Dian Pangestu profile icon
PlatinumPlatinum

Dian Pangestu, Indonesia

Anggota VIP

About Dian Pangestu

alhamdullilah anak laki laki 1

My Orders
Posts(212)
Replies(7161)
Articles(0)

Untuk para suami

🌹 Janganlah engkau menjadikan ponselmu itu dapat berbahaya bagi istrimu. Janganlah engkau menjadikan seyumanmu itu bersama ponselmu. Obrolanmu bersama ponselmu. Engkau keluar bersama ponselmu. Engkau tidur sedangkan disisimu adalah ponselmu. Dan pikiranmu pun tersibukkan dengan ponselmu. Rasulullah shallallahu'alaihi wa salam bersabda, "Dan keluargamu mempunyai hak atas dirimu." (Shahihul Bukhari) 📌 KITAB NIKAH Oleh: Syaikh Abdul Azhim bin Badawi al-Khalafi Hak-Hak Suami Isteri Keluarga diibaratkan seperti batu bata pertama dalam sebuah bangunan masyarakat. Apabila keluarga baik, maka masyarakat pun akan ikut menjadi baik dan sebaliknya jika keluarga rusak, maka masyarakat akan menjadi rusak pula. Oleh karena itu, Islam memberikan perhatian kepada urusan keluarga dengan perhatian yg sangat besar, sebagaimana Islam juga mengatur hal-hal yang dapat menjamin keselamatan dan kebahagiaan keluarga tersebut. Islam mengibaratkan keluarga seperti suatu lembaga yang berdiri di atas suatu kerjasama antara dua orang. Penanggung jawab yg pertama dalam kerjasama tersebut adalah suami. Allah berfirman : الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ “Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu, maka wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka).” [An-Nisaa’: 34] Islam menentukan hak-hak di antara keduanya yang dengan menjalankan hak-hak tersebut, maka akan tercapai ketenteraman dan keberlangsungan lembaga. Islam menyuruh keduanya agar menunaikan apa yg menjadi kewajibannya dan tidak mempermasalahkan beberapa kesalahan kecil yg mungkin saja terjadi. Wallahu a'lam.

Read more
 profile icon
Write a reply

Bismillah semangat

Itu istri apa pembantu? Di gajih tiap bulan, suruh beresin rumahnya, nyiapin makan untuknya, dan ngurusin anak2 nya?! Tapi, nyenengin istrinya mh kaga.. 😬 Surga istri memang ada pada suami.... Dan surga suami memang masih ada pada ibunya.. Tapi ingat, suami tidak akan masuk surga apabila selama hidupnya tidak pernah MEMULIAKAN istrinya.. Tidak MEMBAHAGIAKAN istrinya.. Apalagi tidak memberinya NAFKAH.. Dan saya jelaskan bahwa NAFKAH DENGAN UANG BELANJA ITU BERBEDA... Nafkah adalah kebutuhan pribadi seorang istri seperti membeli pakaian, kosmetik dll yg termasuk kebutuhan pribadi diri seorang istri.. Dan uang belanja adalah uang yang di pakai sehari hari untuk makan, memberi jajan anak, dan membeli kebutuhan rumah tangga lainya... Sedangkan kewajiban istri hanya melayani suami, mentaati suami, dan mengurus anak2.. Sedangkan tugas rumah tangga seperti memasak, menyapu, mengepel, mencuci dan tugas seabreg lainnya itu sebenarnya tugas seorang suami.. Tapi mengapa 100% kebanyakan orang, seorang istri lah yang melakukan semua pekerjaan tersebut.. Mengapa ??? Karena seorang istri hanya ingin mencari Ridho sang suami.. Ingin Meringankan beban suami.. Jadi sangat terbalik apabila suami sedang ada di rumah yang membantu istrinya memasak/ pekerjaan lainnya dengan anggapan (Suami meringankan beban istri) Bukan ! Karena sesungguhnya seorang istrilah yg selalu meringankan beban suami.. Dan bukan berarti meringankan beban seorang suami itu, istri harus membantu suami untu mencari uang (bekerja). Tidak!! Hanya suami lah yang berkewajiban mencari uang/nafkah.. Dan saya ingatkan lagi.. Jangan pernah menjadikan istri atau menganggap istri layaknya seorang pembantu.. Karena seorang istri bukanlah seorang pembantu, melainkan pendamping hidup untuk mencapai Surganya Allah... Dan semoga kita termasuk istri yang sholehah, memiliki suami yang sholeh.. Dengan membina rumah tangga yang sakinah mawadah warohmah.. Aamiin Allahumma Aamiin....

