Dini Dwi profile icon
PlatinumPlatinum

Dini Dwi, Indonesia

Kontributor

About Dini Dwi

ibu rumah tangga

My Orders
Posts(53)
Replies(2272)
Articles(0)

BENJOLAN DIBELAKANG TELINGA & LEHER = TBC ???

Dear all Selamat pagi. Semoga semua berbahagia. Subhanallaah, Allah melengkapi tubuh kita sedemikian canggih sehingga manusia bisa tetap survive. Termasuk terkait urusan kesehatan. KASUS 1. I: Dok, mau konsul. Di belakang telinga anak saya (usia 11 bulan), ada benjolan. Kalau saya raba, dia gak kesakitan. Gak keras dok. Saya sudah baca baca. Katanya kelenjar getah bening. W: waah hebat ibu. Kalau sudah paham, kok masih ke dokter? I: iya mau mastiin aja dok. Sama mau tanya, apa bener mesti cek TBC kalau ada kelenjar getah bening di sekitar leher? Kasus ke sekian Cerita sama lah. Kelenjar getah bening di leher teraba membesar. Divonis TB. Di sosmed, bersliweran juga cerita yang sama. TB juga nasibnya sama dengsn ISK. Kambing hitam saat anak BBnya seret. Padahal BB seret penyebabnya kan asupan nutrisi yg tidak mencukupi kebutuhan si anak. Siapa gerangan KELENJAR GETAH BENING (KGB) itu? Please baca di mayo clinic perihal: lymph nodes, swollen Sistem limfatik adalah suatu network yang terdiri dari : - organ (limpa) - pembuluh salurannya - kelenjar (lymph nodes)  Tersebar di seluruh tubuh. Di area kepala dan leher, banyak terdapat lymph nodes. APA FUNGSI NYA? Your lymph nodes, also called lymph glands, play a vital role in your body's ability to fight off infections. They function as filters, trapping viruses, bacteria and other causes of illnesses before they can infect other parts of your body.  Jadi? Itu kan bagian SANGAT PENTING dari sistem imun kita dalam memerangi infeksi. Sahabat yg sangat kita perlukan (baca CAPING tentang amandel). Makanya kalau ada "musuh" menyerang, dia akan membesar. Area mana saja yang biasanya kita bisa melihat ada pembesaran KGB? Leher, di bawah rahang bawah, ketiak, dan selangkangan? Mengapa demikian? Apa PENYEBAB PEMBESARAN KGB? The most common cause of swollen lymph nodes is an infection, particularly a viral infection, such as the common cold.  Jadi, penyebab umumnya adalah infekai virus khususnya infeksi virus di saluran napas atas (selesma/common cold). Balita dalam setahun bis alebih dari 8x mengalami ISPA atas. Maka otomatis, lymph nodes di leher dan sekitarnya akan membesar. Penyebab lainnya: 1. COMMON INFECTIONS  Strep throat Measles, rubella Ear infections Infected (abscessed) tooth Mononucleosis Skin or wound infections, such as cellulitis HIV 2. Uncommon infections Tuberculosis Infeksi seksual tertentu mis syphilis Toxoplasmosis  Cat scratch fever — a bacterial infection from a cat scratch or bite Apa yang harus dilakukan? Jangan panik! Penyebab utamanya kan infeksi virus yaitu common cold. Ya observasi saja. Nanti sejalan usia, berangsur mengecil (di atas usia 7 tahun sudah mulai jarang sakit). Hati2 melabel TBC pada anak.  Tidak semudah itu kita terinfeksi TB. Harus ada kontak erat berbulan-bulan dengan orang DEWASA YANG MENDERITA TB AKTIF. Ketika anak dinyatakan terinfeksi TB; Seyogyanya, 2nd opinion ke dsa paru (respirologi). Mall is not a playground However, mall is not a TB incubator. Salam sehat Wati _________________ Beberapa point penting yg bisa diambil: 1. Kelenjar Getah Bening ini sangat penting dari sistem imun, dan akan membesar ketika ada musuh menyerang. 2. TBC dan ISK selalu menjadi kambing hitam saat bb anak seret. Padahal, penegakan diagnosanya sangatlah tidak boleh sembarangan. 3. HARUS ADA KONTAK ERAT BERBULAN BULAN DENGAN ORANG DEWASA YANG MENDERITA TB AKTIF. Jika tidak? Tidak perlu khawatir anak bunda menderita TB 4. Jika memang anak bunda didiagnosa TB, selalu cari lah second opinion. Misal dalam hal ini ke dokter paru (respirologi) Salah diagnosa ini pernah saya alami juga, ketika bb anak seret lalu cek urine dan dinyatakan ISK (karena ditemukan bakteri). Setelah cari dokter lain untuk second opinion, anak saya dinyatakan sehat. Karena penegakan diagnosa ISK pun tidak cukup dengan cek urine lengkap yg hasilnya ditemukan bakteri. Malangnya antibiotik yg diresepkan oleh dsa sebelumnya sempat saya berikan dua kali (karena panik). Sumber: milis sehat, dr. Purnamawati Sujud Sp.A

