Privacy PolicyCommunity GuidelinesSitemap HTML
Download our free app
Numpang tanya
Bun...pada usia kehamilan berapa minggu si adek sdh bisa ketahuan jenis kelaminnya klo di USG?
kisah seru jadi bumil
Setiap hari sabtu di tempat kerjaku selalu ada kegiatan senam pagi. Sebelum hamil, aku paling semangat kalau ada senam. Aku selalu mengambil barisan paling depan agar bisa melihat gerak instrukturny dengan jelas. Pagi itu, aku dan teman2 sudah berkumpul di lapangan untuk persiapan senam. Kebetulan di tempat kerjaku ada 3 ibu hamil. Aku dan bumil lainnya di tempatkan di barisan paling belakang agar dekat dengan tempat duduk. Jadi kalau sewaktu2 tdk kuat mengikuti senam, kami dipersilakan untuk istirahat. Diantara bumil lainnya, ukuran perutku memang paling kecil sehingga tak tampak kalau sedang hamil. Di tengah2 senam, aku merasa sangat lelah sehingga kuputuskan untuk duduk. Tiba2 dari arah belakang ada bapak satpam yg menegurku. "Bu ini kursi khusus untuk bumil" kata si bapak. "iya pak, saya tahu" jawabku sambil tersenyum. "lha...terus kenapa ibu duduk di sini?"kata si bapak. "karena saya kecapekan pak" jawabku agak tidak nyambung. "Ini kami siapkan khusus untuk ibu hamil bu, bagi yg tdk hamil bsa duduk di sana" kata si bapak sedikit ngegas. Kuperhatikan wajah bapak satpam itu baik2. "bapak satpam baru ya?"tanyaku. "lhoo.. Kok ibu tahu?" kata si bapak heran. "ya..pantas saja bapak tdk tahu kalau saya sedang hamil.. "jawabku. "Oh...maaf bu, karena perut ibu masih keliatan kecil..sya tdk mengira kalau ibu sedang hamil" kata pak satpam sambil tersenyum malu. "hmm.... Bapak lagi hamil ya?"tanyaku kepada si bapak. "tidak mungkinlah bu.."jawab pak satpam polos. "lhaa itu perut bapak keliatan besar... Saya kira bapak sedang hamil." kataku sambil tertawa. "hahahahhahaha.....ibu bisa saja, maaf ya bu saya sungguh tidak tahu" kata pak satpam sambil tertawa malu. "tidak apa2 pak" jawabku. Bunda...jadi bumil itu seru ya???
kisah tentang perut
Setiap hari sabtu di tempat kerjaku selalu ada kegiatan senam pagi. Sebelum hamil, aku paling semangat kalau ada senam. Aku selalu mengambil barisan paling depan agar bisa melihat gerak instrukturny dengan jelas. Pagi itu, aku dan teman2 sudah berkumpul di lapangan untuk persiapan senam. Kebetulan di tempat kerjaku ada 3 ibu hamil. Aku dan bumil lainnya di tempatkan di barisan paling belakang agar dekat dengan tempat duduk. Jadi kalau sewaktu2 tdk kuat mengikuti senam, kami dipersilakan untuk istirahat. Diantara bumil lainnya, ukuran perutku memang paling kecil sehingga tak tampak kalau sedang hamil. Di tengah2 senam, aku merasa sangat lelah sehingga kuputuskan untuk duduk. Tiba2 dari arah belakang ada bapak satpam yg menegurku. "Bu ini kursi khusus untuk bumil" kata si bapak. "iya pak, saya tahu" jawabku sambil tersenyum. "lha...terus kenapa ibu duduk di sini?"kata si bapak. "karena saya kecapekan pak" jawabku agak tidak nyambung. "Ini kami siapkan khusus untuk ibu hamil bu, bagi yg tdk hamil bsa duduk di sana" kata si bapak sedikit ngegas. Kuperhatikan wajah bapak satpam itu baik2. "bapak satpam baru ya?"tanyaku. "lhoo.. Kok ibu tahu?" kata si bapak heran. "ya..pantas saja bapak tdk tahu kalau saya sedang hamil.. "jawabku. "Oh...maaf bu, karena perut ibu masih keliatan kecil..sya tdk mengira kalau ibu sedang hamil" kata pak satpam sambil tersenyum malu. "hmm.... Bapak lagi hamil ya?"tanyaku kepada si bapak. "tidak mungkinlah bu.."jawab pak satpam polos. "lhaa itu perut bapak keliatan besar... Saya kira bapak sedang hamil." kataku sambil tertawa. "hahahahhahaha.....ibu bisa saja, maaf ya bu saya sungguh tidak tahu" kata pak satpam sambil tertawa malu. "tidak apa2 pak" jawabku. Bunda...ada yg pnya cerita seru sebagai bumil ga??? Share dong...biar bsa saling berbagi cerita dan pengalaman...hehehehe Maaf ya klo ceritanya agak garing...?
