Menyusui ialah Tanggung Jawab Publik (Wawancara dengan DR. dr. Tan Shot Yen, M.Hum.)

Merayakan Pekan Menyusui Dunia (PMD/World Breastfeeding Week), saya ingin share tulisan bagus ini, supaya bisa sama-sama kita renungi sebagai orang tua, terutama sebagai ibu. Selamat membaca 😊 ******* ❓ Bagaimana Anda melihat praktik pemberian ASI di Indonesia saat ini? ⭕ Pemahaman calon ibu dan orangtua masih sangat minim soal menyusui. Menyusui pada manusia itu dibutuhkan edukasi, tidak otomatis, apalagi ‘berdasarkan insting.’ ❓Apa saja yang perlu diketahui secara spesifik oleh calon orangtua, dan orangtua yang masih harus berkewajiban memberi ASI eksklusif? ⭕ Keberlangsungan menyusui anak dipengaruhi seberapa jauh komitmen ibu dan pendukung di sekelilingnya. Tidak terpengaruh dari sosial ekonomi maupun pendidikan. Banyak keluarga dengan ekonomi pas-pasan justru tidak percaya diri, ASI ialah yang terbaik. Amat menyedihkan saat terjadi masalah dalam menyusui (pelekatan tidak baik, bayi tongue tie, dan ibu kembali bekerja) dengan mudahnya sufor (susu formula) jadi pilihan. Orangtua banting tulang demi sufor yang mahal dan justru memberi intoleransi laktosa pada bayinya: mahal, mencret, dan mudah terserang penyakit- ini masalah besar pada bayi-bayi dengan sufor. Hal yang sama terjadi pada keluarga mapan dan kaya, yang lebih punya akses keleluasaan memberi susu formula lebih mahal dan ‘berteknologi tinggi’. Tapi bukan berarti lebih baik. ASI ialah satu-satunya yang terbaik, paling sempurna, dan paling aman bagi bayi. ❓Faktor apa yang menyebabkan ibu menyusui tidak tuntas hingga dua tahun memberikan ASI? 1️⃣ Pertama, inisiasi menyusu dini (IMD) yang tidak dijalankan menjadi peluang kegagalan menyusui sebab ibu tidak belajar perlekatan yang benar pertama kalinya dan bayi kehilangan kemampuan stimulasi oromotor pertama kalinya secara benar. 2️⃣ Kedua, miskinnya pengetahuan ibu dan ayah serta keluarga yang tinggal serumah (nenek terutama), tentang bagaimana ASI dibentuk dan kebutuhan bayi akan ASI pada hari-hari pertamanya. 3️⃣ Ketiga, nakes dan RS yang tidak pro-ASI dan mengizinkan promosi sufor yang tidak etis. 4️⃣ Keempat, perkenalan bayi dengan dot. Dot membuat bayi tidak berupaya menyusu secara aktif karena lubang dot membuat susu mengalir deras. Sementara itu, menyusu pada payudara membuat bayi harus berupaya ‘mengenyot’ dan menstimulasi kemampuan oromotornya. 5️⃣ Kelima, tekanan sosial. Ibu-ibu muda cenderung terintimidasi lingkungan, medsos, keluarga besar, bahkan iklan. Yang diam-diam melecehkan ASI dan memberi klaim berlebihan tentang sufor, termasuk iming-iming anak gembul sehingga krisis rasa percaya diri semakin mematahkan komitmen menyusui. 6️⃣ Keenam, promosi silang. Perusahaan sufor juga punya celah masuk dengan mempromosikan jenis-jenis susu lainnya: susu hamil, susu ibu menyusui, dan susu pertumbuhan, yang akhirnya menekan ibu untuk memberi sufor pada usia ASI eksklusif dan di bawah dua tahun. 7️⃣ Ketujuh, minimnya literasi petinggi dan pejabat tentang kode pemasaran sufor dan promosi silang sehingga dengan mudah menjalin kerja sama dengan produsen yang kelihatannya tidak secara langsung berjualan sufor, tapi berafiliasi dengan produk setara. 8️⃣ Kedelapan, pemengaruh (influencer), selebritis, dan para figur publik dengan mudahnya tergoda imbalan dari produsen/korporasi besar sufor. 