Serius nanya. butuh masukkan.

Bun ada yg tau ini ngga? Terapi psikolog dengan bpk Dedy Susanto. Ada yg punya pengalaman dateng ke training psikolog beliau ngga? Share pengalamannya ya bun. Makasih

Serius nanya. butuh masukkan.
125 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Penjelasan tentang Pendidikan S1. S2 dan S3 Psikologi Lulusan S1 Psikologi disebut ILMUWAN PSIKOLOGI. Mereka BUKAN Psikolog. Karena itu mereka TIDAK BOLEH melakukan praktek psikologi seperti psikolog. ILMUWAN PSIKOLOGI punya kewenangan untuk memberikan layanan dalam bidang : penelitian, pengajaran, supervisi dalam pelatihan, layanan masyarakat, pengembangan kebijakan, intervensi sosial, dan sebagainya (Kode Etik Psikologi, 2010). Ilmuwan Psikologi tidak boleh melakukan asesmen, menegakkan diagnosa dan memberikan intervensi berupa psikoterapi untuk kasus-kasus psikologi baik berat maupun ringan. Artinya Ilmuwan Psikologi tidak boleh menggunakan alat tes (asesmen) dan melabel seseorang dengan gangguan tertentu (berdasarkan DSM). PENDIDIKAN S2 PSIKOLOGI DIBAGI 2 YAITU SAINS DAN PROFESI DENGAN PENJELASAN SBB : Lulusan S2 Sains Psikologi bukan Psikolog. Mereka lulus dengan gelar mirip Psikolog yaitu M.Psi. Ada pula yang gelarnya M.Si. Kebijakan tentang gelar dikembalikan pada Universitas dan pihak terkait lainnya. Mereka disebut Magister Sains Psikologi. Magister Sains Psikologi tidak berhak praktek sebagai Psikolog. Mereka tidak boleh menangani kasus-kasus gangguan psikologis. Mereka bergerak dalam bidang pengembangan keilmuan psikologi, namun bukan penanganan klien. Lulusan S2 Profesi Psikologi disebut Psikolog dengan gelar M.Psi, Psikolog. Gelarnya harus seperti itu. Menyatu antara gelar akademik (M.Psi) dan Profesi (Psikolog). Merekalah yang berhak praktek sebagai Psikolog. Sesuai dengan UU Tenaga Kesehatan No. 36/2014, Pasal 11 yang menyebutkan bahwa Tenaga Kesehatan dikelompokkan dalam 11.b. tenaga psikolog klinis, maka seluruh Psikolog Klinis yang ada di Indonesia adalah tenaga kesehatan. Konsekuensinya para Psikolog Klinis tersebut harus memiliki Surat Ijin Praktek dari Dinkes setempat serta harus terdaftar di Kemenkes berupa STR (Surat Tanda Registrasi). Dalam Pasal 64 UU Nakes No. 36/2014 tersebut dinyatakan juga bahwa : setiap orang yang bukan Tenaga Kesehatan dilarang melakukan praktik seolah-olah sebagai Tenaga Kesehatan yang telah memiliki izin. BAGAIMANA DENGAN PSIKOLOG YANG BUKAN PSIKOLOG KLINIS? Mereka tergabung dalam organisasi Psikologi bernama HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia). Semua lulusan S1 Psikologi, S2 Sains, S2 Profesi, S3 Psikologi adalah anggota HIMPSI. Bukan secara otomatis, tetapi mereka harus mendaftarkan dirinya. Bila mereka tidak bergabung dengan HIMPSI, maka nama mereka tidak akan ada dalam database HIMPSI. HIMPSI mengeluarkan juga Surat Ijin Praktik untuk para anggotanya yang sudah lulus pendidikan S2 Profesi atau lulusan S1 kurikulum lama. SIPP (Surat Ijin Praktik Psikolog) dikeluarkan oleh HIMPSI dan berlaku selama 5 tahun yang harus diperbaharui bila ybs masih berprofesi sebagai Psikolog. SIPP tidak hanya berlaku untuk Psikolog Klinis, tetapi diberikan untuk semua Psikolog : Psikolog Forensik, Psikolog Pendidikan, Psikolog Industri, Psikolog Sosial. Di lapangan, bidang layanan rekan-rekan Psikolog tersebut akan beragam, namun semuanya memiliki SIPP. Hanya Psikolog Klinis yang memiliki 2 jenis Surat Ijin Praktek yaitu SIPP (HIMPSI) dan SIPPK (Dinkes). PENDIDIKAN S3 PSIKOLOGI Mereka yang ingin melanjutkan pendidikan dalam bidang Psikologi, dapat menempuh jenjang S3 Psikologi. Lulusan S3 Psikologi disebut dengan Doktor Psikologi. Mereka bukan Psikolog. Gelar Doktor (DR) tersebut adalah gelar akademik. Bukan gelar profesi. Sehingga mereka tidak diperkenankan membuka praktek psikologi. PROFESI PSIKOLOG HARUS S2 MAGISTER PROFESI PSIKOLOGI Lulusan S1 Psikologi BISA melanjutkan untuk mengambil S2 Magister Profesi Psikologi. Dan bisa mengambil S3 Psikologi. Mereka inilah yang disebut Psikolog. Lulusan S1 BUKAN Psikologi TIDAK BISA mengambil S2 Magister Profesi Psikologi, tapi bisa mengambil S3 Psikologi. Mereka BUKAN Psikolog. Lulusan S1 Psikologi + S2 Magister Sains Psikologi BUKAN Psikolog. Karena S2-nya Sains, bukan Profesi. Lulusan S1 Non-Psikologi TIDAK BISA mengambil S2 Magister Profesi Psikologi karena S1-nya BUKAN Psikologi. Tapi bisa mengambil S3 Psikologi. Mereka BUKAN Psikolog. Lulusan S1 Non-Psikologi. S2 Non-Psikologi dan S3 Psikologi Copas dari : ibu Naftalia Kusumawardhani.