wanita hamil itu harus kuat
Sore itu aku sudah tidak sabar ingin melihat si adek lewat USG. Begitu pulang kerja aku dan suami langsung menuju RSIA tempat kami biasa periksa. Sesampainya di RSIA aku segera menuju tempat pengambilan antrian,, "yeeaii dapat antrian nomor 3" batinku dalam hati. Lalu aku dan suami segera mencari tempat duduk untuk menunggu antrian. Tak lama, setelah aku dan suami duduk.. Suster memanggilku. Aku segera menuju tempat pemeriksaan tensi darah dan berat badan. Aku cukup lega ketika suster mengatakan jika tensiku normal dan berat badanku sudah bertambah 1/2 kg. Ketika aku periksa aku memang tidak memiliki keluhan apa-apa, bahkan dikehamilan 13w5h ini aku merasa sangat sehat dan bersemangat. Aku periksa hanya untuk memastikan kesehatan si adek, dia kuat atau tidak jika aku ajak dinas keluar kota. Karena beberapa teman kerja menyarankan aku untuk tdk ikut dinas kluar kota. Berdasarkan saran itu, akhirnya kuputuskan untuk menemui dokter dlu sebelum berangkat. "antrian nomor 3" kata suster dr dlm ruang dokter. Aku dan suami langsung berdiri dan berjalan menuju ruang periksa. Setelah masuk ruang periksa, dokter langsung menyarankanku untuk USG. Ketika USG, aku merasa ada hal yang aneh... Wajah dokter juga terlihat sangat serius. Lalu kuberanikan bertanya "bagaimana bayi saya dok? Apakah dia berkembang dengan baik? "bayi ibu berkembang dengan baik, organ tubuhnya sudah terbentuk dengan sempurna namun ada sedikit masalah" kata dokter sambil menghentikan pemeriksaan. Seketika aku merasa takut...aku melihat kearah suami. Suamiku tersenyum, seakan memberikan kode jika semua akan baik2 saja. "mari bu saya jelaskan" kata dokter sambil mengajakku untuk duduk membicarakan masalah pada bayiku. "berdasarkan hasil USG saya menemukan masalah dibagian leher belakang anak ibu, ada pelebaran sedikit. Untuk kasus seperti ini kemungkinan anak ibu mengalami kelainan kromosom"kata dokter sambil menunjukkan foto hasil USG. Dokter terus menjelaskan tentang kelainan kromosom dengan kalimat yg mulai sulit aku cerna. Aku mencoba kuat mendengar semua penjelasan dokter. Meski hatiku hancur, aku mencoba untuk tetap bersikap dewasa. Dokter memberikan dua pilihan, segera cek darah untuk memastikan atau menunggu hasil usg bulan depan untuk melihat bagaimana perkembangannya. Karena berdasarkan penjelasan dokter, sebenarnya kondisi kehamilanku tidak berisiko untuk mengalami kelainan. Aku hamil diusia 26th, sedangkan suami 34 th. Dan menurut penjelasan dokter kelainan kromosom biasanya terjadi pada kehamilan diusia lbh dr 35th pda wanita. Mendengar penjelasan dokter suamiku langsung paham. Suamiku memutuskan untuk menunggu pemeriksaan USG bulan depan. Setelah itu, suamiku mengajakku untuk pulang. Sblm pulang, kami mampir sebentar ke kasir untuk menyelesaikan administrasi. Aku masih belum sadar sepenuhnya. Aku masih sedikit bingung dengan penjelasan dokter. Jauh di dalam lubuk hatiku aku menolak hasil pemeriksaan hari ini. Aku membuat keyakinan sendiri jika dokter salah dalam melakukan pemeriksaan. Tidak mungkin jika bayiku mengalami kelainan kromosom. Tanpa aku sadari, aku mulai meneteskan air