BREASTFEEDING SUCCESS

[Breastfeeding Success: the Hybrid of Knowledge and Support] Kalau habis menulis tentang menyusui atau susu formula, pertanyaan yang 99% hampir selalu ditanyakan ke saya adalah: “Gimana kalau ASI ibu ga keluar? Gimana kalau ASI ga cukup?” ? Coba saya ajak dulu melihat Pedoman WHO mengenai indikasi medis kapan susu formula bisa digunakan. ? Coba kita lihat apakah “ASI tidak cukup” merupakan salah satu indikasi medisnya. Pedoman WHO ini juga sudah diadaptasi dalam regulasi negara lho. Jadi sebetulnya pemberian sufor itu ngga sembarangan indikasinya. Dan pengetahuan ini wajib dimiliki bukan cuma oleh tenaga kesehatan, tapi juga oleh calon orang tua. Ikut kelas menyusui AIMI deh, diulas lengkap di sana ? ?? Ringkasan Pedoman WHO Mengenai Indikasi Medis Penggunaan Susu Formula Bayi (2009) ? Sumber WHO: http://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/69938/WHO_FCH_CAH_09.01_eng.pdf;jsessionid=9563E15AAFC4632615907F2AC4B012A3?sequence=1 ? Sumber IDAI: http://www.idai.or.id/artikel/klinik/asi/pemberian-susu-formula-pada-bayi-baru-lahir ?? Sisi Kondisi Medis Bayi: ?? Kategori medis bayi mesti berhenti mendapatkan ASI: Galaktosemia klasik, penyakit “maple syrup urine”, fenilketonuria ➡️ jarang sekali kan menemukan penyakit2 ini? ?? Kategori medis bayi perlu tambahan selain ASI untuk jangka waktu terbatas: ✅ Berat badan lahir sangat rendah (< 1500 gram) atau lahir sangat prematur (< 32 minggu) ➡️ bahkan bayi prematur pun ngga semua perlu sufor ✅ Bayi baru lahir yang berisiko mengalami hipoglikemia ➡️ misal karena ibunya mengalami diabetes ✅ Bayi usia kurang dari 6 bulan, walaupun telah menyusu dengan sering dan efektif dan tidak mengalami sakit apapun, menunjukkan penurunan kurva pertumbuhan yang persisten ➡️ ini juga mesti didahului oleh evaluasi lengkap: evaluasi proses menyusui serta pemeriksaan medis terhadap bayi. Penggunaan susu formula harus dihentikan jika indikasi penurunan kurva tidak terjadi lagi, bukan untuk konsumsi jangka panjang. Selama suplementasi sufor, menyusui tetap yang pertama dan utama. Sufor diberikan dengan dosis tertentu layaknya pengobatan dan diikuti dengan observasi perkembangan kondisi bayi. ?? Sisi Kondisi Medis Ibu: ?? Ibu terinfeksi HIV, formula pengganti ASI boleh diberikan jika memenuhi syarat AFASS: mudah diterima (acceptable), mudah dilakukan (feasible), terjangkau (affordable), berkelanjutan (sustainable), aman (safe). Jika tidak AFASS, maka menyusui eksklusif adalah alternatif terbaik. ?? Ibu mesti berhenti menyusui sementara: ✅ Sakit berat tertentu sehingga ibu tidak dapat merawat bayinya, contoh: sepsis ✅ Infeksi virus herpes simpleks tipe 1 (HSV-1): kontak langsung antara lesi di payudara ibu dengan mulut bayi harus dihindari sampai semua lesi aktif telah sembuh. ?? Kondisi dimana ibu mesti berhenti menyusui sementara hingga mendapatkan treatment yg lbh aman: ✅ Obat psikoterapik penenang, anti-epilepsi dan opioid dapat menyebabkan efek samping seperti mengantuk dan depresi pernapasan ✅ Radioaktif iodin-131, dapat kembali menyusui +/- 2 bulan setelah menerima zat ini ✅ Penggunaan iodin topikal yang berlebih dapat menyebabkan supresi tiroid atau abnormalitas elektrolit pada bayi yang menyusu ⚠️ Nah, ngga