Baca lagi

Saya pernah ikut bun seminarnya sekali, kalo saya pribadi sih saya ngerasa bgt manfaatnya. Kebiasaan saya, sblm saya ikut sesuatu tuh harus bnr2 saya cari tau dulu dari a-z, jd g lgsg ikut gitu aja tnp tau seluk beluknya. Sewaktu research yg saya temukan mmg beliau itu bukan psikolog, tapi hanya "doktor psikologi" doktor ya bun (gelar utk S3) bukan dokter krn banyak yg salah bacanya hehe. Berhubung bbrp tahun ini saya struggling ttg mental health, jd saya sedikit paham ttg profesi psikologi/psikiater meskipun itu bukan background saya. Jadi ketika saya cari tau, ya sy mmg sadar betul kalo beliau itu bukan psikolog tapi hanya "trainner/motivator" samalah kaya esq, mario teguh, dll. Waktu saya memutuskan utk ikut seminarnya, ya dgn expect saya ikut trainning motivasi bukan terapi psikologis selayaknya psikolog/psikiater, dan seminarnya ya sama kaya seminar motivator pd umumnya : pesertanya banyak, dilakukan bersama-sama. Makanya sy heran wkt baca beritanya, banyak yg salah persepsi bahkan ada yg smp ikut terapi secara personal. Diluar ttg kasusnya beliau ini, saya sih gbs komen banyak krn it juha bukan kapasitas saya. Tapi kalo ditanya gmn pengalaman ikut seminarnya ya saya sih mmg dpt manfaatnya. Dan semoga ini bs jd pembelajaran buat kita semua, pliss harus banyak2 baca & cari tau, jaman udh maju kok, dr hp kita bisa belajar banyak hal. Kalo mau ikut sesuatu, jgn lgsg ikut tnp tau scr detail acara apa yg akan kita ikuti & siapa yg akan mengisi acara tsb.

Baca lagi
4y ago

Bun boleh share bun salah satu yg bunda rasain bgt manfaat setelah itu training nya si dedyS? Aku tdnya memang mau ikut bun, biar refresh aja juga pemikiran ku. Eh pas udh bayar tinggal dtg aja bulan depan langsung booming kasusnya dan emng sempet di wa juga ganti pengisi acaranya. Akhirnya aku minta kembali uangku aja.

VIP Member

ini opiniku aja ya... dilihat dari bio nya "Dokter Psikologi" itu nggak ada. adanya psikolog, psikiater, psikoterapis. itu aja udah mengandung kerancuan. adanya Doktor lulusan S3 yg mengambil jurusan psikologi. tapi ttp aja namaya psikolog . menurutku dia sebenarnya motivator seperti Mt. aku follow dia gara2 sering komen di ignya lambe turah, wktu itu lagi booming beritanya siapa gitu aku lupa. makin kesini kok aku ga setuju dg postingannya. dia juga sering foto deket2 dg peserta/klien nya yg perempuan tapi pose dan captionnya itu lohhh.... wktu itu smpt aku unfoll terus bbrpa waktu kemudian aku lihat temen2ku (lulusan psikologi) follow dia, ya udah deh aku ikutan follow lagi 😂

