Qonangatul Fadliyah profile icon
PlatinumPlatinum

Qonangatul Fadliyah, Indonesia

Kontributor

About Qonangatul Fadliyah

ibu dari seorang anak

My Orders
Posts(27)
Replies(162)
Articles(0)

Ceritaku melahirkan

Haloo bun.. Saya mau share proses persalinan saya kemarin. Hpl 29 november 2020 . Tp sudah masuk desember belum melahirkan juga.. Ada sedikit ke khawatiran. Karena 2 saudara saya kehilangan bayi nya karena lahir lewat hpl.. Bayi mereka keracunan air ketuban.. Tepat tanggal 29 november saya ke bidan dan menanyakan tentang kehamilan yg sudah masuk hpl tp belum ada tanda tanda akan melahirkan. Kebetulan bidan yg biasa memeriksa sedang tidak ditempat. Dan saya di periksa bidan ganti.. Saya langsung dibuatkan surat rujukan untuk USG di Rumah sakit. Untuk mengecek kondisi air ketuban dan plasenta apakah masih Bagus. Kurang puas malamnya saya coba Wa bidan senior yg biasa memeriksa saya. Bagaimana menurut beliau baiknya. Lalu beliau menanyakan hasil usg terakhir. Saya usg pas ukuran 35 week dan saat itu janin saya masih miring. Belum menghadap bawah dan belum masuk panggul. alhamdulillah mengikuti saran bidan untuk sering sujud dan posisi jongkok berdiri akhirnya di usia 38week janin sudah mantap masuk panggul.. Bidan senior meminta saya untuk menunggu sampai 4 desember (hpl usg ) apabila belum mules juga. Maka silahkan usg lagi. Tp sampai 40 week kontraksi belum juga datang. Suami sudah menanyakan kira kira kapan lahiran. Suami sudah ingin sekali pulang. Tp saya tahan. Karena belum pasti kapan melahirkan, takutnya nanti pas melahirkan malah waktu cutinya sudah habis. Tp suami kekeh mau pulang. Akhirnya tanggal 1 desember suami pulang.. Setelah suami pulang sempat HB 2x. Karena katanya hb bisa untuk induksi alami. Setelah sebelumnya sudah mencoba berbagai induksi alami tp ga ngefek.. Rabu suami pulang. Kamis mulai merasakan kontraksi walau jaraknya masih sejam sekali. Masih bisa di bawa beberes dan yg lainnya. Bahkan masih sempat hb lagi. Jum'at malam mulai keluar lendir campur darah. Tp kontraksi masih jarang. Paginya coba ke bidan. Di periksa ternyata belum ada bukaan. Lalu pulang lagi. Akhirnya saya bawa aktivitas lagi dan masih bisa di bawa tidur. Sabtu pagi mulai kontraksi terasa sakit sekali. Saya hanya tiduran dan bolak balik kamar mandi. Dibawa tidur pun rasanya sudah tak sanggup. Sejujurnya saya belum tau kontraksi itu apa. Karena kata ibu saya. Kalau melahirkan rasanya seperti mau buang air besar yg sangat tak tertahan. Tp saya hanya merasa kram perut seperti mau haid.. Sore mulai intens akhirnya kebidan lagi. Tp bidan sedang tidak ditempat akhirnya balik lagi. Sakit mulai menjalar ke punggung. Rasanya punggung panas sekali. Masih sempat disuapi makan dan minum teh manis. Habis magrib mulai tak tertahan, akhirnya keluarga memanggil dukun bayi. Setelah dukun datang. Perut saya di pegang. Dan kata dukun sudah bukaan banyak. Akhirnya jam 20:30saya di antar suami naik motor ke bidan lagi. Dan langsung diperiksa. Ternyata sudah bukaan 5 ke 6... Bidan langsung menyiapkan kamar dan peralatan. Suami pulang dan mengabari keluarga kalau saya akan segera melahirkan. Saya masih jalan jalan untuk menambah bukaan. Saat kontraksi datang saya nungging dan atur napas.. Sekitar jam 10 saya akhirnya berbaring. Karena sudah tak kuat lagi. Di cek bukaan belum lengkap. Padahal rasanya sudah sakit sekali. Saya lalu ke kamar mandi ditemani suami karena rasanya ingin buang air besar. Tp ternyata tidak keluar. Saya balik kekamar lagi. Lalu di cek ternyata sudah bukaan lengkap. Saya sudah mengejan berkali kali. Dipandu bidan. Tp ternyata kantung ketuban sangat tebal jadi lama sekali pecahnya. Setelah lama tidak kunjung pecah akhirnya bidan memecah kantung ketuban. Dan tak lama setelah beberapa kali mengejan. Lahirlah anak kami laki laki dengan berat 3,2kg dan panjang 50cm.. Alhamdulillah tak henti hentinya mengucapkan rasa syukur kepada Allah subhanahu wata'ala atas nikmat yg Dia berikan.. Berkali kali suami mencium saya dan memegang tangan saya erat.. Ya.. Suami saya menemani proses lahiran dari awal sampai akhir. Dia disamping saya. Memegang tangan saya. Bahkan dia memandu saya mengatur nafas dan melafalkan kan dzikir saat kontraksi datang.. Saat bayi sudah rapih. Suami lalu mengadzankan. dan mengabari keluarga mertua. Alhamdulillah.. Ternyata menjadi ibu adalah suatu perjuangan.. Akhirnya saya menjadi ibu.. Dan akhirnya saya tau. Betapa dulu ibu saya berjuang melahirkan saya.. Terimakasih ibuu... Maaf ya bun.. Bahasa dan penulisannya masih berantakan..

Read more
 profile icon
Write a reply