ada kan poin “ASI tidak cukup” di pedoman indikasi medis di atas? ?? Sistem produksi ASI itu bersumber pada fungsi mekanik payudara ibu. Semakin sering dihisap bayi maka kapasitas produksi ASI akan ikut kebutuhan si bayi. Semakin sering payudara “dikosongkan”, produksi ASI akan semakin banyak. Ini mantra yang kelihatan sederhana tapi prakteknya tak sesederhana mantranya ? ?? Menyusui memang ga semudah yg dibayangkan: ada bayi, ada payudara, jleb selesai. Menyusui itu ada ilmunya, ada tekniknya. Makanya mesti dipelajari sejak kehamilan. ❓ Lalu dari mana datangnya situasi ASI tak keluar atau ASI kurang? ⚠️ Saya membaginya atas 2 kelompok sebab: 1️⃣ Faktor misinformasi sehingga menghasilkan mispersepsi 2️⃣ Faktor awal yang kurang tepat 1️⃣ MISINFORMASI, MISPERSEPSI Ada banyak sekali misinformasi mengenai payudara dan produksi ASI yang membuat banyak orang berkesimpulan ASI ga ada atau ga cukup. ❓Apa saja contoh yang paling umum: ? Situasi: Saat bayi lahir, payudara dipencet2 ga mengeluarkan ASI ➡️ karena orang berpersepsi bahwa saat bayi lahir akan keluar ASI putih kental muncrat2 bak air terjun. ? Yang sebenarnya terjadi: saat lahir, perut bayi hanya berkapasitas 5-7 ml yg setara 1 sendok teh sekali minum. Sehingga kolostrum atau ASI pertama yg keluarpun ya hanya segitu dan seringkali saat puting dipencet2 memang tidak keluar atau hanya merembes/menetes. Apalagi kalau salah posisi pencet, yang ada malah salurannya kita halangi. Hisapan bayilah yang paling efektif mengeluarkan kolostrum yg sesendok teh ini. Lihat GAMBAR 1. ? Situasi: saat melahirkan payudara ibu tidak terasa kencang dan besar ➡️ apalagi ditambah celutukan iseng kerabat: “payudara kempes begitu mana ada ASInya” ??. ?Padahal yang sebenarnya terjadi: Ya kalau kolostrum cuma 5-7 ml sekali keluar tentunya payudara ga akan kelihatan kencang. Payudara akan mulai terasa penuh ketika bayi berusia 48-72 jam saat bertahap kapasitas lambung bayi mulai naik sehingga produksi ASI juga bertahap naik ?Situasi: ketika puting dipencet2 dan ASI “tidak keluar” lalu bayi diberi sufor dan dot, bukannya semakin sering disusui ? Yang kemudian terjadi: bayi kenyang sufor, payudara tidak distimulasi bayi, produksi ASI tidak terstimulasi. Lalu tubuh ibu menangkap bahwa bayi kebutuhannya menurun, produksi ASI bukannya naik malah menurun sehingga konsumsi sufor yang diperlukan terus bertambah. ASI bertahap berhenti berproduksi. Lihat GAMBAR 2. Lingkaran setan ini yang paling sering kami jumpai di lapangan ? ? Situasi: bayi baru lahir menyusu non stop tanpa jeda. Maunya nempel terus dengan ibunya. Asumsi yg muncul: ASI kurang, bayi kelaparan ? Yang sebenarnya terjadi: dengan perut hanya sebesar kelereng, pasti bayi kecil ini mudah kenyang dan mudah lapar lagi. Selain itu perubahan kondisi dr dalam rahim ke dunia tentunya membuat bayi selalu ingin berada dekat dgn suara yg dia kenali sejak dalam janin: detak jantung ibunya. 2️⃣ AWAL YANG KURANG TEPAT Hari-hari pertama itu KRUSIAL. Apa yang semestinya didapat ibu dan bayi di hari2 awal agar sukses menyusui? 