Yanti profile icon
PlatinumPlatinum

Yanti, Indonesia

Anggota VIP

About Yanti

Sedang Mengandung

My Orders
Posts(43)
Replies(245)
Articles(0)

PEJUANG ASI #IBUJUARA

Saat pertama kali anakku terlahir ke dunia ini, yang seharusnya ia bisa langsung merasakan ASI pertama nya, tapi itu tidak di dapatkan nya. Karena ASIku belum juga keluar. Sedih, marah, stress semua bercampur menjadi satu. Sangat teriris hati ini melihat anakku menangis kejar karena kehausan. Ditengah tangisan nya aku tetap berusaha agar ASIku keluar, namun hasilnya tetap nihil. Akhirnya aku dan suami memutuskan untuk memberinya susu formula sembari menunggu ASIku keluar. 3 hari di rumah sakit masih tak kunjung keluar, setiba dirumah pun masih tak juga keluar. Akhirnya aku mencoba untuk mencari artikel seputar ASI, menanyai teman yang sudah pengalaman dan banyak hal kulakukan hingga akhirnya mulai menemui titik terang. Aku mencoba Afirmasi positif pada diriku, mencoba konsumsi booster ASI berbagai merk, konsumsi sayuran setiap hari dan Alhamdulillah usahaku membuahkan hasil. Diusia anakku 1 minggu ASIku mulai keluar walau masih sedikit tapi aku tetap bahagia dan berpikir ini adalah awal yang baik, aku selalu percaya bahwa kebutuhan ASI anakku akan terpenuhi olehku. Karena ASIku yang masih sedikit mau tak mau anakku harus di selingi susu formula. Iya tak mengapa, ini tak akan berlangsung lama, ucapku pada diri sendiri. Aku pun mulai menyewa breastpump selama 2 minggu, dan setiap pumping aku selalu merasa kesakitan tapi pumping tak kuhentikan. Lagi lagi yang kupikirkan adalah kebutuhan anakku. Karena ia berhak mendapatkan ASI dariku. Aku membuang jauh-jauh rasa sakit itu. Dan terus melakukan pumping sesuai jadwal yang telah kutentukan. Motivasi terbesarku saat itu adalah "aku boleh saja gagal untuk melahirkannya secara normal meski aku sudah berupaya semampuku dan Tuhan berkendak lain, tapi aku tidak boleh GAGAL dalam memberinya ASI" ini yang selalu kutanamkan dalam hati dan pikiranku, selalu kata-kata ini yang menjadi penguatku disaat aku merasakan lelah dan sakit yang teramat. Alhamdulillah usahaku tak sia-sia, tepat usia anakku 2 bulan ASIku mulai banyak, kebutuhan anakku mulai terpenuhi tanpa harus dibantu susu formula. MasyaAllah Allah telah mendengar doa ku. Dan semoga aku bisa memberinya ASI sampai waktu yang seharusnya. Aamiin Ibu muda yang langsung bisa memberikan anaknya ASI begitu mereka lahir adalah ibu yang hebat, ibu yang masih berjuang untuk memberikan ASI pada anaknya juga tak kalah hebat! Semangat para pejuang ASI Semangat para #ibujuara Kita semua hebat