Read more
undefined profile icon
Write a reply

PICKY EATERS, DIMANA LETAK SOLUSINYA?

Dear all, Selamat pagi. Semoga semua berbahagia. KASUS, 14 BULAN, GIZI KURANG. Berdasarkan anamnesis, saya mengidentifikasi beberapa masalah dan saya tulis di rekam medis, sebagai berikut: 1. Tidak perah ASI 2. Berat badan (BB) seret sejak usia 3 bulan 3. Tidak dapat zat besi usia 4 sampai dengan 6 bulan. MPASI 2 minggu lancar, habis itu susah banget. Sekarang diemut. Sudah ke DSA Gizi dan sudah ke DSA Gastro. Sudah diusahakan asupan tinggi kalori. Setelah beberapa kali kunjungan, dinyatakan bahwa si anak, trauma makan. Artinya, masalahnya bersifat psikologis ( tidak ada kelainan organik). Karena BB tidak naik juga; Usia 10 bulan dibawa ke nakes (tenaga kesehatan -red) picky eaters. Dinyatakan alergi. Pantangan seabrek (banyak -red). Ibu stress (makan apa dong anakku?) 3 minggu yang lalu muntah-muntah. Ke DSA Gastro kedua. Dimarahin. Dikasih obat (kandungannya lansoprazole). Kalau sebulan belum naik BBnya, endoskopi. Pasti lambungnya penuh erosi. Ibu tambah bingung. Dicoba makanan instan, anak hanya mau beberapa suap. Sekarang? Sudah tidak muntah. Sudah mulai mau makan, tetapi BB belum naik. Jadi, ibu takut, ada masalah kesehatan yang sifatnya organik. Saat pemeriksaan fisik: - laju pertumbuhan tinggi badan masih baik (tidak short stature, tidak stunting). - status kognitif baik; status emosi, peka dan halus. - tidak ditemukan kelainan organ. BEDAH KASUS: 1. LAJU PERTUMBUHAN MELAMBAT SEJAK USIA 3 BULAN. Berarti masalah terletak di manajemen laktasi nya. Bukan karena ada suatu penyakit. Ketika bayi nenen sering, lama, tetapi BB tidak naik, kita harus curiga, asupan ASI nya tidak memenuhi kebutuhan si bayi. Pada sikon (situasi dan kondisi -red) seperti ini, ibu harus jernih mengevaluasi kecukupan ASI. Perahlah ASI-nya sesering mungkin. Nenen paling lama 15 menit, sambung dengan top up. Lesson learned: A. Perahlah ASI secara teratur (setiap 1,5 atau 2 jam) sejak awal (misal hari ke-2 setelah melahirkan). B. Top up. Bantu bayi. Jangan biarkan bayingempeng. 2. AWAL MPASI LANCAR. SETELAH 2 MINGGU, TUTUP MULUT. Apa maknanya? Bayi tidak menyukai menu MPASI-nya. Bayinya tidak ada masalah secara fisik. Lesson learned: A. Bayi kan manusia seperti kita, hargailah kebutuhannya akan santapan yang enak. Bukan rawon, gado-gado, ikan gurame, diaduk jadi satu lalu dihaluskan. Rasa dan tampilan campur aduk, kacau. B. Monotoon. Menu seharian sama. Menu dari hari ke hari juga kurang lebih monoton dan ketebak. Nasi tim 3x sehari,boring banget ya. Bete. Buatlah variasi. Bikin anak excited saat didudukkan di kursi makan. 3. SETELAH MPASI, LAJU PERTUMBUHAN SEMAKIN BURUK. Artinya, kebutuhan nutrisinya TIDAK tercukupi! Sedih ya. Lesson learned: A. Jangan kebanyakan nasi. Mangkok MPASI bayi indonesia, didominasi nasi. B. Jangan setiap hari nasi. Nasi sebakul gak bikin anak sehat-pinter-bahagia. Ketemu sebulan sekali, ya gak papa kok. Mengapa harus setiap kali, 3x sehari? C. Jangan terlalu mudah memvonis anak menderita alergi makanan. Alergi makanan itu, jaraaaang. Makin banyak pantangan, pertumbuhan makin buruk, anak makin ringkih. 4. "DI OBOK-OBOK" Keliling dari satu dokter ke dokter lain. Dijejali puyer yang isinya, tidak dia butuhkan. Dicekoki susu kalori tinggi padahal anak mual. Disuapi makanan instan yang katanya the best ketimbang masakan rumah karena sudah difortifikasi. Lesson learned: Ketika bayi tidak tumbuh sebagaimana mestinya, jangan cari kambing hitam! Penyebabnya di depan mata kalau kita mau berpikir jernih dan jujur. ASI-nya kurang Dan atau MPASI-nya keliru dan gak enak. KESIMPULAN: Kembalikan rasa trust si anak.Trust bahwa, meal time is fun. Meal time is a happy time. Ciptakan suasana dan pengalaman menyenangkan terkait makanan sehingga ia percaya bahwa makan itu nikmat. Sehingga ia lebih menghargai makanan. Solusi picky eater, BUKAN di klinik/RS. Solusi picky eater terletak di DAPUR. Di tengah kehangatan keluarga. Bon appetite Wati _______________________________ "Solusi picky eater adalah cek urin untuk cari ISK, cek lab untuk cari ADB, trus nanti ketemu bakteri di urin langsung kasih AB, trus begitu anak picky eater langsung pada parno stunting, stunting, n stunting. Wkwkwk. Hadeuh... #miris" Ungkap Dr. Apin Sumber: Milis Sehat by dr. Purnamawati Sujud Sp.A(K)

