SALAH GEMPUR

Sumber: dr. Wati Sp. A (milis sehat) Dear all Selamat pagi. Semoga semua berbahagia. Sebetulnya, masalah balita itu tidak musykil. Sakitnya ya itu itu saja. Demam, bapil, dan diare muntah. Penyakit ringan yang sembuh sendiri (bukan sembuh lantaran obat yg diresep kan.  KASUS 1. I: anak saya demam masuk hari ke 4. Hari ke 2 tuh demamnya tinggi. Padahal sudah saya kasih Sanmol. Sorenya menggigil. Saya takut kejang. Saya kasih ibuprofen. Nah hari ke, pagi, demam reda tapi kok sore naik lagi. Saya bawa ke UGD. Katanya obat demamnya mesti masuk yang dari anus.  Jadi sekarang selang srlung. Parasetamol tapi kalau tinggi, ibuprofen. Kalau nanti malam masih demam, disuruh cek lab. W: bu, demam itu bukan penyakit. Demam itu salah satu respons badan kita untuk melawan bakteri dan virus yang masuk tubuh kita. Obat demam tidak menyembuhkan. Parasetamol diberikan supaya anak merasa agak nyaman.  Parasetamol bekerja baik ketika diberikan per oral (diminum) bukan yang lewat anus (pemberian per anus, kadar terapi nya di darah tidak sebaik ketimbang yang diminum.  KASUS 2. I: bu, anak saya dah lama banget batuk. Ke DSA, bilangnya ispa. Dikasih antibiotik, puyer, dan nebul (uap). Sudah 1 minggu, masih batuk. Batuknya berat  W: batuk berat tuh kayak apa? (Ibu tdk bisa kasih contoh) I; banyak dahaknya dok. Jadi saya bawa ke DSA lain. Katanya ada kemungkinan bronkitis.  Antibiotiknya diganti, dikasih pengencer dahak, obat pilek, obat alergi dan buat jalan napas (catatan: bronkodilator). W: wadduh.  Ibu sudah pernah baca2 tentang bronkitis? Please do. Soalnya, tidak sedikit yang panik kalau dengar kata bronkitis. Bronkitis itu umumnya karena infeksi virus. Tidak butuh antibiotik.  Obat lainnya juga tidak perlu Nah Kedua kasus di atas merupakan contoh yang terjadi selama ini di kalangan para orangtua di Indonesia.  Demam, dilawan habis habisan.  Batuk ditekan mati matian.  Yang kasihan siapa hayooo? Ada 2 pihak yang nelongso. Paling sengsara ya si anak. Harus menelan berbagai obat yang TIDAK dia perlukan. Obat obatan yang TIDAK bermanfaat, bahkan BER RISIKO EFEK SAMPING. Ya. Anak jadi victim, demi apa? Demi menyenangkan orang tuanya? Seolah memang ada jalan instan, abrakadabra, demam hilang. Abrakadabra, batuk senyap. Sengsara kedua, siapa? Saya lah hehehe. Saya harus tersenyum pedih (ibarat sedang sakit gigi) menyaksikan drama ini. Prihatin. Sayangnya, sulit menyadarkan para orangtua bahwa demam tidak berbahaya; bahwa batuk meeupakan refleks untuk melindungi paru paru kita.  Kadang saya merasa, orangtua seolah memilih di PHP ketimbang diberi nasehat profesional dan obyektif. Jadi? Pahami, musuhnya itu siapa? Musuhnya kan si mikroba (virus, bakteri).  Nah, jangan gempur demam dan batuk. Keduanya, BUKAN musuh.  Salam bijak pasien cerdas Wati

2 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Good sharing bun aku sebenernya ibu yg panikan tp sangat meminimalisir obat, pernah anak batuk pilek aku gempur asi sm aku jemur tiap pagi, terus aku panggil bidan untuk pijit anakku biasanya. Kalo demam alhamdulillah kalo abis imunisasi aja, sm bidannya dikasih contrexin sirup, itu juga dikasihnya tiap 8 jam dengan catatan kalo demam aja, kalo gak demam gak usah katanya

Baca lagi

Saya termasuk tipe ibu yang mudah panik kalau anak sakit, Bun, gak tega juga lihatnya, dan sakitnya memang batuk atau panas, setelah 2 hari belum ada perubahan biasanya langsung dibawa buat periksa, ujung-ujungnya obat lagi. Jadi gimana ya Bun solusinya, itu tulisannya bagus banget, tp endingnya gak tuntas ya, 😊

Baca lagi
4y ago

Siap Bun, makasih ya 👌