mata. Buru2 aku hapus air mata itu. Karena aku tak ingin terlihat lemah di depan banyak orang. Selesai melakukan pembayaran suamiku langsung menggandeng tanganku. Ia coba mengalihkan pembicaraan ke hal lain agar aku tidak terlalu memikirkan hasil pemeriksaan. Setelah ke luar dr RSIA, aku sudah tidak bisa menahannya lagi.. Seketika aku menangis. Aku tak bisa berkata apa2...aku hanya bisa menangis..dan menangis. Aku merasa bersalah pada bayiku. Aku merasa takut. Aku takut jika hasil pemeriksaan itu benar. Dengan sabar suamiku langsung memelukku. Dia terus mengatakan jika semuanya akan baik2 saja. Dia menjelaskan jika itu baru hipotesis. Masih ada kemungkinan jika hasil pemeriksaan itu salah. Dalam perjalanan pulang, aku terus menangis. Aku hanya diam tak mengajaknya ngobrol seperti biasanya. Sesampainya di rumah aku langsung ke kamar. Aku tak punya semangat lagi untuk melakukan apa pun. Aku hanya terus melihat foto USG. Suamiku mengajakku bercerita tentang rencana liburan kami di bulan desember. Mengajakku makan buah alpukat kesukaanku. Bahkan ia juga memutarkan film korea kesukaanku. Aku menatapnya. Dengan lirih kukatakan "maaf pah" belum kuselesaikan kalimatku..aku kembali menangis. Ia langsung memelukku. Ia katakan bahwa aku harus kuat. Dia katakan bahwa seorang ibu itu harus menjadi sumber kekuatan bagi anaknya. "Jika kamu lemah bagaimana dengan anak kita?" kamu harus yakin jika semuanya akan baik2 saja, kita masih punya Tuhan...kita percayakan semuanya ke Tuhan. Apapun yang Tuhan berikan dalam hidup kita..kita tdk boleh mengeluh dan menolaknya. Malam itu kami berdoa... Kami berdoa dengan penuh kepercayaan bahwa Tuhan akan selalu membantu kami. Pagi harinya aku sakit. Badanku lemah dan kepalaku pusing. Akhirnya suamiku meminta izin ke kantor agar aku tdk ikut dinas k luar kota. Hari itu, aku diminta istirahat di rumah. Suamiku tetap berangkat kerja seperti biasa. Sore itu, suamiku pulang lebih awal . Ia langsung mengajakku untuk periksa ke dokter lain. Ia mendapat info dr teman kantornya jika ada dokter ahli kandungan yg sangat berpengalaman. Kami langsung bersiap untuk ke dokter. Sesampainya di sana, aku langsung disarankan untuk USG. Betapa kagetnya kami mendengar penjelasan dokter jika kondisi bayiku sangat baik. Perkembangannya sangat baik, jantungnya baik, perkembangannya sesuai dengan umur kehamilan. Mendengar penjelasan dokter aku masih merasa belum percaya, lalu kutanyakan lagi tentang kondisi bayiku. Dokter menjawabnya dengan jawaban yg sama. Aku langsung mengucap syukur kepada Tuhan. Aku langsung tersenyum ke arah suamiku. Suamiku membalas dengan senyuman dan kedipan mata. Seakan memberi kode bahwa benar katanya...semuanya akan baik2 saja. Selesai periksa, kami langsung pulang. Sesampainya di rumah kami kembali mengucap syukur kepada Tuhan. Aku peluk suamiku dengan erat... "terima kasih pah...selalu menjadi suami yg baik untuk mama". Aku percaya bahwa kekuatan terbesar seorang anak itu dari ibunya. Jangan mudah menyerah ketika mendengar prediksi dokter tentang keadaan bayi kita. Teruslah berpikir positif dan percayalah bahwa Tuhan akan memberikan yg terbaik dalam hidup kita.