Read more
undefined profile icon
Write a reply

PIKIH VAKSIN YANG TIDAK PAKAI DEMAM??

Sumber: dr. Purnamawati Sujud Sp.A (K) (milis sehat) Dear all, Selamat pagi. Semoga semua berbahagia. Meski sudah bertahun-tahun memberikan edukasi untuk komunitas, meski bacaan on line sudah tersedia, masih banyak yang belum memiliki literasi memadai terkait penyakit langganan anak seperti DEMAM. Anak demam, orang tua panik, nah mulailah pintu klirumologi terbuka lebar. Setiap kali praktek, ada saja yangnyletuk: "Dok, nanti vaksin nya yang gak pake demam ya,Dok"? Coba renungkan, apakah demamnya anak sakit dan demamnya anak pasca imunisasi, sama atau beda? DEMAMNYA ANAK SAKIT Anak khususnya balita, identik dengan infeksi virus. Dalam satu tahun, bisa sakit setiap bulan. Nah, mengapa saat ada infeksi, suhu tubuh meningkat? Demamnya justru respons badan saat ada "musuh" alias patogen masuk ke tubuh kita. Sengaja suhu tubuh dinaikkan karena mikroba (virus, bakteri, umumnya) mati di suhu tinggi. Jadi? Demam membantu melawan patogen. Demam bagian dari mekanisme pertahanan tubuh kita (baca Caping terkait demam, termasukCAPING Salah Gempur). DEMAMNYA ANAK PASCA IMUNISASI Vaksin yang diberikan ke tubuh kita mengandung bakteri atau virus yang sudah DILEMAHKAN atau sudah MATI. Ada juga vaksin yang bahan aktifnya bagian dari tubuh mikroba. Jadi, ketika vaksin dimasukkan ke tubuh kita, TIDAK AKAN menyebabkan kita terkena penyakitnya. Lalu, kenapa bisa demam? Tujuan imunisasi adalah merangsang tubuh kita untuk : 1. Membuat ANTIBODI terhadap virus atau bakteri di vaksin tsb 2. Merangsang terbentuknya sel MEMORI. Vaksin diberikan, sistem imun dirangsang untuk membentuk kedua hal di atas (antibodi dan sel memori). Nah, proses pertahanan tubuh ini merupakan proses imunologis dan ketika sistem imun terangsang, expected terjadi peningkatan suhu tubuh. Demam. RISIKO DEMAM PASCA IMUNISASI. Demam adalah salah satu risiko (bisa terjadi, tetapi bisa juga tidak terjadi) imunisasi. Demam merupakan salah satu risiko KIPI (Kejadian Ikutan Paska Imunisasi -red) sama halnya dengan bengkak dan atau nyeri di lokasi suntikan. Salah satu vaksin yang berisiko demam adalah vaksin yang mengandung komponen Pertusis, misalnya DPT. Vaksin DPT ada dua yaitu DaPT dan DwPT. DwPT risiko demamnya lebih tinggi dari DaPT. Catatan: w = singkatan dari whole. Artinya, komponen Pertusisnya, whole cell. a = singkatan dari acelluler. Artinya, komponen Pertusis yang dipakai di vaksin ini, tidak seluruh sel. LESSON LEARNED Demam pasca imunisasi menunjukkan bahwa vaksin sedang bekerja. Demam pasca imunisasi, bukan berarti ada penyakit infeksi. Demam pasca imunisasi hanya terjadi sementara. Akan reda dengan sendirinya. Tidak ada satupun vaksin yang menjanjikan dan menjamin bakal bebas demam. Vaksin yang mengandung bakteri Pertussis secara utuh (DPwT) kemungkinan demamnya lebih besar ketimbang vaksin yang komponen Pertusisnya tidak utuh (aselular alias DaPT). namun demikian, banyak anak dapat vaksin DaPT tetap demam. Sebaliknya, banyak anak yang imunisasi dg vaksin DPwT, tidak demam. KESIMPULAN Demam adalah respons imunologis. Jangan takut akan demam. Karena,fever is beneficial. Wati --  Terima kasih.

