Transformasi menjadi IRT

Menjadi ibu tumah tangga full time adalah sebuah kenyataan hidup tapi bukan mimpi saya. Sejak kecil impian saya adalah menjadi wanita karier. Saya sudah pernah menikmati mimpi menjadi wanita karier, namun ada satu sisi hidup yang tidak bisa terisi hanya karena bekerja ,sisi lainnya itu adalah menikmati waktu penuh dengan anak-anak, suami, dan keluarga. Ternyata saya lebih bahagia, walau kebahagiaan itu terus saya kejar setiap hari dengan belajar menjadi ibu yang baik bagi anak-anak, istri yang baik bagi suami. Saya bersyukur hari ini bahwa saya tidak salah memilih. Menjadi ibu rumah tangga adalah anugerah dari Tuhan. Kenyataan hidup yang saya syukuri. Menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga pastinya sudah dipertimbangkan. Pertimbangan tersebut tentunya melibatkan banyak pihak termasuk suami.Β  Tpi jadi wanita karir atau ibu rumah tangga semua ibu itu hebat dan wonder women Menjadi wanita karir mungkin dipilih karena ekonomi yang mendesak. Mengandalkan penghasilan satu pintu tidak mencukupi, sehingga istri juga harus bekerja. Atau suami yang mendukung karir istri dan mendorong untuk terus berkembang. Memilih menjadi ibu rumah tangga pun sudah pasti dilalui dengan berdiskusi. Melihat bagaimana ekonomi rumah tangga dan kemampuan suami istri. Setiap pilihan yang diambil seorang ibu, pasti ada alasan yang mendasar. Tidak semua ibu bekerja egois dan tidak semua ibu rumah tangga malas berkembang. #bantusharing #jangandibully #1stimemom #iburumahtangga #ibumudaanak1 #wanitakarier

45 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan
VIP Member

Ga semua working mom itu kerja krn "Terpaksa" . mungkin sebagian ada, dan sebagian tdk. Sy Working mom (8p-5s) merangkap IRT. Kerja dr thn 2012 selesai sidang dan nunggu wisuda awal Febuari 2013. (Puji Tuhan, nganggurnya ga lama) . Kerja kantoran, banker atau yg lainnya itu impian banyak wanita. dari kerja udh kekumpul dan bs beli apa yg di inginkan sekalian nabung. Pikiran sy "selesai kuliah, sy blg ke mama sy jangan tf uang jajan lg, krn simpanan sy yg di tf tiap bulan mencukupi buat hidup di rantau, selesai kuliah, selesai jg beban mama buat membiayain, yg penting doain anaknya terus biar sukses" dan motto sy sedari dulu BUKAN MENCARI LAKILAKI KAYA, TP HARUS BISA JADI WANITA KAYA DARI HASIL SENDIRI. dr hasil kerja semasa gadis sy bs ambil rumah dan mobil, bs sisihkah uang buat jalan" nikmati hasil capek sebagai reward untuk diri sendiri atas pencapaian. di tambah lg pasangan support. setelah rumah dan mobil, kumpulin biaya buat nikah dan Puji Tuhan bisa terkumpul dr hasil kami berdua. sebelum nikah sudah ada pembicaraan tentang karir dan irt, suami mendukung keputusan sy dengan catatan bisa memprotect diri. Dalam hal salary, suami lebih tinggi di bandingkan sy, semua di serahkan full dan sy kelola.. (kami smsm banker, sy Panin suami BCA) . dari awal nikah sy udh mikirin nabung buat biaya anak, pendidikan anak, kesehatan anak, dana darurat keluarga dan dana masa tua. setiap bulan sisihkan 10% buat di bagi rata kesana, setelah cicilan rumah dan kendaraan, kebutuhan rumah dan ank. Ada plus dan minusnya jd working mom. plusnya : -bs refresh pikiran dan ketemu temen di luar -ga putus komunikasi sm teman" , bisa hang out colongan pas jam makan siang -nabung buat diri sendiri, supaya kalau ada hal yg ga di inginkan (amit amit) masih bs angkat dagu krn ada simpanan. -beli apapun yg di inginkan tanpa harus minta ke suami termasuk kebutuhan anak dan rumah tangga (tinggal claim ke suamiπŸ˜…) -ada tabungan tersendiri. laki" manapun ga akan bisa sepelein kita, nekan kita dan bs berlaku seenaknya ke kita . krn dimana mana ( yg masih berharap banyak yg di sepelekan keluarga suami, ga semuanya tp ada) -menghindari perselisihan ketidak seimbangan pembagian antara istri dan mertua -support keuangan keluarga (tabungan kami mencukupi buat sy tdk bekerja, tp hati sy belum bisa buat ninggalin kerjaan) -semua demi keluarga dan masa depan anak anak. tentunya dengan izin dan dukungan suami. minusnya: -melewati masa "golden age" nya anak anak -anak dekat dengan pengasuhnya, sy cuma bs pantau dr cctv online d hp -merasa jd orgtua gagal untuk anak krn lebih milih kerja drpd anak -intimidasi pihak luar lebih besar krn pilihan kerjaan, di cibir, di nyinyirin org, di kata"in -doubel portion stress (urusan rumah dan tekanan kerjaan) -mood swing -suka sedih stiap anak vc bilang "mami kapan pulang? biel ga ada teman, ayuk ajak biel ke mall ke toys kingdom sama beli kfc" ☹️ -ninggalin 2 anak (4thn 9bulan dan 4bulan 19hari) -Kerja sambil Pumping buat stok ASIp dengan resiko Asip tumpah. lebih banyak minusnya buat Working mom ini, tp semua resiko harus di terima, krn ini semuanya sudah di pilih dan di pikirin dengan matang demi masa depan anak anak. bekerja buat anak anak, kaki di kepala, kepala di kaki. krn punya anak ini harus mikirin apa yg terbaik, terutama dalam hal pendidikannya. kelak ini bekal buat anak kedepannya. selain itu didikan di dalam rumah jg harus seimbang. tidak harus otoriter. Prinsipnya, balik lg ke kita. bekerja atas izin suami atau suami lebih suka istrinya jd IRT. IRT Belum tentu terbaik dan jd ibu sempurna Working mom belum tentu tidak baik dan tidak sempurna. Kita semua samaπŸ’œπŸ’œπŸ’œπŸ’œπŸ’œπŸ’œπŸ’œπŸ’œ