1️⃣ Inisiasi Menyusu Dini (IMD) alias skin to skin segera setelah bayi lahir selama minimal 90 menit. Skin to skin ini yang membantu bayi segera menyusu pada payudara ibunya, memancing kolostrum yg sesendok teh tadi utk segera keluar. Keluarnya Kolostrum itu sejatinya masih diatur murni oleh hormon ibu. Sehingga “tugas” ibu adalah segera melakukan skin to skin dengan bayi agar proses transfer kolostrum dari payudara ke bayi segera dapat terjadi. Oiya IMD ini bisa dilakukan di kelahiran normal dan SC, selama kondisi ibu tdk dalam keadaan gawat darurat dan APGAR Score bayi baik. Saat kondisi saya mulai stabil di ICU, saya dan Emma bahkan sudah mulai skin to skin krn skin to skin itu juga penyelamat nyawa ibu. Lihat GAMBAR 3 2️⃣ Rawat gabung ibu dan bayi 24 jam non stop agar bayi bisa menyusu on demand. Agar ibu bisa belajar mengenali kebutuhan bayi. Tahukah Anda bahwa RS yg mendukung menyusui tidak memiliki ruang bayi sehat? Karena bayi yg sehat akan 24 jam bersama ibunya. Ruang bayi hanya utk yang memerlukan perawatan khusus. Bahkan saya yang sempat koma dan dirawat di ICU pun ketika sudah dipindahkan ke ruang rawat khusus dan ruang rawat biasa langsung dirawat gabung bersama Emma. 3️⃣ Bayi tidak diberi formula tanpa indikasi medis. Kalaupun ada indikasi medis, sufor tidak diberikan dengan dot. Makanya saat msh blm bisa mendapat ASI, Emma minum formula dengan feeder khusus seperti suntikan. Tujuannya agar insting hisapan bayi tidak terganggu dan nantinya tetap bisa menyusu dengan baik 4️⃣ Ibu mendapatkan bantuan menyusui sejak day 1 dari tenaga kesehatan atau konselor menyusui. Ini juga yang saya dapatkan bahkan sejak masih koma di ICU. Walau ASI saya belum bisa dikonsumsi Emma, tapi tetap diperah oleh perawat dari maternity ward yang datang ke ICU tiap 3 jam (walau ASInya mesti dibuang) agar fungsi mekanik dalam payudara tetap aktif berjalan sehingga produksi ASI terjaga hingga nanti saatnya saya bisa menyusui. ‼️ Keempat hal di atas hanya bisa didapat ketika kita berada di klinik/RS yang benar2 pro-ASI atau istilahnya RS Sayang Ibu dan Sayang Bayi yang menerapkan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Jangan lupa support suami dan keluarga juga sangat penting peranannya. Di banyak sekali kasus, kegagalan menyusui justru dipicu karena “sabotase” keluarga terdekat. Dari mulai mitos yg keliru atau perlakuan yang diterima busui dari keluarga dekat yang bermuara pada hilangnya kepercayaan diri ibu utk berusaha. ? Gimana caranya menemukan faskes spt ini? Survey, shopping ? Dalam masa survey cari tahu apakah RS/klinik Anda sudah menerapkan 10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui. Apa saja 10 Langkah itu? Lihat ini: https://www.who.int/nutrition/bfhi/ten-steps/en/ Lihat GAMBAR 4 ?? Benar Awalnya, Lancar Menyusuinya. Ayo simak video edukasi Kerjasama AIMI dan Save the Children berikut agar lbh lengkap infonya: https://youtu.be/CVIa8jo0rgI ? Nah, jadi sukses menyusui itu sumber suksesnya ada di knowledge dan support. Kalau knowledge dikuasai sejak masa kehamilan, mispersepsi2 di atas bisa diperkecil. Pemahaman orang tua bayi mengenai bagaimana sistem kerja payudara dan produksi ASI adalah modal dasar utk keluar dari jebakan2 mispersepsi dan pengetahuan turun temurun yang ternyata mayoritas adalah mitos yang berpotensi menggagalkan menyusui. ? Menyusui juga adalah laboratorium parenting pertama bagi orang tua. Menyusui membantu