PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN (PART 3)

Catatan: saya menjawab sesuai kapasitas saya sbg dr umum. Sekiranya ada yg kurang dipahami, silahkan konsultasi dengan dokter spesialis yang bersangkutan. 1. Apakah benar melahirkan secara SC asi akan lebih lama keluar? Tidak benar. Cara persalinan apapun tidak ada hubungannya dengan produksi/keluarnya ASI. Dalam kondisi sehat, bayi bisa bertahan puasa selama kurang lebih 3 hari tanpa asupan apapun, jd jgn keburu stres ya bu kalo asinya blm keluar. Pancing dengan pijat laktasi, pompa, asi booster, dll. Kuncinya adalah percaya diri dan jangan stres. Tetap konsultasi dgn dokter anak, tanyakan apakah bayinya mampu berpuasa atau sudah butuh bantuan susu tambahan. Bila terpaksa diberikan susu tambahan, sebaiknya gunakan media lain selain dot (pipet, cupfeeder, sendok) untuk menghindari bingung puting. 2. Bayi saya tidak mau menyusui langsung, lebih suka dengan dot. Bagaimana mengatasinya? Ini saya jawab sesuai pengalaman pribadi aja ya bu. Ini yang saya lakukan: - sering2 skin to skin dengan bayi. Buka baju ibu dan bayi, tempelkan dada dengan dada (kulit ketemu kulit) sesering mungkin setiap hari. Gak usah lama2, 10-15 menit ckup. Tujuannya utk mengenalkan bayi dgn bau ibunya dan membentuk ikatan antara ibu dan bayi. - sounding ke bayi setiap dia mau tidur: mau ya nak menyusui langsung sama mama, jgn pakai dot ya - scr bertahap kurangi pemakaian dot. Contoh kalau bayi sekali minum 50 ml, saya isi botol cm 30 ml. Nah saat sudah habis dan bayi msh lapar, saya tawarkan PD. Awal2 pasti susah, anaknya nangis2, gpp bu ttp coba jgn nyerah. Percayalah lama2 anak akan pintar menghisap. Nanti yg d botol terus dikurangi isinya sampai lama2 bisa lepas botol sama sekali. Butuh waktu 1 bln buat saya dan bayi saya akhirnya bisa full dbf, jd yg sabar ya bu, baik ibu dan bayinya sama2 sedang belajar. Belajar itu butuh proses, ga bs instan. 3. Kok hasil pumpingan sedikit tp kalau disusui langsung keluarnya cukup? Hasil pumping tidak menggambarkan produksi asi dari payudara karena: - hisapan pompa dan mulut bayi jelas tidak sama. Hisapan bayi jauh lebih efektif dalam merangsang produksi dan keluaran asi. PD jg biasanya lebih terasa kosong setelah dbf dibanding pompa - pemakaian pompa yg tidak tepat, misalnya ukuran corong yg tdk pas jg bs membuat proses pompa tidak efektif 4. Apakah pengaruh makanan ibu menyusui ke bayi? Ya dan tidak. Kalau soal suhu makanan (panas, dingin) jelas tidak pengaruh krn saat masuk ke dlm tubuh, suhu makanan akan disesuaikan menjadi suhu tubuh. Kalau kandungan makanannya bisa pengaruh krn ada bbrp zat dalam makanan ibu yg bs masuk ke asi. Contoh: makanan pedas. Cabai mengandung zat capsaicin (makanya pedas) dan pd bbrp bayi bs menyebabkan kembung atau diare. Jd coba dlu sedikit, lihat reaksi bayinya bagaimana. Kalau normal silahkan makan pedas dlm batas yg wajar. Kalau bayi jd mencret atau kembung, brarti ibunya hrs mengurangi pedas. Contoh lain adalah teh, kopi dan minuman soda yang mengandung kafein. Kafein kalau dlm jumlah banyak bs masuk ke asi dan menyebabkan bayi sulit tidur dan jantung berdebar. Jd silahkan batasi teh dan kopi maksimal 2 cangkir per hari. 5. Badan saya pendek, apa benar panggulnya sempit dan akan sulit melahirkan scr normal? Berdasarkan penelitian, ibu dengan tinggi badan kurang dari 145 cm beresiko tinggi memiliki panggul sempit dan mengalami CPD (Cephalo-Pelvic Disproportion) atau ukuran kepala bayi tidak proporsional dengan panggul ibu sehingga sulit masuk panggul. Silahkan periksa panggul dengan dr spesialis kandungan, terutama bila >36 minggu janin tidak masuk2 ke dalam panggul. Jangan lupa, ibu harus terima kalau tdk bs bersalin scr normal krn bila panggul sempit dipaksakan utk normal akan sangat membahayakan janin. Utamakan keselamatan ibu dan bayi, apapun cara persalinannya tidak mengurangi perjuangan seorang ibu. Kalau ada pertanyaan yang belum dibahas silakan tinggalkan di kolom komentar ya bu, nanti saya akan bahas di kesempatan berikutnya.