Read more
VIP Member
 profile icon
Write a reply

PEJUANG ASI #IBUJUARA

Saat pertama kali anakku terlahir ke dunia ini, yang seharusnya ia bisa langsung merasakan ASI pertama nya, tapi itu tidak di dapatkan nya. Karena ASIku belum juga keluar. Sedih, marah, stress semua bercampur menjadi satu. Sangat teriris hati ini melihat anakku menangis kejar karena kehausan. Ditengah tangisan nya aku tetap berusaha agar ASIku keluar, namun hasilnya tetap nihil. Akhirnya aku dan suami memutuskan untuk memberinya susu formula sembari menunggu ASIku keluar. 3 hari di rumah sakit masih tak kunjung keluar, setiba dirumah pun masih tak juga keluar. Akhirnya aku mencoba untuk mencari artikel seputar ASI, menanyai teman yang sudah pengalaman dan banyak hal kulakukan hingga akhirnya mulai menemui titik terang. Aku mencoba Afirmasi positif pada diriku, mencoba konsumsi booster ASI berbagai merk, konsumsi sayuran setiap hari dan Alhamdulillah usahaku membuahkan hasil. Diusia anakku 1 minggu ASIku mulai keluar walau masih sedikit tapi aku tetap bahagia dan berpikir ini adalah awal yang baik, aku selalu percaya bahwa kebutuhan ASI anakku akan terpenuhi olehku. Karena ASIku yang masih sedikit mau tak mau anakku harus di selingi susu formula. Iya tak mengapa, ini tak akan berlangsung lama, ucapku pada diri sendiri. Aku pun mulai menyewa breastpump selama 2 minggu, dan setiap pumping aku selalu merasa kesakitan tapi pumping tak kuhentikan. Lagi lagi yang kupikirkan adalah kebutuhan anakku. Karena ia berhak mendapatkan ASI dariku. Aku membuang jauh-jauh rasa sakit itu. Dan terus melakukan pumping sesuai jadwal yang telah kutentukan. Motivasi terbesarku saat itu adalah "aku boleh saja gagal untuk melahirkannya secara normal meski aku sudah berupaya semampuku dan Tuhan berkendak lain, tapi aku tidak boleh GAGAL dalam memberinya ASI" ini yang selalu kutanamkan dalam hati dan pikiranku, selalu kata-kata ini yang menjadi penguatku disaat aku merasakan lelah dan sakit yang teramat. Alhamdulillah usahaku tak sia-sia, tepat usia anakku 2 bulan ASIku mulai banyak, kebutuhan anakku mulai terpenuhi tanpa harus dibantu susu formula. MasyaAllah Allah telah mendengar doa ku. Dan semoga aku bisa memberinya ASI sampai waktu yang seharusnya. Aamiin Ibu muda yang langsung bisa memberikan anaknya ASI begitu mereka lahir adalah ibu yang hebat, ibu yang masih berjuang untuk memberikan ASI pada anaknya juga tak kalah hebat! Semangat para pejuang ASI Semangat para #ibujuara Kita semua hebat