Read more
undefined profile icon
Write a reply

"RAHASIA" DIBALIK OBAT BATUK PILEK

Sumber: dr. Wati Sp. A (milis sehat) Dear all Selamat pagi. Semoga semua berbahagia. Batuk pilek merupakan kondisi umum yang sebetulnya ringan. Mengapa ringan? Karena sembuh dengan sendirinya. Namun demikian, keseharian di poliklinik anak, penuh sesak dan heboh, lebih dari separuh pengunjung, ya batuk pilek. Sepertinya, Bukti medis bahwa common cold ini merupakan masalah ringan, sulit diterima (atau memang dibiarkan agar tetap jadi semacam misteri). Kebanyakan orang tua memilih untuk larut dalam kemelut kepanikan yang dibangun oleh diri mereka sendiri. KASUS 1. I: bun, biasanya saya tenang kok kalau anak bapil. Tapi yang sekarang, beda. W: bedanya apa bu? I: ini sudah 1 bulan. Dan 2 hari ini lemes, kayak gak bergairah. W: semua orang saat sakit, ya lemas. Itu kan mekanisme menghemat energi. Kalori yg ada dipakai utk pemulihan. Yang penting, orang tua harus bisa membedakan antara lemas dengan dehidrasi sedang atau berat. I: beda lainnya, sudah habis obatnya, masih batuk. W: batuk bukan penyakit. Batuk TIDAK JAHAT. Oleh sebab itu, TIDAK ada obatnya. KASUS 2. I: saya cemas bun. Anak saya batuknya sudah lama. Takut kenapa kenapa. W: maksudnya apa bu? Apa yang dikhawatirkan? Kenapa kenapa itu maksudnya apa ya? I: ya takutnya infeksi bakteri. W: ok kita urai ya apa saja infeksi bakteri yang bikin batuk. Pertama, pertusis? Gejala nya beda bu. Dan kan sudah imunisasi DPT. Kedua, pneumonia. Gejalanya juga beda. SESAK NAPAS. Ketiga, TB. Kebanyakan TB anak, gejalanya BUKAN batuk! Jangan lupa juga, kita boleh curiga TB kalau di rumah kita ada orang dewasa yang menderita TB aktif. W: batuk pilek pada anak = penyebabnya infeksi virus. Saat ada infeksi virus di saluran napas atas, sel di dinding saluran napas memproduksi mucus/lendir. Gunanya membungkus si virus untuk kemudian dilontarkan melalui batuk, bersin, ingus meler. KASUS 3. I: bun, anak saya batuk terus nih 1 bulan. Saya khawatir daya tahan tubuhnya, kok lemah banget ya. W: satu bulan setiap hari, beberapa jam dalam sehari, batuk terus? I: ya nggak sih. Tapi paling sembuh 2 hari, batuk lagi. W: di rumah ada anak balita lainnya? Di rumah ada yang