Baca lagi
3y ago

bunda jg sehat2 yaa

Pilihan menjadi ibu bekerja tdk melulu krn ekonomi yg mendesak. Saya pribadi memilih menjadi ibu bekerja demi kesehatan saya secara batin. Saya orangnya khawatiran. Bagaimana nanti kalau suami di phk, atau umur suami tdk panjang, dan drmn penghasilan stlh suami pensiun. Saya lebih memilih bekerja dan tdk terlalu mengandalkan suami. Selain itu saya bukan orang yg telaten urusan RT dan sangat bergantung pada ART. Saya jg tdk betah di rumah dan fokus mengurus anak tanpa ada yg membuat saya terpaksa berpikir. Cuti melahirkan yg 3 bulan saja sdh membuat saya uring2an. Terkadang ada rasa iri juga melihat IRT yg memiliki ketenangan batin dan hebat sekali bisa mengurus anak dan rumah sendiri. Alhamdulillah saya dpt pekerjaan yg dpt rumah dinas dekat kantor. Siang masih bisa pulang. Dinas bisa bawa anak. Tidak harus mengejar karir, yang penting ada aktivitas dan saya tdk stress..

Baca lagi
3y ago

Good Bun..saya jg bekerja kn ga mungkin sya brhenti dr pns ..mngandalkn suami yg wiraswasta

saya dr lulus kuliah terus2an ngejar karier sampai saatnya saya berada di puncak karier saya jd manager keuangan . saya harus melepaskan semua yg sudah saya perjuangkan dr 0 untuk menjadi full IRT. tp skrg saya sangat bersyukur karna bisa 24 jam berada di samping anak saya ☺ kodrat seorang wanita memang berada di rumah, menjaga, merawat dan mendidik anak2nya. klo di pikir2 sayang bgt karier yg lg melejit hrs d korbankan, tp setelah saya kaji ulang saya bekerja untuk anak saya terus anak saya yg harus jd korban itu g adil πŸ™ pergi pagi pulang malem, meeting2 luar kota sampe g pulang. berangkat anak masih tidur, pulang anak sudah tidur. sakit rasanya hati ini πŸ˜‘ apapun pilihannya, menjadi IRT full atau working mom ttp kita itu wanita dan ibu yg hebat.

Baca lagi
VIP Member

saya dulu juga pengen jadi wanita karir trus bun. bertahun2 jadi pramugari kereta. dari gaji 6,5 perbulan saya tabung + buat kirim ortu (saya kerja memang mau bantu ortu) walaupun sebenernya ortu saya gak menggantungkan saya karna punya penghasilan sendiri. bisa nyicil tanah dari kerja saya itu. tp tiba2 saya capek, males kerja, gak semangat dan pengen nikah. alhasil saya nikah dan tanah yg rencana mau saya bangun rumah mangkrak. jadi lahan kosong. karna pandemi suami kerjanya gak menentu karna awal nikah kena phk. sekarang udah punya anak, jadi pengen jadi wanita karir lagi. inget enaknya pegang uang banyak. pengen beli tinggal beli. sekarang kalah kebutuhan anak. pengen kerja lagi gak pernah tega tinggal anak walaupun 1 jam. yaudah gini2 aja asal sama anak. gak karir2an πŸ˜…

Baca lagi
3y ago

semangat ya mom, pramugari kereta bukanya kartap ya mom? iya mom sama saya juga ga tega tinggal anak hehe kepikiran anak terus

