Mrs. Anggi profile icon
PlatinumPlatinum

Mrs. Anggi, Indonesia

Anggota VIP

About Mrs. Anggi

Orang tua yang Bahagia

My Orders
Posts(33)
Replies(1666)
Articles(0)

Perjalanan menyusui

Selamat pekan menyusui ya ibu2 tangguh! saya sering melihat postingan ibu2 yg kebingungan ttg asi. Khususnya ibu yg baru melahirkan Saya ingin berbagi cerita perjalanan menyusui. Saat ini saya menjadi ibu rumah tangga dengan toddler umur 14 bulan. Saya memiliki flat nipple Lahiran SC dan asi baru keluar 3 hari pasca melahirkan. Anak saya juga pernah sufor sampai usia 6 bulan. Saya pernah keguguran. Waktu itu saya merasa bersalah karena tidak menjaga janin dengan baik akibat ketidak tahuan saya. Di kehamilan selanjutnya (anak saya saat ini) saya termotivasi untuk belajar agar saya tidak mengulangi kesalahan yg sama. Saya sempat bingung mau mulai belajar dari mana. Akhirnya saya follow ig akun2 parenting dan kehamilan dan install apk parenting termasuk The Asian parents. Dari akun TAP saya kenal dokter Meta Hanindita . Saya langsung kepoin ignya. Saya tertarik dengan beliau. Lalu Allah memberikan rezeki pada saya untuk membeli beberapa buku karangan beliau. Karena motivasi belajar tersebut akhirnya banyak mengubah mindset saya sepenting itukah gizi dan menyusui bagi kehidupan anak2 kita. Tidak terpikirkan oleh saya bahwa menyusui itu ada ilmunya . Saya pikir tinggal sodorin pd lalu di hisap bayi 😆 Ternyata saya salah besar! Sampailah saat yg ditunggu2 Yess melahirkan. Saya melahirkan secara SC. Tidak ada imd. RS nya tidak pro asi pula 😂 Baru lahir udah langsung di dot. Ok ga masalah. Krna saya masih rempong dengan kondisi pasca SC, begitu pikir saya. Himbauan RS nya anak saya disuruh menyusu 2 jam sekali. Ternyata tidak sampai 2 jam anak saya nangis. "Wah kok sering nyusu ya, berarti semakin sering kena dot dong" Lalu saya mengutarakan ketakutan bingung puting pada ibu saya. Saya sempat khawatir hari ke 2 pd saya tetap lembek. Belum mengeluarkan asi. Tapi saya sering baca postingan ibu2 disini kalau itu wajar. Saya mencoba mengafirmasi diri saya kembali. Ibu saya mengajarkan cara menyusui. Dannnn subhanallah!!! Anak saya langsung menghisap puting saya 😭😭😭 Padahal belum ada asi. Padahal udah berkali2 minum dari dot . Saya terharu sekali ❤ Keesokan harinya setelah pulang ke rumah. Bangun tidur pd saya terasa kencang. Saya bilang ke ibu. Ibu saya sangat bersemangat. Hari itu juga luka SC saya terasa sangat sakit. Saya kebingungan sendiri. Akhirnya saya pompa asinya. Alhamdulillah kolostrum! Saya memompa asi selama 1 jam dan menghasilkan 30 ml asi. "Hah mompa 1 jam hasilnya cuma segini?" Lalu saya ingat buku2 yg pernah saya baca. Bahwa kapasitas lambung NB itu masih kecil, wajar kalau asinya cuma keluar segitu. Ingat teori demand supply Next hari ke 3 asi keluar akhirnya puting saya lecet 🥺 Rasanya perihhhh sekali. Sampai saya ketakukan sendiri kalo anak menangis. Saya sudah memakai salep puting lecet. Tapi hasilnya nihil malah terasa semakin sakit. Akhirnya saya buka lagi buku dokter Meta. Saya pelajari betul ttg perlekatan bayi. Alhamdulillah 2 kemudian puting saya sudah tidak sakit lagi 😇 Seperti yg kebanyakan ibu2 alami. Saya juga sering mendapat komentar ttg menyusui. "Asimu keluar apa enggak sih? " "Asimu ada apa enggak?" "Asimu gak bikin kenyang, anak rewel nangis" Spontan pasti saya sakit hati mendengarnya. Tapi tapi tapiiii Saya ingin membuktikan ke orang2 bahwa saya bisa menyusui anakku! Saya semangati diri saya sendiri pasti bisa! dan saya tunjang melakukan power pumping untuk merangsang produksi asi. Mengkonsumsi sayur katuk, minum air puting yg banyak. Oh iya saya juga mengkonsumsi beberapa asi booster. Anatara lain asifit, blackmores gold, susu almond, mama bear, mom uung, dan asimor. Sampai di rumah anak saya masih sambung sufor. Tentu kekhawatiran bingput saya belum berhasil. Anak saya juga pernah rewel saat di sodori puting. Jadi saat dia lapar saya berikan dot dulu. Kalo kelihatan perutnya sudah terisi saya lepas dotnya lalu saya sodorkan puting. Saya yakinkan diri saya bahwa anak saya mau menyusu ke saya. Alhamdulillah akhirnya anakku lebih dominan asi dari pada dot. Dot hanya diberikan saat saya titip ke ibu. Paling sehari 2x . Sering nya sehari sekali. Jadi poin penting dari perjalanan menyusui saya adalah berdayakan diri dengan mencari ilmu dan informasi sebanyak2nya dan bagaimana kita memenejemen pikiran kita. InsyaAllah jika kita berdaya, komentar orang lain pun tidak akan merobohkan kita. Karena kita tau ilmunya. Kita tau kebenarannya! Happy breastfeeding