Read more
 profile icon
Write a reply

Semoga bermanfaat

Bismillah . Larangan Membuat Bangunan Di Atas Kubur Larangan yang di maksud adalah membuat bangunan atau rumah atau memasang kijing (marmer) di atas kubur. Pertama,perkataan 'Ali bin Abi Tholib, Dari Abul Hayyaj Al Asadi,ia berkata, "Ali bin Abi Tholib berkata kepadaku, "Sungguh aku mengutusmu dengan sesuatu yang Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam pernah mengutusmu dengan perintah tersebut. Yaitu jangan engkau biarkan patung (gambar) melainkan engkau memusnahkan dan jangan biarkan kubur tinggi dari tanah melainkan engkau ratakan." (HR.Muslim no.969). Syaikh Musthofa Al Bugho - fakar Syafi'i saat ini-mengatakan, " Boleh kubur dinaikan sedikit satu jengkal supaya membedakan dengan tanah,sehingga lebih di hormati dan mudah di ziarahi," (At Tadzhib,hal.95). Hal ini juga di katakan oleh penulis Kifayatul Akhyar,hal.214. Kedua, dari Jabir, ia berkata, Dari Jabir, ia berkata, "Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam melarang dari memberi semen pada kubur,duduk Diatas kubur dan memberi bangunan Diatas kubur." (HR.Muslim no.970). Kalam Syafi'iyah Matan yang cukup terkenal di kalangan Syafi'iyah yaitu matan Abi Syuja' ( matan Taqrib) di sebutkan di dalamnya, "Kubur itu mesti di ratakan,kubur tidak boleh di bangun bangunan di atasnya dan tidak boleh kubur tersebut di beri kapur (semen)." (Mukhtasor Abi Syuja',hal.83 dan At Tahdzib,hal.94). Imam Nawawi Rahimahullah berkata,"Yang sesuai ajaran Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa Sallam- kubur itu tidak di tinggikan dari atas tanah,yang di bolehkan hanyalah meninggikan satu jengkal dan hampir di lihat rata dengan tanah. Inilah pendapat dalam madzhab Syafi'i dan yang sefahaman dengannya." (Syarh Shahih Muslim,7:35). Imam Nawawi di tempat lain mengatakan, "Terlarang memberikan semen pada kubur, di larang mendirikan bangunan di atasnya dan haram duduk di atas kubur. Inilah pendapat Ulama Syafi'i dan mayoritas Ulama." (Syarh Shahih Muslim,7:37).