bapil juga? I: iya bun. Pada bapil nih keponakan. Anak saya kalau ada yang bapil, pasti deh ketularan. W: hehehe, kata orangtua keponakan kamu, justru anak mereka dapat bapil dari anakmu. Artinya, ya tular2an lah. Gak ada yang salah dengan daya tahan anak ibu. KASUS 4. Pasien usia 22 hari, tertular bapil dari kakaknya yg berusia 3 tahun. Orang tua membawa nya ke UGD untuk menyingkirkan kemungkinan gawat darurat. Dokter UGD menelpon. D: dok ada bayi bla bla bla. Orang tua minta dikonsulkan ke dokter. W: ada kegawat daruratan kah dok? D: tidak ada dok. Menyusu sering meski kadang cuma sebentar. W: kalau begitu, reassurance saja ya dok. Nenen sering2 saja meski sebentar2. Posisi agak tegak agar lebih nyaman krn hidung bumpetnya tidak nyaman kalau posisi terlentang D: diberi obat apa dok? W: bapil tidak ada obatnya dok. Asi sesering mungkin saja. Pengencer dahak sejati kan fluid. Seminggu kemudian bayi kontrol dan imunisasi. Bapil sudah mereda. Hanya sesekali. TEMPLATE Ke4 kasus di atas hanya sedikit contoh kasus anak bapil lainnya. Tatalaksana sebelumnya juga serupa. 1. Nebul. 2. Puyer/puyer dicampur sirup perasa/sirup. 3. Isinya: 3. A. Antihistamin mis ceterizine (nama dagang bisa beragam) Antihistamin = membantu mengurangi manifestasi alergi. Tidak dibutuhkan pada ispa virus macam common cold. Yang ada, risiko efek sampingnya (sila baca2 di drugs.com) 3. B. Bronchodilator (melebarkan saluran napas) misalnya salbutamol (mereknya, beragam). Obat ini untuk pereda serangan asma. Bukan untuk common cold. 3. C. Pengencer dahak alias mucolytic. Tidak ada obat pengencer dahak. Pengencer dahak sesungguhnya adalah: FLUID. 3. D. LAIN2 mis steroid. Asma berat butuh steroid. Common cold, JANGAN diberi steroid. Ada juga yang dapat "anti virus atau obat untuk sistem imun, juga ada yang dapat antibiotik. Dst dst dst Sebagian besar obatnya dicampur dan digerus (Puyer). Jadi? A. CC tidak perlu ke dokter apalagi ke spesialis anak. B. TIDAK ADA satupun obat yg mempercepat penyembuhan CC. C. TIDAK ADA OBAT BATUK!! Batuk bukan musuh, mengapa digempur dan dilawan? Salah sasaran. Lha jadi yang selama ini diberikan apa? Naah paham kan klirunya dimana Common cold, treat it with common sense. Wati