9️⃣ Kesembilan, tidak adanya kontrol dan tekanan sosial terhadap penegakan hukum, khususnya para nakes dan institusi kesehatan yang terang-terangan mempromosikan sufor, bahkan mengganti kedudukan ASI dengan sufor. 🔟 Kesepuluh, hilangnya kesadaran bersama tentang masa depan bayi yang tidak mendapat haknya. Bahkan, semakin banyak ibu yang merasa memilih tidak menyusui anak juga merupakan hak. Pendidikan tentang keutamaan dan kewajiban membela hak-hak bayi/anak untuk bisa tumbuh kembang sesuai garis pertumbuhan optimal masih amat minim. ❓World Health Assembly (WHA) menargetkan pemberian ASI eksklusif setidaknya 50% secara global pada 2025. Upaya yang bisa dilakukan? ⭕ Paling tidak Indonesia mempunyai organisasi nirlaba dan nonpemerintah sebagai kepedulian sipil. Seperti Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI), yang saya tahu paling gigih bersuara tentang hak menyusu bagi anak dan juga pemberian makan bayi dan anak yang bebas kepentingan. Saya amat prihatin dengan beberapa lembaga pemerintah, bahkan pemerintah daerah, yang masih lugu membuka kerja sama dengan industri susu hanya dengan dalih ‘yang penting ASI eksklusif tetap berjalan’. Buat apa anak menyusu hanya selama enam bulan, sedangkan ASI sebenarnya dibutuhkan hingga dua tahun atau lebih? Begitu sufor masuk saat MPASI (makanan pendamping ASI) diperkenalkan, risiko anak sakit, bahkan kesulitan ekonomi semakin membelit karena ketergantungan terhadap sufor dan MPASI kemasan. Yang juga dibutuhkan orangtua ialah pendidikan sehingga anak mulai usia 6 bulan mendapat MPASI dari bahan pangan keluarga. Tanpa perlu kemasan ekstra, yang juga tidak akan mencukupi kebutuhan anak begitu ia mulai besar – dan kesulitan makan muncul, termasuk menolak pangan utuh di meja makan keluarga. ❓Di saat pandemi ini, apa target tersebut akan mendapat tantangan tersendiri? ⭕ Pada masa pandemi, tantangan ada saat ibu melahirkan di beberapa RS tidak diizinkan untuk melakukan IMD (inisiasi menyusui dini). Apalagi bayinya dipisah dari ibunya, dan berisiko diberi susu formula (sufor). Penggunaan dot juga membuat bayi bingung terhadap puting. Menyusui eksklusif enam bulan apalagi sampai dua tahun lebih, bisa tidak tercapai. Bayi bisa lebih mudah sakit, gangguan tumbuh kembang (ingat sufor menyebabkan risiko intoleransi laktosa, risiko diare karena kebersihan dot botol, dan air masak), dan kemiskinan yang semakin mendera karena orangtua perlu pengeluaran khusus untuk sufor. ❓Apa yang bisa dilakukan, terkait dengan hal tersebut? ⭕ Kembalikan aturan ke tempat sebenarnya. Jangan ada interpretasi berbeda antara aturan pusat dan pelaksanaannya di lapangan/peraturan daerah. Pastikan UU, PP, dan permenkes disosialisasikan, dipahami, dan dilaksanakan. ❓Mengapa juga nakes berperan krusial untuk menjadi konselor laktasi? ⭕ Karena mengajarkan hal yang alamiah jauh lebih mudah ketimbang menjahit luka terbuka atau memasang spiral sebab nakes masih didengar suaranya oleh publik. ❓Pada masa pandemi ini, keberadaan posyandu yang sebelumnya punya peran penting untuk mengontrol kondisi bayi dan ibu menyusui juga jadi punya tantangan. Bagaimana Anda melihatnya? ⭕ Betul. Tapi posyandu pun perlu pembinaan dan peremajaan. Masih ada posyandu yang tidak menjalankan penimbangan dengan benar. Bahkan, tidak mengukur panjang badan anak, konseling tidak efektif. Lebih celaka lagi ada posyandu