orang tua belajar memahami perilaku dan karakter bayinya. Belajar merespon petunjuk dan kebutuhan bayinya. Belajar menganalisa sebab akibat perubahan perilaku bayinya. ? Sementara dengan adanya support, maka semua langkah2 untuk mendukung menyusui yang merupakah HAK SEMUA ibu dan bayi bisa diperoleh sejak hari pertama. ? Jadi kalau ada yang cerita ke saya ASI ga keluar, ASI nggak cukup, saya pasti akan ajak ngobrol buat menelusuri kembali apa yang terjadi di hari2 awal kelahiran si bayi. Karena pasti ada sesuatu yang terjadi di periode itu yang akhirnya berujung ke kesimpulan atau ke kondisi produksi ASI yang tidak memadai. Banyak juga yang mengatakan “sudah melakukan semuanya tapi ASI tetap kurang” tapi setelah ditelusuri ternyata apa yang dilakukan tidak nyambung dengan akar masalahnya. Jadi antara masalah dengan solusi tidak bertemu di satu titik. ? Keberhasilan menyusui itu bisa diantisipasi, dipelajari, dan diusahakan. Jadi, ikutlah kelas persiapan menyusui saat hamil. Ngobrol sama konselor menyusui sejak masa kehamilan. Cari faskes yg menerapkan 10 Langkah di atas. Cari nakes atau konselor yang tahu bagaimana membantu ibu dan bayi. ? Menyusui bagi saya adalah sebuah kotak pandora ilmu yang besar. Kajian tentang menyusui bukan cuma monopoli literatur2 kedokteran, biokimia, anatomi, gizi, farmakologi, atau kesehatan masyarakat. Kajian2 tentang menyusui juga sangat kaya dilihat dari sudut ilmu sosiologi, psikologi, gender, antropologi, ekonomi, komunikasi, politik, hukum, kebijakan publik, bahkan desain interior. ? Bulan ini genap 7 tahun saya jadi bagian dari AIMI. Bagi saya, AIMI adalah sebuah melting pot yang merepresentasikan kekayaan sudut pandang kajian tentang menyusui. Relawan2nya yang berada di lebih dari 17 provinsi memiliki latar belakang profesi dan keilmuan yang beragam, yang saling mengisi berbagai diskusi ilmiah (dan non ilmiah) yang terjadi hampir setiap hari. ? AIMI bukan cuma sebuah support group ibu menyusui. Saya join AIMI justru setelah tidak lagi menyusui. Di AIMI saya banyak belajar hal baru dan banyak punya teman baru. Dari AIMI juga saya belajar bagaimana memperjuangkan idealisme serta bagaimana memahami kompleksitas konflik kepentingan yang dulu konsepnya saya pelajari di masa post graduate. Lalu teringat ucapan teman saya Ria Oktorina beberapa hari lalu yang mengutip Tan Malaka: “Idealisme adalah kemewahan terakhir yang hanya dimiliki oleh pemuda”. Penulis : Lianita Prawindarti https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10159051938093625&id=640473624 **Bunda juga bisa membacanya di website saya https://ajournalofjourney.wordpress.com/2020/04/21/breastfeeding-success/

BREASTFEEDING SUCCESS
78 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Yg ku sedihkan baca disini dblg IMD ni gunanya mempererat ikatan anak dan ibu. Lalu yg sc gmna??? Aku tidak ada IMD krna begitu kluar cuma di ksh cium aja ke aku lalu anakku dibawa prwtnya smpai 1 hr stlh lahiran baru aku ketemu anakku lagi. Apa aku tdk akan punya iktan yg kuat sm anakku??? Tp ya namanya seorg ibu yg mengandungnya 9bulan lbh tetap bakal ada ikatan kuat meski tak IMD.

Baca lagi
4y ago

Bisa dengan menyusui. Karna menyusui tidak hanya memberikan ASI tapi juga bonding.