Read more
VIP Member
undefined profile icon
Write a reply

SALAH GEMPUR

Sumber: dr. Wati Sp. A (milis sehat) Dear all Selamat pagi. Semoga semua berbahagia. Sebetulnya, masalah balita itu tidak musykil. Sakitnya ya itu itu saja. Demam, bapil, dan diare muntah. Penyakit ringan yang sembuh sendiri (bukan sembuh lantaran obat yg diresep kan.  KASUS 1. I: anak saya demam masuk hari ke 4. Hari ke 2 tuh demamnya tinggi. Padahal sudah saya kasih Sanmol. Sorenya menggigil. Saya takut kejang. Saya kasih ibuprofen. Nah hari ke, pagi, demam reda tapi kok sore naik lagi. Saya bawa ke UGD. Katanya obat demamnya mesti masuk yang dari anus.  Jadi sekarang selang srlung. Parasetamol tapi kalau tinggi, ibuprofen. Kalau nanti malam masih demam, disuruh cek lab. W: bu, demam itu bukan penyakit. Demam itu salah satu respons badan kita untuk melawan bakteri dan virus yang masuk tubuh kita. Obat demam tidak menyembuhkan. Parasetamol diberikan supaya anak merasa agak nyaman.  Parasetamol bekerja baik ketika diberikan per oral (diminum) bukan yang lewat anus (pemberian per anus, kadar terapi nya di darah tidak sebaik ketimbang yang diminum.  KASUS 2. I: bu, anak saya dah lama banget batuk. Ke DSA, bilangnya ispa. Dikasih antibiotik, puyer, dan nebul (uap). Sudah 1 minggu, masih batuk. Batuknya berat  W: batuk berat tuh kayak apa? (Ibu tdk bisa kasih contoh) I; banyak dahaknya dok. Jadi saya bawa ke DSA lain. Katanya ada kemungkinan bronkitis.  Antibiotiknya diganti, dikasih pengencer dahak, obat pilek, obat alergi dan buat jalan napas (catatan: bronkodilator). W: wadduh.  Ibu sudah pernah baca2 tentang bronkitis? Please do. Soalnya, tidak sedikit yang panik kalau dengar kata bronkitis. Bronkitis itu umumnya karena infeksi virus. Tidak butuh antibiotik.  Obat lainnya juga tidak perlu Nah Kedua kasus di atas merupakan contoh yang terjadi selama ini di kalangan para orangtua di Indonesia.  Demam, dilawan habis habisan.  Batuk ditekan mati matian.  Yang kasihan siapa hayooo? Ada 2 pihak yang nelongso. Paling sengsara ya si anak. Harus menelan berbagai obat yang TIDAK dia perlukan. Obat obatan yang TIDAK bermanfaat, bahkan BER RISIKO EFEK SAMPING. Ya. Anak jadi victim, demi apa? Demi menyenangkan orang tuanya? Seolah memang ada jalan instan, abrakadabra, demam hilang. Abrakadabra, batuk senyap. Sengsara kedua, siapa? Saya lah hehehe. Saya harus tersenyum pedih (ibarat sedang sakit gigi) menyaksikan drama ini. Prihatin. Sayangnya, sulit menyadarkan para orangtua bahwa demam tidak berbahaya; bahwa batuk meeupakan refleks untuk melindungi paru paru kita.  Kadang saya merasa, orangtua seolah memilih di PHP ketimbang diberi nasehat profesional dan obyektif. Jadi? Pahami, musuhnya itu siapa? Musuhnya kan si mikroba (virus, bakteri).  Nah, jangan gempur demam dan batuk. Keduanya, BUKAN musuh.  Salam bijak pasien cerdas Wati

Read more
undefined profile icon
Write a reply

DI "UAP" BATUKPUN LENYAP???