Read more
undefined profile icon
Write a reply

2021..........

Maaf ya bun. Saya numpang ngeluarin isi hati Saya merasa tahun 2021 adalah tahun yang berat bagi saya. Sejak akhir 2020 suami saya sering sakit. Terlihat sakit sepele. Batuk, flu, demam. Bergantian. Berulang2. Pada bulan April suami saya di diagnosa TBC. Saya sedih sekali. Saya sangat kasihan dengan kondisi suami. Dia sakit, tapi dia tetap harus bekerja. Mengingat TBC itu menular. Pikiran saya langsung tertuju ke anak saya. Waktu itu anak saya umur 10 bulan. Harusnya seluruh keluarga saya melakukan screening. Untuk deteksi dini. Beberapa hari setelah suami di diagnosa TBC. Anak saya demam, flu. Saya bawa ke dokter. Saya bilang kalau suami kena TBC. Dokter menyarankan anak saya di tes mantoux. Tpi di RS tersebut tidak ada dan dokter tidak memberikan saya rujuk ke lab. Saya bingung. Waktu itu sedang puasa. Saya pikir ditunda nanti saja setelah puasa. Kalau pas puasa capek harus mondar mandir ngurus ini itu. Mental saya juga belum siap. Di lebaran hari ke 5 adik saya satu-satunya harus di opname krna batuk dan muntah2. Adik saya di rawat di RS sampai 10 hari. Sebenarnya ada kesalahan dari pihak RS juga yg menyebabkan dia dirawat selama itu. Satu minggu setelah pulang dari RS adik saya kembali ke sisi Allah 💔 Saya benar2 terpuruk Saya banyak sekali dosa ke adik. Saya adalah kakak yg buruk. Adik saya masih muda. Baru 20th. Saya selalu merasa sedih kalau melihat anak2 perempuan seusia itu. Saya selalu teringat almh adik saya. Ketika adik saya meninggal, anak saya sangat rewel dan sakit (lagi). Setelah 7 harinya adik, saya membawa anak saya periksa ke dokter anak lain. Saya menceritakan riwayat TBC suami. Dokter langsung memberikan rujukan screening TBC lengkap. Oh ya waktu itu kurva bb anak saya sudah jelek. Naik turun dan akhirnya divonis gizi buruk. Dan benar saja hasil lab nya positif tbc 💔 Tapi untungnya saat itu hatiku sudah lebih kuat. Pikiranku lebih siap. Jadi aku tidak terlalu sedih. Cukup Terima dan hadapi kenyataan. Ternyata ekspektasi saya ambyarr. Awalnya anak saya susah dikasih obat. Saya sangat stress. Saya merasa marah. Tapi berkat support orang2 sekitar saya bisa semangat lagi. Beberapa hari baru mulai pengobatan TBC. Saya sekeluarga kena covid. Alhamdulillah waktu itu kami bisa melewatinya. Kami sekeluarga bisa melawan covid dan diberikan kesehatan lagi oleh Allah. Saya berharap semakin kuat menghadapi hari-hari esok. Berkutat dengan rasa sedih dan kehilangan yg tak tau kapan sembuhnya. Edit : hari ini tgl 1 Agustus Allah kembali menyayangi keluarga kami. Anak tante saya (adik dari ibu) telah dipanggil Yang Mah Kuasa. Kurang lebih baru berumur 2 Minggu. Flashback Saat almh. adik saya sdg kritis di Rs, kami dapat kabar kalau janin tante saya bermasalah dan harus di rujuk ke Jakarta krna RS disini tidak bisa menangani (kami tinggal di Jatim). Ada masalah di paru2, tenggorokan, dan ginjal. Hari ini sepupu saya, Nayla telah kembali berpulang ke Allah. Alfatihah.... Terimakasih untuk bunda2 baik yg telah bersimpati pada keluarga kami. Semoga Allah membalas kebaikan kalian 😇

Read more
undefined profile icon
Write a reply