Apa kita kudu pamrih jika mengerjakan sesuatu?
Assalamualaikum. Saya mau numpang curhat bun, mohon maaf sebelumnya saya bukannya mau membuka aib mertua. Tapi jujur saya terkadang ingin meluapkan emosi dan pikiran saya, tapi tidak tau dengan siapa karena saya menganggap jika saya cerita ke ortu sendiri, saya tidak mau memecah silaturahmi antar keluarga kami. Suami saya adalah tipe orang yang selalu legowo dan menerima apapun yang Ibunya katakan (walaupun terkadang yg dibilang tidak benar). Karena prinsip beliau, jika menyanggah pernyataan dari ibunya maka suami saya takut jika menyakiti ibunya. Terlebih ibunya saat ini sedang sakit stroke jadi suami saya sangat menjaga hati ibunya. Kebiasaan memendam emosi suami saya ini sudah dilakukan sejak kecil, saya terkadang jd kasihan dengan kondisi mental beliau yang menguatkan diri untuk selalu tegar walaupun suami saya tidak suka. . . Saya menikah sudah hampir setahun ini bun. Kepribadian kami berbeda, saya cenderung sering mengutarakan sesuatu kebenaran jika pernyataan tersebut tidak sesuai faktanya walaupun itu kepada orang tua saya sendiri dan suami cenderung memendam sesuatu yang beliau pikir itu bukan masalah yang besar jika kita melakukannya dengan ikhlas dan karena Allah semata. . Mohon maaf sekali, saya bukannya pamrih. Awal kehamilan selama 3 bln saya mulmun parah, gak doyan makan dan membatasi aktivitas rumah. Setelah tidak mulmun dari bulan ke 4 sampai sekarang jalan 6 bln setiap pagi saya tidak pernah bangun lebih dari jam 7, menyiapkan sarapan suami sebelum berangkat bekerja, nyuci piring, menyapu, nyetrika, masak, dan membersihkan rumah. Tetapi saya rasa mertua saya tidak pernah puas dengan apa yang saya kerjakan. . Adakah bunda bunda disini yang mengalami hal serupa seperti saya? Bagaimana ya bun caranya mempertahankan silaturahmi antar mertua dan menantu agar tetap harmonis jika mempunya mertua seperti saya? Saya tidak ingin masalah seperti ini nantinya memecah belah keluarga kami. Mohon saran dan kritiknya bun 🙏😢 . Ps: dulu kami tinggal serumah tapi sekarang rumah kami berhadapan