Dear all Selamat pagi. Semoga semua berbahagia. Di fasilitas kesehatan (RS maupun klinik), pemandangan di ruang tunggu anak, mayoritas isinya anak batuk pilek. Begitu juga di ruang tunggu rehabilitasi medik. Kebanyakan, antri untuk di "uap".  Ada apa dengan batuk? Mengapa harus dibombardir obat, "uap", dan obat? KASUS 1. I: Anak saya batuk pilek sudah lama dok. Saya takut ada apa-apa. Sudah di uap 3x, resep obat minum sudah habis, masih juga batuk. Kami memang keluarga alergi banget.  W: kamu takut apa? (Takut ada "apa-apa" kan tidak jelas). Ada kegawat daruratan? I: Gak pernah sesak sih dok. Bukan pneumonia kan ya W: ya kalau sudah berhari-hari, apalagi lebih dr seminggu, ya bukan pneumonia dong. KASUS 2. I: Dok, saya sudah berusaha gak kasih obat. Tapi jadinya batuk masih batuk deh. Boleh gak saya "uap"? Temen2 saya, kalau anaknya batuk, diuap. W: kalau asma, memang harus dapat obat yang melebarkan saluran napas.  I: gak asma sih. Tapi katanya uap buat ngencerin dahak. W: kalian tahu apa obat yang diberikan saat di "uap"?  I: V buat longgarin nafas, B buat ngenceron dahak, trs apa lagi gitu, saya lupa. KASUS 3. Suatu malam, wa masuk.ibu dari bayi berusia 23 hari: I: dok, aku di UGD. Dede bayi batuk terus. Aku takut. Sudah diperiksa, kata dokter mau diuap, tapi saya bilang, saya mau tsnya dokter dulu. Anaknya gak sesek gak demam. W: tidak sesak berarti tidak gawat darurat. Pasti juga bukan asma Tidak usah diuap bu. ASI sering sering  (meski sedikit sedikit). Begitu dahsyatnya gelombang "uap" di Indonesia (atau hanya di jakarta? Atau di jakarta dan kota besar lainnya? Di perkampungan? AMAAAN) Anak non asma, JANGAN diuap. JANGAN diberi obat asma oral (sirup maupun puyer). Obat yang diberikan melalui alat yang namanya nebulizer atau  yang dijuluki parents sebagai uap, adalah kelompok bronkodilator. Melebarkan bronkus (misalnya, kelompok SALBUTAMOL). Anak batuk pilek common cold, bronkus nya tidak menyempit. JANGAN beri bronkodilator. Tidak ada manfaat nya, yang ada, dapet efek sampingnya (please baca salbutamol di drugs.com). Coba ayah ibunya mengonsumsi salbutamol, memangnya enak?  Commonly reported side effects of albuterol include: tremor.  Other side effects include: hypersensitivity reaction and tachycardia (jantung berdebar cepat).  Check with your doctor immediately if any of the following side effects occur while taking albuterol: More common Shakiness in the legs, arms, hands, or feet trembling or shaking of the hands or feet Less common Fast, irregular, pounding, or racing heartbeat or pulse Rare Cough difficulty breathing difficulty with swallowing hives or welts hoarseness large, hive-like swelling on the face, eyelids, lips, tongue, throat, hands, legs, feet, or sex organs noisy breathing redness of the skin shortness of breath skin rash slow or irregular breathing swelling of the mouth or throat tightness in the chest wheezing Coba resapkan risiko efek samping di atas. Kalau benar asma, harus salbutamol. Kalau bulan asma, ya JANGAN.  Keliru juga menganggap terapi uap ini bisa mengencerkan dahak. Di seluruh dunia, tidak ada obat pengencer dahak. FLUID is the real mucolytic (pengrncer dahak/mucolytic), akan dibahas di CAPING lain. Tunggu ya. Batuk pilek bukan musuh, tapi digempur membabi buta memakai senjata yang peruntukannya bukan untuk batuk pilek.  Kita kehilangan logika sehingga alih alih menata hidup agar lebih sederhana, kita memilih membuat drama yang justru membuat hidup jadi heboh. "Sudah uap kok masih batuk?" Iya lah, nebulizer dengan obat salbutamol, bukan obat batuk. Selamat menjaga kejernihan nalar. Batuk BUKAN penyakit. Salam kesederhanaan  Wati ___________________ Sumber: dr. Wati Sp.A (milis sehat) Siapa yg anaknya suka di uap (nebu) kalo lagi bapil? Siapa yg anaknya suka minum puyer atau antibiotik kalo lagi bapil? Saya mah ngga ? cukup perbanyak fluid, banyak istirahat, banyakin dijemur, dan qadarullah anak saya ga alergi makanan dingin jadi kalo lagi bapil tetap saya kasih es krim ? Biarlah bapil (karena infeksi virus) sembuh sendiri, dari pada terkena dampak lebih buruk dari obat obatan yg jelas jelas tidak diperuntukan untuk bapil Be smart parent yuuuk biar buah hati selamat dari overtreatment Salam,

Read more
undefined profile icon
Write a reply

IMUNISASI: WAJIB ATAU HAK?

