Pengalaman Tes OAE dan Bera anak pertama

Ingin berbagi pengalaman baru2 ini. Anak pertama saya berjenis kelamin laki2, lahir pada bulan mei 2020 di salah satu rs swasta di jakarta. Ceritanya dimulai pada saat skrining pertama (baru lahir), di rs tempat saya melahirkan diwajibkan tes OAE, dan alangkah kagetnya (berasa disamber petir bun) saat dibacakan hasilnya ternyata telinga kiri pass dan kanan refer yang berarti kalau refer itu menandakan adanya gangguan pendengaran. Dari pembacaan dokter anak saya, maka disarankan untuk si boy (sebutan anaku) untuk melakukan tes bera (kalau saya cari di google artinya tes pendengaran selain OAE) pada saat usia anak 3 bulan. Selain itu, kata dokter hasil OAE sering kali kurang tepat dengan banyak faktor penyebab (semoga saja tidak tepat hasilnya seperti kata dokter) karena biasanya anak bayi itu sering bergerak saat dilakukan pengetesan atau adanya kotoran air pada telinga saat itu, jadi saya disarankan untuk tidak terlalu khwatir dan tetap melaksanakan tes bera sesuai usulan dokter anak. selang waktu sampai dengan usia 3 bulan, si boy selalu kami pantau perkembangannya, khususnya pada area pendengaran dengan cara memanggil, memainkan mainan2 perangsang pendengaran dll. Menurut saya si boy merespon dengan normal kok, walaupun tidak sesensitive orang dewasa ya. Sampailah pada usia si boy 3 bulan (bersambung di kolom komentar)

10 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

oke lanjut part terakhir ya bun (janji gak bersambung lagi). setelah pulang dengan tangan hampa, suami pun ngedumel sepanjang jalan kenapa sih pasien BPJS beginilah, begitulah, diputer puter lah, gak praktis lah (huft). setelah sampai dirumah, saya berfikir kalau rscm itukan lagi rame2nya jadi rujukan covid ya gitu, maka dari itu berat banget rasanya buat bawa boy buat tes bera gretongan disana (resiko bun). akhirnya suami saya pun berinisiatif untuk mencari RS yang bisa tes bera dengan harga yang agak murah bun (nah bisa disimak dan dicatat bun). seharian (suami lg wfh), dia cari tuh info rs yang bisa tes bera di google sekaligus menelepon buat tanya biayanya gitu, dari RSCM kencana (ada), rs eka hospital harapan indah (ada), rs siloam bekasi (tidak ada), rs awal bros bekasi (tidak ada, padahal di web ada), rs siloam bogor (ada tapi jauh), rs hermina bekasi (ada), dan klinik anakku kelapa gading (ada tapi saat telepon gak diangkat). akhirnya setelah fikir dan berdiskusi, kami menyepakati untuk tes bera di rs hermina bekasi (menurut saya hermina bagus sih kalo bayar pribadi hehe) dan saat ditelepon kata operatornya biaya nya sekitar 800rb-an dilanjutkan dengan membuat janji ya dengan DR yang direkomendasikan pastinya (DR bera ini bukan DR THT umum ya, katanya mereka lebih spesialis gitu, kurang faham). sesuai janji pada pukul 09.00 kami sudah standby di rs hermina bekasi dan dilanjutkan dengan konfirmasi pendaftaran gitu, cepat deh prosesnya (bayar pribadi hehe), dan saya pun di arahkan untuk cek telinga si boy ke dr THT umum dulu (wah ngantri nih waktu itu, mana dicampur juga sama aki2 segala ya kan), setelah proses cek telinga di arahkan lah kami ke proses pengecekan bera (akhirnya bera juga). nah disini perawat pun menanyakan apakah mau bera doang, atau tes OAE sekalian (nah disini bisa tes OAE hmm), akhirnya suami saya minta tes dua2nya lagi deh. dengan proses tes OAE yang ga sebentar ternyata bun karena si boy ternyata harus tidur pulas dulu baru bisa dipasangkan alat (pasti ada yang bertanya kenapa ga pake obat tidur? jawabannya gak boleh bun, obat tidur tidak boleh diberikan ke boy karena usianya masih dibawah 1 tahun). akhirnya boy pun tertidur (sabar banget perawatnya bun, jempol pokoknya), dilanjutkan lah tes OAE + bera di ruangan khusus selama 1 jam dan ditemani bundanya pastinya. setelah selesai melakukan tes, berselang 5 menit menunggu di luar, dr THT pun memanggil kami untuk membacakan hasilnya (deg degan bun). dan Alhamdulillah ternyata hasilnya bagus bun, si boy telinganya pass semua kok, suamipun terlihat sangat senang dengan hasilnya. tetapi memang boy (bayi pada umumnya) perlu sering di ajak ngobrol kata dokternya agar pendengaran semakin baik (di stimulasi gitu lah pokoknya). selesai proses tes dan konsul, akhirnya sampailah di kasir untuk proses pembayaran, ternyata betapa kagetnya, biaya nya cuma 700rb lebih dikit kok bun kwkwkwkwk (tau gitu kenapa gak ke sini aja dari awal). jadi kamipun pulang dengan hati yang lega karena si boy ternyata pendengarannya baik2 aja bun, Alhamdulillah (proses dari awal sampai pembayaran dari pukul 09.00 s.d. 14.00). jadi kesimpulannya untuk yang memiliki kejadian yang sama pada saat skrining bayi, bunda2 wajib melakukan evaluasi lanjutan dan untuk yang berdomisili di bekasi ataupun jakarta, mungkin bunda bisa coba ke rs yang saya sebutkan di atas kok. buat yang masih ada tabungan dan gak mau ribet, bisa baiknya dana pribadi aja karena kita gak tau kapan pemerintah bakal memperbaiki kualitas pelayanan pasien bpjs ini. dan kalau bisa, memang baiknya dilakukan tes OAE dan bera secara bersamaan pada saat evaluasi ya bunda. terima kasih udah like dan menanggapi postingan saya :) semoga bermanfaat.

Baca lagi