Baca lagi
4y ago

S1 S2 nya kayaknya bukan psikolog deh bun

VIP Member

Bunda coba lngsung ke puskesmas dluu ato ke Rs terdekat buat ke psikolog, memang kdg agak susah cari psikolog yg bener2 sesuai dengan kebutuhan kita. Tpi lebih terpercaya yg di puskesmas/rs bun. Nanti kl sekiranya di psikolog kurang memenuhi apa yg dibutuhkan bunda, semisal bunda butuh penanganan lebih lanjut bisa di rujuk ke psikiater. Dari pada harus konsultasi online mending langsung datang ke tempat bun. Krna bnyak yg harus di lalui untuk mendiagnosa seseorang. Observasi n wawancara yg lebih mendalam.

Baca lagi

Sy lulusan Bimb Konseling dan Psiko, setahu saya, utk jd Psikolog itu prosesnya panjang, disiplin ilmu dr S1-S2 sampai profesi atau S3 kudu linier, dan diakui oleh ikatan psikologi Indo itu sendiri, bersertifikat. Sy lihat yg bersangkutan upload disertasinya dan menutup kolom komentar, tdk dijelaskan S1-S2nya apa, apakah jg psikologi atau tidak. Terlepas dr polemik yg ada, Gangguan dan kesulitan apapun yg dirasa, bagi sy mending kembali ke tiang agama aja. Itu sudah super jelas.

Baca lagi

oh iya, dan mengenai trainingnya itu sangat2 tidak direkomendasikan, karena takutnya jadi salah kaprah semua bun. pertama karena dia bukan psikolog, kedua setau aku psikolog gabisa buka training kek gitu jadi harus sekolah formal dulu baru jadi psikolog. lengkapnya bunda buka ig @revinavt aja ya, pokoknya dedy bukan psikolog dan ga patut utk dijadikan panutan karena banyak argumentasi dia yg judgemental, tidak valid, dan membelokkan opini, sbg psikolog.

Baca lagi

Iyah di instagram lagi rame tentang kasus predator psikolog itu , berawal dari ig story nya selebgram revina mantan younglex itu , dia bertanya tentang LGBT dan jawaban nya tidak masuk akal menurut revina , dan ga lama kmudian ada korban yg nge dm revina curhat bahwa dia pernah mau jadi korban mesum nya doktor itu niat hati pengen terapy malah di sewain hotel kata nya therapy nya di hotel eh malah d ajak bersetubuh sambil di paksa minum* yg ber alkohol, bukan satu dua bnyak yg jd korban nya ,

Baca lagi
4y ago

Wah masa c Bun ngk nyangka , mana Sy sll nntn di YT

VIP Member

Jangan terapi ke dia bun. Kalo bunda butuh terapi dateng ke psikoterapis atau psikolog yg udah terdaftar di HIMPSI. Dia juga bukan psikolog, S1 & S2 nya bukan jurusan psikologi, sedangkan seorang psikolog itu harus nempuh pendidikan S1 S2 psikologi profesi. Dan untuk semuanya pun jangan perna percaya sama org yg bilang terapi tapi di room hotel/apartment gitu, selidiki background nya juga. Ini masalah kesehatan mental ga bisa sembarangan juga

Baca lagi
4y ago

Mending ngikutin ig nya @jiemiardian dia psikiater, ig nya menurutku lebih bermanfaat dibanding sih dedy dedyyy

Saya nonton yutube nya karena muncul diberanda dgn bintang tamunya naima yg lg viral itu. Trs saya baca koment2 pd pgn ikut training dia, sempat terpikir akhirnya saya save no nya untuk daftar. Belum sempat daftar tiba2 adik saya tanya, mba psikolog yg kamu tonton dedy bkn namanya sambil tunjuk fotonya. Saya tanya kenapa emg, kaget bukan maen saya pas adik saya info kalau dia lg rame karena dokter mesum. Subhanallah. Untung saja belum daftar2.

Baca lagi
4y ago

Dia buka dokter mbak. Tp doktor,

Saya follow dia lumayan lama. Respect karna dia sering bikin statemen jangan mau sama laki-laki yang udah main fisik/kekerasan. Rada ga sreg pas lagi happening LM sama Syr. Suka komen di akun gosip nyudutin Syr. Udah beberapa bulan ini tambah ga sreg pas dia sering post foto sama cewek2 ,balesin komennya becanda tapi garing sama statemen dia "kalo dm dia ada ribuan dan. bales dm ngedahuluin yang udah pernah ikut seminar dia".

Baca lagi