Dear all Selamat pagi. Semoga semua berbahagia. Di ruang konsultasi, masih banyak orang tua yang ketika ditanya riwayat kelengkapan imunisasi, menyatakan: " yang wajib sudah lengkap dok". W: maksudnya apa ya Bu? Yang mana yang wajib? (Sambil saya sodorkan jadwal rekomendasi imunisasi nya IDAI; baik yang tahun 2014, maupun yabg tahun 2017). I - 1: mempelajari ke dua tabel tsb. Dan terdiam sejenak. I- 2: dok, anak saya (8 bulan) belum imunisasi rotavirus dan pneumococcus. Baru yang wajib saja. Masih bisa gak ya dok disusulkan? W: bu, di tabel rekomendasi jadwal tadi, yang mana yang imunisasi wajib? I: itu dok, BCG, DPT, hepatitis B  Sudah lengkap kan dok. Yang gak wajib itu penting juga ya dok? W: bu coba perhatikan dengan seksama. Gak ada kan tulisan: WAJIB.  Mereka pun mengangguk. Apakah itu imunisasi? Sederhananya, upaya untuk meningkatkan imunitas (kekebalan) tubuh. Dengan cara, memasukkan bakteri atau virus yang sudah DILEMAHKAN atau sudah MATI. Vaksin yang dimasukkan akan merangsang sel darah putih untuk membuat sel memori. Sel memori ini akan bisa mengenali si bskteri atsu virus terkait ketika suatu saat kita terinfeksi. Apakah semua penyakit bisa dicegah dengan imunisasi? Imunisasi hanya untuk penyakit infeksi. Tidak semua penyakit infeksi ada vaksinnya. Misalnya, infeksi virus yang berat, pasti dunia kedokteran mengupayakan agar berhasil menemukan vaksinnya.  Penyakit infeksi yang berat, artinya: - mematikan - membuat cacat - menyebabkan penderitaan (sakitnya lama). Apa saja persyaratan agar imunisasi nya berhasil? Antara lain: 1. VAKSIN:  - mutunya baik (bukan vaksin palsu; lihat kemadan, brosur, segelnya, dll)); - penyimpanannya benar (suhu lemari es tidal boleh lebih dari 6 derajat C.  2. CARA PEMBERIAN NYA BENAR. - timing (usia, sesuai tabel rekomendasi) alias TEPAT WAKTU - jadwa, sesuai tabel rekomendasi - cara penyuntikannya (lokasi, misalnya, jangan di bokong) - teknik penyuntikan yg tepat (ke otot, di kulit, atau di bawah kulit di atas otot). Apa tujuan imunisasi? 1. Melindungi setiap individu di muka bumi 2. Meng eradikasi penyakit. Misalnya, cacar sudah lenyap dari muka bumi. Jadi? Imunisasi merupakan suatu upaya kemanusiaan; bukan sekedar upaya medis. Oleh karena itu, imunisasi BUKAN kewajiban. Imunisasi adalah HAK, hak untuk memperoleh perlindungan. Lalu mengapa ada pemikiran seolah imunisasi itu ada yang wajib dan ada yang tidak wajib? Sebetulnya, imunisasi di Indonesia memang dibagi 2. Imunisasi yang merupakan program pemerintah (PPI) dan yang ďi luar program pemerintah. Mengapa demikian? Yang program pemerintah mempergunakan vaksin yang sudah mampu diproduksi di dalam negri. Vaksin yang masih di impor, belum masuk PPI. Immunization is an act of love. Wati ___________________ Sumber: dr. Wati Sp.A (milis sehat)

Read more
undefined profile icon
Write a reply