Read more
 profile icon
Write a reply
 profile icon
Write a reply

Semoga bermanfaat

Baca sampai akhir yah.. Bubur tidak akan pernah menjadi nasi kembali. _*Didiklah Anak Sebagai ‘Budak’ Dari Sekarang Supaya Tidak Menjadi ‘Raja’*_ 🥇Mendidik anak sebagai ‘budak’. Judulnya seperti bercanda, tapi itulah esensi mendidik anak-anak sekarang ini. 💝Mungkin tidak banyak yang setuju dengan fakta ini. Terutama orang tua yang melihat bahwa anak tersebut perlu diperlakukan dengan hati-hati. 🥈Anda pernah melihat kejadian dimana ibu sibuk bekerja di rumah, seperti mencuci, mengepel, memasak dan bahkan membereskan kamar anak. Padahal, si ibu memiliki 2-3 anak gadis duduk di depan TV, atau bermain handphone atau laptop di depannya. Nah .. ketika mereka diminta untuk membantu …. Terus mengeluh, tidak mau, malas dan beberapa yang alasan lainnya. Ini lebih parah lagi, ada pula yang pergi.. merajuk dan cuek.. padahal hanya karena diminta untuk menutup kran air di dapur. Uhh .. Kadang sampai berteriak pun mereka tidak peduli… hurmmm .. Bahkan anak laki-laki pun, tidak mau melakukan pekerjaan yang dilakukan anak perempuan? Gak macho katanya .. perasaan terbebani seperti lengket di atas lem saja.. beugh…. 🥉Budaya Anak Menjadi ‘Raja’ semakin meluas Budaya anak menjadi raja semakin meluas sekarang ini. Untuk alasan apa? Karena mereka belum merasakan dididik menjadi ‘budak’ sejak kecil. 🥇Banyak pasangan yang terlalu sayang kepada anak-anak. Keinginan anak-anak semua diikuti. Mereka tidak diajarkan untuk memahami kesulitan dan kesulitan orang tua mereka. Ya, orang tuanya kaya .. tapi ingin anak menjadi sukses.. tidak mudah. Bila para orang tua diberi saran agar jangan manjakan anak Anda. Inilah jawaban mereka … “Tidak apa-apa mereka masih anak-anak..” “Jangan biarkan anak laki-laki mengerjakannya, seperti pelayan aja..” Jika begiini alasannya, maka orang tua bersiaplah untuk menjadi “budak” bagi anak di masa tua? Tidak hanya itu … Ada anak yang sudah sampai menikah masih menyusahkan orang tua untuk membereskan barangnya. Hal ini banyak terjadi, dan kita sendiri telah berkali-kali melihat dengan mata kepala sendiri. Ini kenyataan. Hal ini terjadi di dunia sekarang ini. Pakaian anak dan mantu masih ibu yang mencuci. Padahal usia lebih dari 30 tahun … mau makan pun ibu yang masak… 🥈Anak-anak yang tidak dididik dengan melakukan pekerjaan sejak kecil, mereka akan canggung melakukannya saat mereka telah dewasa. Kalau sudah tejadi demikian, mereka melakukannya kurang tulus dan terpaksa saja. Mereka akan melakukannya hanya saat disuruh. Kita tidak ingin orang tua menghukum anaknya. 👁 Orangtua harus sadar, mulai dari anak usia 2 tahun, mereka perlu dipelihara dan dididik menjadi ‘budak’. mengarahkan mereka melakukan sesuatu, kadang seperti memaksanya padahal semua itu buat kebaikan anak di masa depannya. 🔜Jangan terlalu lembut. 🔜Jangan terlalu kasihan kepada anak-anak 🔜Jangan terlalu manja 🔜Ajari mereka banyak kerja keras sejak kecil 🔜Ajari mereka tentang pekerjaan rumah 🔜Ajari mereka arti hidup. Memupuk kesadaran di dalamnya 🔜Ajari anak perempuan untuk bekerja membersihkan, memasak, mencuci rumah dan segala jenis pekerjaan rumah. Ajari putri Anda tentang kebersihan, terutama kebersihan pribadi. Anak laki-laki mulai terbiasa enteng tangan. Ajarkan anak laki-laki juga untuk melakukan pekerjaan seperti berenang, memperbaiki pipa air, menebang pohon dan banyak lagi. Jika memungkinkan, ajarkan juga apa yang cewek suka memasak. Tidak ada salahnya, tapi itu akan menjadi bonus sebagai orang dewasa. 💝Anak Kita, Belajar dari Kita. 💝Ajarkan dan didik mereka dengan cinta tapi perlu tegas dan pastikan mereka mengikuti instruksinya. 💝Biarkan dididik sebagai Budak, jangan sampai bila mereka besar menjadi raja. Dan yang paling ditakuti, berubah menjadi anak durhaka, yang dibenci Allah. 💝Bila anak tidak dididik seperti itu maka kondisi itu akan sama seperti kondisi bunyi hadist dibawah ini yang merupakan tanda-tanda kiamat: Ibnu Abbas menyebutkan suatu hadits. Dan dalam hadits tersebut disebutkan, Rasulullah berkata, _"Jika kamu mau, saya akan menceritakan kepadamu mengenai tanga-tanda kiamat selain itu."_ Para sahabat berkata, _"Tentu wahai Rasulullah, ceritakanlah padaku."_ Rasulullah bersabda: _"Jika kamu telah melihat budak wanita (ibunya dijadikan seperti budak) melahirkan tuannya (anak-anak dibiarkan bagaikan raja)…"_ (HR Ahmad) *Semoga Bermanfaat* Baca artikel di atas, jadi inget bocil ku juga suka begitu. Alhamdulillah, kadang tanpa di suruh, dengan sukarela melakukan nya. Bahkan hari libur, kami anggap cuma libur sekolah nya aja. Jarang kita gunakan untuk jalan-jalan, paling sekedar kumpul di atas atap rumah, setelah nya kerja bakti bersama 😁 Yaaa... Jangan di bayangin hasilnya sesuai harapan. Tapi paling tidak, cukup sebagai latihan. Walau tak jarang, kami sebagai orang tua harus mengulang pekerjaan. Tak mengapa, yang penting nantinya anak-anak terbiasa mengerjakan nya😍👍😘 Barokallohufikum my trio bocil. Maafkan bunda yang mungkin terlihat kejam😁 Semua InsyaAllah demi kebaikan. Sumber : Baryati mumtazah #mybocil #latihanmenghadapikerasnyakehidupan #semogajadigenerasianticengengdanpenuhkeluhan

Read more
 profile icon
Write a reply