"bapa,,,bapa,,,bapa"
celoteh putriku yang mulai terdengar lirih tapi mulai jelas. tak inginkah kau mendengar suaranya,tak rindukah kau dengannya. ya dia putriku dhuhaa yang kau tinggalkan sendiri dalam perutku hingga saat ini,dia selalu bersamaku dalam berjuang dalam suka maupun duka,kau tak sedetikpun menemaninya. andai kau tahu dukanya begitu mendalam,keluarga besarku tak ada yang ingin melihatnya bahkan bertanya namanya siapa saja tak pernah terlontar dari mulut mereka, dia terlahir tanpa mendengar adzan dari engkau wahai makhluk yang dia rindu ingin menyebutmu ayah, dia hanya dengar ketika masjid berkumandang adzan. dia tak pernah melihat sosokmu apalagi bayangmu tersenyum padanya padahal dhuhaaku mencintaimu dan berharap engkau ada. kau mungkin juga tak tahu jika dhuhaaku harus menanggung penyakit bawaan yang harus segera di operasi,kau juga tak tahukan kalau dia rela tidak meminum susu ataupun makanan yang penuh gizi setiap harinya,tak ada buah ataupun kue kue kesukaannya karena minimnya keuanganku,tapi dia tetao ceria dia sabar dia hebat. satu yang aku harap darimu datanglah pada putriku datanglah dengan menghalalkanku mas,putrimu sungguh membutuhkanmu,menginginkan kau peluk dia sehingga nasibnyapun tak seperti ini,terinjak dan terhina.
abi,berikan sedikit saja hatimu untukku agar dhuhaaku tumbuh menjadi anak yang bermasa depan cerah.
#CeritaPernikahan
bunda