Read more
 profile icon
Write a reply

Pengalaman Lahiran Caesar #ibujuara

Tepat sekitar 10 bulan yang lalu perasaanku campur aduk jadi satu, bagaimana tidak? Tepat di hpl (hari perkiraan lahir) calon anakku yaitu di tanggal 23 February 2020 aku belum juga merasakan tanda2 akan adanya persalinan, sidede masih anteng di dalem perut. Akhirnya sekitar jam 4 sore aku dan suami kontrol ke klinik tempat ku biasanya.. Setiba nya di klinik aku langsung disambut ramah dan dilayani seperti biasanya.. Langsung saja aku mengatakan bahwa hari ini adalah hpl ku tapi sidede sepertinya belum mau ngajakin keluar, bu bidan ngasih waktu sampai 1 minggu ke depan karena usia maksimal kehamilan sampai 41 minggu sedangkan usia kehamilan ku 40 minggu.. Namun hatiku menolak, aku tidak bisa jika harus menunggu sampai 1 minggu kedepan, aku menyampaikan segala keluhanku dan riwayat hasil pemeriksaanku di minggu sebelumnya.. mendengar keluhanku bu bidan langsung merujukku untuk melakukan pemeriksaan ke rumah sakit.. Dalam perjalanan menuju ke rumah sakit aku berusaha menenangkan pikiranku sambil ngajak sidede ngobrol, aku berusaha menguatkan hati bahwa apapun prosesnya yang terpenting adalah aku dan anakku selamat. Sesampainya di rumah sakit, aku dan suami langsung ke bagian pendaftaran dan alhamdulillah dapat antrian pertama namun memang jadwal dokter nya masih lama jadi kita harus menunggu berjam-jam, sembari menunggu kita sempatkan dulu untuk makan. Setelah sekian lama menunggu, sekitar jam 8 malam akhirnya dokter datang juga. Aku dan suami langsung masuk ke ruang praktek dengan rasa tenang. Dokter mulai memeriksa dan menjelaskan secara detail tentang kondisi kehamilanku.. keadaan dede baik, hanya saja dede terlilit tali pusar dan air ketubanku sudah mulai kering yang normal nya di angka 11 sedangkan aku hanya 6. Karena dengan keadaan yang seperti itu sangat tidak memungkinkan jika harus menunggu sampai 1 minggu kedepan seperti yang dianjurkan bu bidan, akhirnya dokter memberiku 2 pilihan. Satu, akan dilakukan induksi untuk memancing kontraksi namun dengan resiko yang cukup besar karena selain kelilit tali pusar dan air ketuban yang kurang berat badan dede juga cukup besar sekitar 3.6kg, yang dikhawatirkan sidede tidak kuat dan terjadi hal yang tidak diinginkan. Atau pilihan kedua langsung ambil tindakan SC. Tanpa pikir panjang langsung saja aku mengambil pilihan kedua yaitu SC, meskipun aku sangat ingin bisa lahiran normal, hinggal berbagai cara telah aku lakukan namun jika memang seperti ini jalan nya aku bisa terima, lagi2 yang kupikirkan hanya keselamatanku dan anakku. Setidaknya aku sudah berusaha semampuku. Akhirnya aku dijadwalkan untuk melakukan operasi SC malam itu juga di jam 10 malam. Begitu keluar dari ruangan aku langsung menelpon ibuku untuk segera mengemas keperluan yang akan dibawa ke rumah sakit. Aku langsung dibawa ke ruangan untuk segera ganti pakaian. Dalam kondisi ini aku tetap berusaha menenangkan pikiranku, karena ini adalah operasi pertama dalam hidupku.. jelas saja segala perasaan bercampur jadi satu. Dan ternyata malam itu ada 2 pasien yang akan melakukan SC dengan dokter yang sama, dan aku dapat antrian no 2. Sekitar jam setengah 11 malam, saat nya giliranku untuk masuk ruangan operasi. Mungkin bagian ini tidak perlu kuceritakan detailnya. Singkat cerita aku mendengar tangisan bayi alhamdulillah anakku telah lahir ke dunia. Bahagia dan sangat bahagia. Ketika perawat membaringkan bayi mungil itu disampingku aku langsung menangis haru, namun tangisku terhenti ketika dokter anestesi bertanya seperti ini padaku “ibu kenapa menangis, sakit kah bu?” Sontak saja tangisku terhenti. Dalam hati aku berkata “bagaimana tidak menangis dok? Aku baru saja melahirkan anakku. Ini tangis haru bukan tangis sakit”.. masih dalam hati aku bertanya “apakah salah ya seorang ibu yang baru saja melahirkan anaknya menangis? Apa hanya aku pasiennya yang menangis? Hmm sudahlah.. operasi selesai dan aku dilarikan ke ruang pemulihan dan anakku harus di hangatkan selama kurang lebih 4 jam, ntah diruang apa itu namanya. Selama diruang pemulihan aku sangat merasa kedinginan, badanku mengigil (mungkin karena efek obatnya). Aku meminta dokter untuk mematikan AC tapi tidak boleh beliau bilang ruangan ini harus tetap steril. Ok baiklah aku harus menahan rasa dingin ini sekitar 2 jam. Dan aku hanya bisa mengigit selimut yang kukenakan. Setelah dari ruang pemulihan, aku dibawa ke ruang rawat inap, efek bius mulai habis dan aku mulai merasakan sakit dibagian perutku yang baru saja dijahit.. bagaimana sakitnya? Sudah.. jangan dibayangkan Miring kanan kiri pun aku tak bisa, aku hanya terlentang tak berdaya.. hmm Sekitar jam 6 pagi anakku dibawa ke kamarku.. dan lagi lagi.. Masyaallah, ini anakku? Benarkah? Aku telah melahirkah manusia mungil ini? Tanyaku pada diriku sendiri yang seakan tak percaya. Aku dirumah sakit sekitar 3 hari, itupun pulang atas permintaan sendiri, karena sebenarnya dokter menyarankan untuk dilakukan tindakan lagi karena alasan tertentu. Sebenarnya masih banyak sekali drama yang terjadi setelah melahirkan.. tapi sudahlaaah… akan sangat panjang jika kuceritakan. #ibujuara

Read more
 profile icon
Write a reply