yang sudah ‘kesusupan’ promosi sufor. ❓Apa yang bisa menjadi perhatian untuk para ibu menyusui, yang mungkin saja mengalami masa tidak stabil, atau stres, atau bahkan positif covid-19. Langkah-langkah seperti apa yang bisa dilakukan agar bisa tetap memberikan ASI eksklusif? ⭕ Minta pendampingan konselor laktasi, yang selalu ada online. Jangan mudah terintimidasi oleh semua yang berseliweran di medsos. Memberi batasan kewenangan pengasuhan anak terutama yang tinggal dengan keluarga besar agar anaknya tidak sembarangan dijejali asupan yang bukan di tempatnya. ❓Seberapa signifikan ASI dalam membantu menguatkan imun dalam menghadapi covid-19? Karena kan virus ini sangat mungkin akan hidup berdampingan dengan manusia. ⭕ Dalam ASI ada antibodi spesifik covid-19 yang didapat saat ibu sudah mendapat vaksinasi. Antibodi nonspesifik selalu ada dalam ASI. Jika covid-19, antibodi spesifik didapat dari vaksinasi. ❓Lalu, bagaimana mungkin untuk menyusui dengan masa lewat dari dua tahun. Apa itu direkomendasikan secara medis dan bisa sampai anak umur berapa maksimal? ⭕ WHO dan Unicef di Eropa pun menganjurkan menyusui hingga dua tahun atau lebih (medis tidak pernah menyebut tepatnya). Bukan hanya demi antibodi, tetapi juga bonding antara ibu dan anaknya saat gelisah dan rasa tidak aman. Lalu, menyapih ialah kesepakatan ibu dan bayi. Bayi perlu rasa aman dan nyaman agar dia berpisah dengan ASI, tapi bukan berarti kehilangan kasih sayang. ❓Apakah dengan pemberian ASI dari ibu menyusui lain berperan penting di masa sekarang ini? Melihat ada beberapa inisiatif muncul yang berangkat dari empati para ibu menyusui untuk memberikan ASI mereka ke bayi lain. ⭕ ASI donor tidak semudah seperti memberi sumbangan nasi bungkus sebab ASI ialah cairan hidup dengan materi genetik. Jadi terkait dengan risiko penyakit yang bisa ditularkan melalui ASI oleh ibu yang mendonorkan ASI-nya. Penerima donor ASI perlu memperhatikan secara rinci riwayat kesehatan si pemberi donor. Selain faktor medis, sosial budaya dan agama juga harus menjadi perhatian. Dari sisi medis, donor ASI hanya boleh dilakukan oleh ibu yang sehat dan sudah skrining kesehatan: Hepatitis, HIV, dan CMV. Dilakukan sebelum ibu memerah ASI yang akan didonorkan. ⭕ Sejauh ini ibu menjadi yang paling disorot perannya dalam pemberian ASI eksklusif. Bagaimana juga peran suami/ayah dalam optimalisasi pemberian ASI? ❓Kita punya organisasi nirlaba kemasyarakatan juga ayahASI. Mereka amat banyak mendukung dalam pelbagai kegiatan. Sebenarnya tidak ada ayah yang tidak mau yang terbaik bagi anaknya. Barangkali jika ayah juga mendapat edukasi tentang pentingnya ASI dan bagaimana ia sebagai orang dewasa yang bertanggung jawab dalam keluarga, saya yakin para ayah ini juga bisa mendukung. Sayangnya pendidikan pendewasaan calon orangtua ini hampir-hampir tidak terdengar, yang mestinya pelatihannya (bukan cuma teori) bisa berlangsung selama kursus calon pengantin. ❓Tema World Breastfeeding Week tahun ini ialah Protect breastfeeding, a shared responsibility. Ini bisa diartikan meski persoalan menyusui ialah personal tapi juga berimpak pada kesehatan anak dan masyarakat mendatang? ⭕ Ya. Kualitas bayi hari ini menentukan SDM masa depan. Menyusui berkontribusi besar terhadap pencegahan stunting. Sumber: https://m.mediaindonesia.com/weekend/423954/menyusui-ialah-tanggung-jawab-publik

