antara aturan pusat dan pelaksanaannya di lapangan/peraturan daerah. Pastikan UU, PP, dan permenkes disosialisasikan, dipahami, dan dilaksanakan. ❓Mengapa juga nakes berperan krusial untuk menjadi konselor laktasi? ⭕ Karena mengajarkan hal yang alamiah jauh lebih mudah ketimbang menjahit luka terbuka atau memasang spiral sebab nakes masih didengar suaranya oleh publik. ❓Pada masa pandemi ini, keberadaan posyandu yang sebelumnya punya peran penting untuk mengontrol kondisi bayi dan ibu menyusui juga jadi punya tantangan. Bagaimana Anda melihatnya? ⭕ Betul. Tapi posyandu pun perlu pembinaan dan peremajaan. Masih ada posyandu yang tidak menjalankan penimbangan dengan benar. Bahkan, tidak mengukur panjang badan anak, konseling tidak efektif. Lebih celaka lagi ada posyandu yang sudah ‘kesusupan’ promosi sufor. ❓Apa yang bisa menjadi perhatian untuk para ibu menyusui, yang mungkin saja mengalami masa tidak stabil, atau stres, atau bahkan positif covid-19. Langkah-langkah seperti apa yang bisa dilakukan agar bisa tetap memberikan ASI eksklusif? ⭕ Minta pendampingan konselor laktasi, yang selalu ada online. Jangan mudah terintimidasi oleh semua yang berseliweran di medsos. Memberi batasan kewenangan pengasuhan anak terutama yang tinggal dengan keluarga besar agar anaknya tidak sembarangan dijejali asupan yang bukan di tempatnya. ❓Seberapa signifikan ASI dalam membantu menguatkan imun dalam menghadapi covid-19? Karena kan virus ini sangat mungkin akan hidup berdampingan dengan manusia. ⭕ Dalam ASI ada antibodi spesifik covid-19 yang didapat saat ibu sudah mendapat vaksinasi. Antibodi nonspesifik selalu ada dalam ASI. Jika covid-19, antibodi spesifik didapat dari vaksinasi. ❓Lalu, bagaimana mungkin untuk menyusui dengan masa lewat dari dua tahun. Apa itu direkomendasikan secara medis dan bisa sampai anak umur berapa maksimal? ⭕ WHO dan Unicef di Eropa pun menganjurkan menyusui hingga dua tahun atau lebih (medis tidak pernah menyebut tepatnya). Bukan hanya demi antibodi, tetapi juga bonding antara ibu dan anaknya saat gelisah dan rasa tidak aman. Lalu, menyapih ialah kesepakatan ibu dan bayi. Bayi perlu rasa aman dan nyaman agar dia berpisah dengan ASI, tapi bukan berarti kehilangan kasih sayang. ❓Apakah dengan pemberian ASI dari ibu menyusui lain berperan penting di masa sekarang ini? Melihat ada beberapa inisiatif muncul yang berangkat dari empati para ibu menyusui untuk memberikan ASI mereka ke bayi lain. ⭕ ASI donor tidak semudah seperti memberi sumbangan nasi bungkus sebab ASI ialah cairan hidup dengan materi genetik. Jadi terkait dengan risiko penyakit yang bisa ditularkan melalui ASI oleh ibu yang mendonorkan ASI-nya. Penerima donor ASI perlu memperhatikan secara rinci riwayat kesehatan si pemberi donor. Selain faktor medis, sosial budaya dan agama juga harus menjadi perhatian. Dari sisi medis, donor ASI hanya boleh dilakukan oleh ibu yang sehat dan sudah skrining kesehatan: Hepatitis, HIV, dan CMV. Dilakukan sebelum ibu memerah ASI yang akan didonorkan. ⭕ Sejauh ini ibu menjadi yang paling disorot perannya dalam pemberian ASI eksklusif. Bagaimana juga peran suami/ayah dalam optimalisasi pemberian ASI? ❓Kita punya organisasi nirlaba kemasyarakatan juga ayahASI. Mereka amat banyak mendukung dalam pelbagai kegiatan. Sebenarnya tidak ada ayah yang tidak mau yang terbaik bagi anaknya. Barangkali jika ayah juga mendapat edukasi tentang pentingnya ASI dan bagaimana ia sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam keluarga, saya yakin para ayah ini juga bisa mendukung. Sayangnya pendidikan pendewasaan calon orangtua ini hampir-hampir tidak terdengar, yang mestinya pelatihannya (bukan cuma teori) bisa berlangsung selama kursus calon pengantin. ❓Tema World Breastfeeding Week tahun ini ialah Protect breastfeeding, a shared responsibility. Ini bisa diartikan meski persoalan menyusui ialah personal tapi juga berimpak pada kesehatan anak dan masyarakat mendatang? ⭕ Ya. Kualitas bayi hari ini menentukan SDM masa depan. Menyusui berkontribusi besar terhadap pencegahan stunting. Sumber: https://m.mediaindonesia.com/weekend/423954/menyusui-ialah-tanggung-jawab-publik