Sudah pernah menjalani 3 peran; wanita karier, IRT dan working mom. Semuanya punya bahagia dan dukanya sendiri. Working mom bahagia bisa berkembang dan mandiri secara finansial tapi hati rasanya perih liat anak lebih sering main dengan pengasuhnya, otak pun bekerja lebih keras karena harus membagi peran antara tugas kantor dan tugas sebagai ibu di rumah. IRT bahagia karena bisa full bersama anak, pengasuhan terasa sempurna karena tidak ada intervensi dari pihak luar, tapi harus belajar legowo setiap liat isi rekening dan aktualisasi diri yg dikorbankan. Intinya perjalanan setiap wanita dalam menjadi diri sendiri, istri dan ibu itu berbeda-beda. Semoga kita bisa bahagia dalam menjalankan peran kita, apapun itu bentuknya. β™₯️β™₯️β™₯️

Baca lagi
3y ago

β™₯️β™₯️β™₯️β™₯️

dulu aku work dari sebelum jadi mom, dari jaman kuliah dah mulai work work 🀣 jaga toko kk yg dipercayain ke aku, blm lg aku sambil jualan kuker iparku. sdh jaga toko, toko tutup lanjut ngurir pulak. begitu nikah aku jd fulltime mom, ikut suami di rantau. alamaakk mak jleb rasanya. . biasa siboookk akutuh, biasanya pulang ke rmh posisi dah malam dan udah tepar aja, sekarang aku full di rmh suami maunya aku di rmh aja gak usah kerja ( aku manut) dg catatan aku gk nganggur dan aku masih bisa menghasilkan uang walaupun memang gk sebesar waktu aku sblm nikah. akhirnya suami setuju, alhamdulillah aku buka warung online alias jualan cemilan online ☺ jadi ada jalan tengah nya, aku tetap di rmh momong anak tapi jg bisa menghasilkan uang

Baca lagi

saya calon ibu dan masih bekerja kantoran, jg bekerja urus rumah dan suami. bukan karena desakan ekonomi krna suami saya tipe orang yg mendukung karir saya untuk terus berkembang, dia suka wanita pekerja keras, wanita yg bisa mandiri karena sosok ibunya adalah wanita yg seperti itu jd mungkin kebawa ke suami suka sosok wanita yg mirip ibunya. suami jg blng kalau misal umur dia gak panjang setidaknya saya tetap bsa membesarkan anak2 tanpa pusing soal biaya atau penghasilan. ya balik lg, ini sudut pandang suami saya dan saya sependapat, tiap rmh tangga tentu memiliki pandangan dan pendapat yg berbeda. saling mendukung untuk semua wanita hebat di luar sana.

Baca lagi
VIP Member

sebelum menikah saya wanita karier memiliki kedudukan bagus, saat menikah kemudian hamil dan punya anak, setelah persalinan aku resign dan full IRT. hidup penuh liku liku karena suami pekerjaannya serabutan tapi aku tetap bertahan jd IRT walau mantan bosku terus menghubungi aku agar aku balik kerja tapi ini pilihanku karena ingin melihat tumbuh kembang anak aku. hingga aku yg punya hoby iseng nulis novel menulis di platform online, dan keberuntungan berpihak padaku karena sekarang aku tetap jd IRT juga penulis novel online yg memiliki penghasilan sendiri tanpa harus ke kantor, tetap di rumah dengan penghasilan lumayan.

Baca lagi
3y ago

masyaAllah bunda Lina hebat bgt, semoga semangat dan keberuntungan nya nular ke saya ya.amiinπŸ˜„ Krn latar belakang ceritanya agak sama,cuma semenjak jadi irt sibuk bangun olshop yg saat ini lg vakum sementara wktu

sama aku dl juga wanita karier.. skrg usah jd full IRT.. menyambut buah hati pertama kami.. terus belajar jd ibu yg baik dan istri yg baik.. memang ternyata memiliki kesusahan dan tantangan masing2 peran. samaΒ² tidak mudah.. tapi pasti bisaπŸ’ͺπŸ’ͺπŸ’ͺ dulu kalo jd wanita karier enk punya uang sendiri, mau beli apa2 beli sendiri gk usah nunggu suami. mau kasih ortu jg pasti lbh besar nominalnya.. tapi jadi IRT emang bisa pny banyak wkt buat keluarga.. semuanya luar biasahhhhh.. asal pandai bersyukur.. dan mau trs belajar..πŸ’œ

Baca lagi

saya ibu yg bekerja. ibu yg bekerja bukan hanya desakan ekonomi atau suami tidak mampu membiayai. tapi lbh dari itu saya bekerja di rumah sakit bagian laboratorium. lagi pandemi seperti ini posisi garda depan. tiap hari harus berurusan dengan virus covid. walaupun banyak kekawatiran dengan keselamatan anak, keluarga dan saya sendiri. tapi saya ingat dlu waktu wisudah saya telah bersumpah provesi. intinya jadi ibu rumah tangga atau bekerja pilihan masing2. Dan sama2 hebat.

Baca lagi
3y ago

sm2 bunda..semangatπŸ₯°