Menyesal setelah menikah
Bun, saya ingin sekali berbagi cerita dan sangat membutuhkan masukan. Saya adalah ibu muda berusia 23 tahun. Saya menikah dengan suami sejak 2017 saat usia saya 21 tahun, dan kini saya memiliki anak laki2 berusia 1 tahun. Setelah 2 tahun pernikahan berjalan, saya merasa sudah menyesali pernikahan saya. Pertama, saya merasa dari awal pernikahan saya seperti sebuah kompromi karena saat itu saya disakiti oleh laki2 yang saya cintai (mantan), sehingga saya mengambil jalan pelarian dengan menerima lamaran dengan suami saya yang awalnya tidak saya cintai, hanya sebagai kompromi atau pelarian. Kedua, saya merasa telah banyak meninggalkan masa2 muda saya. Tiba2 saya berpikir, mungkin saat ini jika saya belum menikah, saya masih bekerja, bisa bebas jalan2 atau berlibur tanpa beban. Ketiga, karena sejak awal menikah saya tidak dekat dengan keluarga dari suami saya, akhirnya saat ini saya baru buka mata, ternyata keluarga dari suami saya sangat membenci saya. Beberapa kali saya membaca isi wa suami dengan adik ipar perempuan saya, yang isinya selalu menjelekkan saya, dan selalu bilang dari awal orangtua mereka memang tidak pernah setuju jika suami menikahi saya. Pernikahan saya dan suami seperti hanya terpaksa karena suami saya yang bersikeras ingin menikahi saya. Tak jarang saya dan mertua juga bertengkar walau kami tidak serumah. Bahkan setelah 2 tahun menikah, saya tak pernah akrab dengan mertua maupun ipar saya. Dan yang terakhir, suami saya terlihat selalu membela keluarganya meskipun saya sudah terpojok oleh mertua dan ipar saya. Padahal sejak menikah, saya berusaha untuk mencintainya, tapi lama kelamaan saya menjadi menyesal telah menikahi suami saya. Saya selalu dihakimi, didzalimi ipar dan mertua sendiri. Saya ingin menyerah dalam rumah tangga, tetapi kasihan anak saya yang masih sangat kecil. Saya ingin mengadu entah sama siapa. Dari awal saya menikah, saya tidak punya orangtua. Seakan saya seperti sebatang kara yang pantas diinjak2 suami dan keluarganya. Apa yang harus saya lakukan, bun? Apakah meminta cerai sudah keputusan terbaik?