Read more
 profile icon
Write a reply

(CLOSED - SUDAH BERAKHIR) Berbagi Kado untuk 1 Orang Ibu (5 Juni 2021)

UPDATE 6 JUNI 2021 ******* Dari 15 DM yang masuk ke instagram, setelah meminta pertimbangan dan berdiskusi dengan suami, saya sudah memilih 1 orang yang akan menerima kado dari saya. Seperti janji sebelumnya, sebelum pukul 15.00 WIB siang tadi saya sudah membalas 1 DM terpilih tersebut. Buat yang terpilih, semoga kadonya bisa bermanfaat ya. Dan buat yang DMnya tidak saya balas, mohon maaf, mungkin rezeki Ibu-Ibu kali ini bukan dari saya. Insyaallah pasti akan ada rezeki lain yang terbaik buat kalian. Terima kasih buat semua yang udah berpartisipasi. Tetep semangat berbagi ilmu & pengalaman di TheAsianparent ya 😊 ******* Dear Ibu-IbuTAP, dalam rangka ulang tahun saya yang ke-XX hari ini, saya ingin sedikit berbagi kado buat satu (1) orang Ibu/calon Ibu di sini. Saya pengin kasih gendongan Mama's Choice Comfy Baby Carrier. Kondisi baru, langsung dikirim dari tokonya. Gratis, ga perlu bayar ongkir juga. Tapiii ada beberapa syarat yang harus terpenuhi. Mohon dibaca dengan seksama, ya. Yang harus dilakukan adalah, temukan akun Instagram pribadi saya dan kirim DM ke sana. Ga harus follow, tapi kalo mau follow juga silakan, hehehe. Isi DM adalah jawaban dari pertanyaan: "Kenapa Ibu menginginkan gendongan ini?" Ga perlu menulis identitas diri. Cukup menjawab pertanyaan aja. Kalo udah kirim DM, boleh komentar di sini. Oya, ga perlu upload screenshot akun saya maupun jawabannya yaa, biar ga jadi contekan buat ibu-ibu lain hihihi 🤭 Seru-seruan berbagi kado ini berlangsung mulai sekarang sampai dengan besok, Minggu, 6 Juni 2021 pukul 12.00 siang. Saya akan membalas 1 DM terpilih dengan jawaban cerdas terbaik, paling kreatif, dan paling menarik (menurut saya). Saya akan membalas DMnya paling lambat Minggu, 6 Juni 2021 pukul 15.00. Saya hanya akan membalas 1 DM dari 1 orang yang akan menerima kado. Jadi kalo sampe waktu tersebut DMnya ga saya balas, mohon maaf, mungkin belum rezekinya. Yuk silakan yang berminat & sekiranya lagi butuh gendongan, saya tunggu ya. Terima kasih dan salam sehat semua 💪🏼

Read more
(CLOSED - SUDAH BERAKHIR) Berbagi Kado untuk 1 Orang Ibu (5 Juni 2021)
 profile icon
Write a reply

Pengalaman Pakai Diapers Ekonomis Non-Premium (Popok Sekali Pakai/Pospak Paling Murah)