7 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

ini sharing aku ya bund fee. >>ilham lhir di rs swasta, setelah lhir ga nangis , jdi langsung dibwa ke ruang bayi. dan ga imd 😥😔. >>pas ditanya ke nakes, bu kenapa anak sya ga imd, "iy bu, kita lebih prioritaskan bayi". oke... >>ilham dikasih sufor tnpa persetujuan sya, dan pake dot. 😂 >>besokannya mau pulang nakesnya gimana ?? iya bukannya ngajarin ilham nenen ke saya, malah ngajarin gimana caranya bikin sufor pake dot. sya klo ingat masa2 ini bener2 kesel dn ga terima smpai sekarang. (jadi ini ga mengada2 ya.. mmg banyak bnget faskes2 yg kerjasama dengan produk2 sufor). setelah lahiran sya ini blank banget masalah ASI dn persusuan alias nenen2 club. untungnya sya ini miskin, suami cuma honorer, hidup pun masih numpang mertua, motivasi sy waktu itu. "POKOKNYA ni bayi harus nenen krn sya ga mampu klo hrus beli sufor tiap bulan". ya akhirnya dengan segala perjuangan yg bisa dibilang lebih banyak keluar air mata dripda keluar air susu 😂 (hallaahh lebay). Alhamdulillah ilham masih Asi smpai usia 11 bulan ini.

Baca lagi
2y ago

mirip kejadian ketika ibuku lahirin adekku (udah belasan tahun kejadiannya, skrg adekku udah mo kuliah). dulu ada indikasi yg bikin adekku harus dilahirkan sc. terus gk bisa diimd. pulang2 diedukasi sama perawatnya utk dilanjutin minum sufor merk b. tapi krn waktu ibuku paham pentingnya asi, jadi cuman diiya2in. sampe rumah ya dinenenin. ampe 2th lebih pula bisa neneninnya. bentar lagi aku mo lahiran bun, berharap juga mudah2an bisa berjuang kasih asi sampe 2than. bekerja tidak boleh jadi halangan kasih asi ke anakku 💪🏻

assalamualaikum bunda fee, saya mau bertanya Bun, karna saya ibu Asip baru, minim pengetahuan, sekiranya bunda fee bisa memberikan info kepada saya yg kurang paham tentang penyimpanan asip yang benar Bun.. 🙏 anakku umurnya 35 hari skrng Bun, bingung puting, mau dbf pas tidur aja, jadi saya sllu pompa untuk kebutuhan baby ketika baby sedang bangun gamau dbf, cuma saya masih bingung tentang penyimpanan asip Bun takut salah hhii

Baca lagi
3y ago

oiya baik Bun, trimakasih ya Bun🙏🥰

masyaAllah Bun saya baca postingan Bu fee, bener bener menginspirasi sekali Bun, saya lagi hamil 36 week skrng pengen banget bisa mengasihi sampai anak usia 2 tahun, mngknya lagi baca2 artikel tentang menyusui buat bekal nanti, bismillah semoga Asiku lancar setelah lahiran nanti, seneng bgt liat postingan/komenan Bu fee sangat sangat menginspirasi 💪

Baca lagi
3y ago

ini kehamilan kedua saya Bun😂 anak saya yg pertama usianya skrng 4 tahun pas, bljr dari pengalaman dlu saya kurang wawasan blm tau juga gmn menyusui anak ditambah kurang support dr org terdekat, alhasil anak asi + sufor, tapi untuk anak skrng bnr bnr pengen full asi, bnr bnr diniatkan dr hati mulay dr sejak hamil, Alhamdulillah diusia 8 bulan asi udh keluar walaupun belum rembes rembes bgt, jadi smakin smangt, bismillah mudah2an Asiku cukup buat anakku 🤲 syukur2 seperti bunda fee yang bisa nyetok sekulkas🤲 yaaampunn pengen bgt🤲🥰

VIP Member

Mengutip AIMI: "Kalau ada keluhan atau masalah menyusui, datang ke konselor laktasi, bukan ke toko sufor"

VIP Member

up up up .. bagus nih 🤗🤗

VIP Member

World breastfeeding week 2021

Post reply imageGIF

ilmu nih