12082 merespon

awal saya menikah dan ikut dengan suami. tinggal bersama orang tua dan adiknya. saya merasa biasa saja, saya berbaur dengan mereka. layaknya keluarga ibu dan anak, kakak dan adik. tapi kesininya, sifat bumer saya sudah mulai kelihatan, dia selalu ikut campur dan mengatur urusan rumah tangga saya dan anaknya itu. saya diamkan, saya coba untuk bilang ke suami. agar orang tua nya itu tidak ikut campur terlalu dalam urusan keluarga ku. tapi suami justru bukannya memberikan solusi, malah bilang bahwa ibu nya itu perduli dan sayang kepada anaknya. tapi apakah harus sejauh itu? yang ada justru saya dan suami jadi sering ribut. entah apa yang sudah bumer saya bicarakan kepada suami saya itu. semenjak itu, saya memilih untuk diam, cuek. tujuannya sih Simple karena saya cape, saya tidak mau banyak bicara apalagi berdebat tiap hari dengan suami saya. saya berbicara seperlunya saja entah itu kepada mertua ataupun suami saya. bahkan pernah 2-3 hari tidak bicara. ketika dia pulang kerja, saya masakin dia. pas di kamar, saya tinggalkan saja tidur tanpa sepatah katapun. bangun pagi siap² pergi kerja. saya kerja, dia kerja. akhirnya suami tanya "ada apa?" saya jawab "gak ada." tapi katanya ko berubah? saya jawab "saya hanya tidak mau banyak bicara, saya cape harus terus berdebat." hingga akhirnya saya minta ke suami untuk pisah rumah dengan mertua, saya ingin ngontrak aja. atau saya pulang tinggal bersama ibu saya di rumah yang tinggal sendirian. biar saya gak kerjapun gpp. saya mau nemenin ibu saya saja. dia mungkin kesal, dan agak sedikit marah, kecewa juga. tapi saya juga cape jika harus tiap hari seperti itu.
Baca lagi