Anaknya pake diapers merek apa, Bu? Mayoritas Ibu kalo ditanya rekomendasi popok sekali pakai (pospak) untuk newborn pasti jawabannya "yang premium". Tapi saya tipe Ibu yang beda 😁 Prinsip saya, coba yang murah dulu, kalo cocok alhamdulillah, kalo memang kurang cocok cari yang lain. Kalo cocok yang murah, kenapa harus beli yang mahal? 😌 Anak saya mulai pake pospak sejak umur 7 hari. Hanya pake pospak di malam hari. Kalo pagi sampe sore pake popok kain/celana. Bertahan sampe umur 4 bulanan waktu mulai saya tinggal masuk kerja. Ga ada waktu & tenaga buat nyuci, jadi mulai pake pospak seharian. Pospak pertama yang saya beli adalah Mamypoko Ekstra Kering tipe perekat. Dasarnya saya suka coba-coba, sejauh ini udah banyak merek pospak yang saya coba ke anak saya. Dan alhamdulillah anak saya ga pernah ruam popok. Dia cuma ruam kalo dicebokin pake tisu basah. Postingan ini bersifat subjektif, penilaian saya pribadi, berdasarkan pengalaman sendiri. Harga adalah per bulan Juni 2021. 1) Mamypoko Ekstra Kering - Yang pernah saya pake tipe perekat (bungkusnya warna biru) - Tekstur ga terlalu lembut, cenderung kaku dan keras (bukan kasar tapi kaku) - Daya serap lumayan, jarang bocor kecuali memang penuh banget. Belum pernah pake semalaman - Harga: Ukuran NB-S isi 44 Rp50,000 = harga satuan ± Rp1,136 2) Happy Nappy - Saya pernah pake tipe perekat & celana - Tekstur cukup lembut - Daya serap cukup bagus di siang hari. Percobaan pake semalaman bocor. - Kekurangannya tidak ada penanda depan-belakang - Harga: Tipe perekat M40 Rp43,999 = harga satuan ± Rp1,100 - Tipe celana M34 Rp37,411 = harga satuan ± Rp1,100 3) Sweety Bronze - Tekstur sedikit lebih lembut daripada Mamypoko Ekstra Kering, tapi sedikit kalah lembut dari Happy Nappy - Daya serap di anak saya ga terlalu bagus. Dipake siang pun cepet bocor, jadi ga pernah coba pake semalaman - Harga: M34+2 Rp43,740 = haraga satuan ± Rp1,215 4) Sensi - Tekstur ga terlalu lembut, mungkin hampir setara dengan Mamypoko Ekstra Kering - Daya serap lumayan bagus di siang hari. Percobaan pake semalaman bocor - Ada indikator pipis, kalo udah basah garisnya berubah warna - Kekurangannya potongan ukurannya cenderung lebih kecil daripada pospak merek lain. Anak saya biasa pake M, kalo Sensi M agak sempit - Harga: M40 Rp47,840 = harga satuan ± Rp1,196 5) Goon Smile - Tekstur hampir setara dengan Sensi - Ukuran cenderung kecil, tapi masih lebih longgar daripada Sensi - Daya serap lumayan bagus di siang hari. Percobaan pake semalaman bocor. - Harga: M34 Rp39,900 = harga satuan ± Rp1,173 6) Mombaby - Tekstur lumayan lembut, hampir setara dengan Happy Nappy - Daya serap cukup bagus. Dipake semalaman ga bocor. - Harga: M54+6 Rp68,000 = harga satuan ± Rp1,133 7) Baby Happy - Tekstur lembut, bagian dalamnya paling lembut di antara popok lain - Daya serap oke banget, dipake semalaman ga pernah bocor - Potongan size cenderung agak besar dibanding merek lain - Ada indikator penanda popok penuh tapi ga terlalu kelihatan perubahannya - Harga: M34+4 Rp41,000 = harga satuan Rp ± Rp1,078 8) Fitti - Tekstur lembut, karet pinggangnya paling lembut di antara merek lain - Daya serap cukup bagus. Dipake semalaman ga bocor. - Harga M32 Rp39,900 = harga satuan ± Rp1,246 ******* ❓ Sekarang anak saya pake apa? ✅ Baby Happy ❓ Mana yang pernah repurchase? ✅ Urut dari yang paling sering dibeli sampai yang paling jarang: Baby Happy, Mamypoko Ekstra Kering (waktu newborn), Happy Nappy, Goon Smile, Fitti, Sensi ❓ Mana yang mungkin akan repurchase di masa yang akan datang? ✅ Kayaknya bakalan terus setia sama Baby Happy, apalagi akhir-akhir ini dapat harga diskon 39.500 isi 38 😍 Tanpa memandang harga, urutan favorit saya (nomor 1 paling favorit, nomor 8 paling tidak favorit) 1. Baby Happy 2. Fitti 3. Mombaby 4. Happy Nappy 5. Mamypoko Ekstra Kering 6. Goon Smile 7. Sensi 8. Sweety Bronze Sekali lagi review di atas murni penilaian & pengalaman pribadi. Semoga bermanfaat buat Ibu-Ibu lainnya. Kalo mau tanya-tanya boleh. Nanti seandainya ada pospak merek lain yang saya cobain, insyaallah akan direviu lagi, hehe. Atau mungkin ada yang mau sharing pengalamannya pake pospak ekonomis juga, silakan. Terima kasih buat yang udah baca postingan sepanjang ini dari awal sampai selesai 😁 Salam sehat semua 💪🏼

Read more
Pengalaman Pakai Diapers Ekonomis Non-Premium (Popok Sekali Pakai/Pospak Paling Murah)
 profile icon
Write a reply
VIP Member
 profile icon
Write a reply