mamanyazha&arz profile icon
GoldGold

mamanyazha&arz, Indonesia

Anggota VIPKontributor

About mamanyazha&arz

Berbahagia

My Orders
Posts(12)
Replies(38)
Articles(0)
 profile icon
Write a reply

Pengalaman induksi dan hampir sc

Senin, 11.00 WIB -38w3d- Kontrol ke dokter. Dibandingkan dari perkembangan minggu lalu, berat badan ibu naik 1,5 kg namun berat badan bayi ga bertambah (2,7 kg). Akhirnya dokter kasih pilihan mau tindakan sc atau induksi agar cepat dilahirkan krn kemungkinan bayi ga dpt nutrisi dari ibu. Apabila induksi ada kemungkinan bahwa bayi ga kuat dengan obat induksi dan resiko nya besar. Kalo terjadi apa2 dokter tetap akan melakukan sc. Saya memutuskan untuk induksi. Akhirnya dokter menyarankan untuk daftar rawat inap di hari ini juga. Senin, 22.30 WIB Bidan di rs melakukan tindakan induksi pertama. 2 jam masih blm terlalu sakit dan hanya mules biasa, di cek oleh bidan baru pembukaan 1. Selasa, 06.00 WIB Mulai terasa sangat sakit dan masih pembukaan 2. Akhirnya atas arahan dari dokter, diberikan lagi obat induksi yg kedua. Sebelumnya, sudah di tanyakan apa yakin mau di lanjutkan induksi kedua? Krn bidan melihat saya sangat kesakitan dan takut ga kuat sehingga berpengaruh pd bayi. Saya sempat berfikir untuk sc. Skg baru pembukaan 2 sementara harus melewati pembukaan sampai 10. Suami dan seluruh keluarga pun nyuruh saya untuk sc. Tp saya cb bust yakin kalo saya bisa melahirkan normal akhirnya bidan melakukan tindakan induksi kedua. Dan luar biasa sakit nya bukan main. Saya teriak2 kesakitan. Berharap pembukaan cepat ke 10. Selasa, 10.00 WIB Saya masih berteriak terus2an menahan rasa mulas yg makin menjadi2. Ga nyangka ternyata induksi akan sesakit ini. Dan setelah di cek bidan (dokter belum dateng) saya sudah pembukaan 5. Alhamdulillah. Selasa, 11.00 WIB Sudah pembukaan 8. Terbilang sangat cepat. Karena terus2an kesakitan sehingga nafas saya pendek. Dan entah kenapa nafas saya makin menurun. Detak jantung bayi yg awalnya 140 turun drastis jd 40. Semua disana panik. Dokter belum datang. Akhirnya suster dan bidan memanggil dokter lain untuk melakukan tindakan sc, dilihat dari detak jantung bayi yg makin menurun. Saya yg merintih kesakitan dan nafas sesak ga kuat menahan tangis. Ya Allah tolong selamatkan nyawa anak saya. Saya hanya peduli dan berdoa agar anak saya selamat bisa dilahirkan apapun caranya dan sesakit apapun saya kalaupun harus nyawa saya taruhannya Kun fayakun. Ternyata kuasa Allah begitu besar. Semua org diruangan sdh mempersiapkan sc, tp tiba2 kepala bayi terlihat. Dokter dengan cepat langsung membimbing saya untuk segera mengenjan krn kemungkinan bayi bisa dilahirkan normal. Selasa, 11.45 WIB Alhamdulillah terdengar tangisan bayi. Bayi saya lahir dengan selamat, dengan proses normal. Rasa sakit seketika hilang. Luar biasa nikmat Allah yg diberikan pada seorang ibu Untuk calon ibu yg sedang berjuang mempersiapkan kelahiran bayi, semangaaat ada Tuhan yg selalu menjaga kita. Dan untuk calon inu yg masih menunggu hadirnya buah hati di rahim, jangan menyerah Allah tahu apa yg kita butuhkan yg terbaik untuk kita🤍

Read more
Pengalaman induksi dan hampir sc
 profile icon
Write a reply

Dicerai saat hamil muda

2018 Saya umur 24 dan suami saya 26 tahun. Pernikahan kami bertahan hanya 8 bulan. Selama pernikahan rasanya saya ga kuat. Banyak tekanan dari suami dan orang tua nya. Kadang suami saya juga kasar. Saya mengadu ke orang tua nya terkait perilaku suami saya dengan maksud agar org tua nya menasehati dia. Tapi selalu saya yg disalahi. Saya sdh kasih bukti lebam2 ke ibunya pun tetap tidak ada respon. Ternyata saya baru tahu kalau suami saya punya penyakit psikologis saat kecil akibat dari perceraian org tua nya. Dia sering melihat ibunya di siksa. Jadi pada saat dia kambuh, emosi nya meningkat dan sesak nafas berlanjut sampai harus dibawa ke rumah sakit untuk menenangkan diri. Setelah tau ini, saya coba menerima dia dan lebih sabar lagi dlm menghadapinya. Namun disini, ibunya selalu saja menyalahi saya krn penyakitnya yg sudah lama hilang, setelah menikah malah kambuh lagi. Saya berdoa supaya diberi jalan. Ternyata bulan ke 4 saya menikah saya hamil. Saya senang. Namun suami saya tidak. Dia takut kl nanti kami pny anak, kasih sayang dan perhatian saya terbagi unt anak dan suami. Selama saya hamil pernikahan kami makin berjalan tidak baik. Saya sering pisah rumah dgn alasan dia mau menenangkan diri dirumahnya. Ditambah ibu nya yg sangat posesif. Saya memohon suami saya untuk pulang kerumah karena sudah sebulan. Akhirnya dia datang ke rumah dgn ibu serta bapak kandungnya. Saya kaget, dan kebetulan dirumah saya ditemani org tua saya selama suami saya tidak ada. Ternyata kedatangan mereka hanya untuk menceraikan saya dan membawa semua barang yg dia punya. Saya hancur. Tapi disitu saya tidak menangis. Saya tidak mau memperlihatkan kelemahan saya pada mereka yg sudah menghancurkan saya. Saya selalu bertanya kenapa saya dicerai? Dan Ibunya hanya menjawab “kalian tidak cocok”. “Tapi aku lagi hamil maa, mama juga perempuan harusnya mengerti” jelas saya. Disini, suamiku hanya menunduk diam kata yg keluar hanya “saya minta pisah”. Selebihnya ibunya dan bapaknya yg menjawab. Saya sempat berfikir apa suami saya dipaksa menceraikan saya? Karena terakhir sebelum dia meninggalkan rumah dia sempat berkata “tunggu aku yaa sayang aku ga akan lama cuma pengen nenangin diri aja plg ke rumahku”. Saya ingat betul dia bicara seperti itu. Tapi kenyataan nya dia menceraikan saya. Setelah mereka pulang, saya nangis sejadi-jadinya. Saya teriak2 seperti orang kesurupan. Hancur. Bagaimana bayi ini? Apa saya harus mempertahankan dan mengemis demi anak dalam kandunganku? Setelah kejadian itu, saya membuat keputusan harus menghubungi dia dan minta supaya kami ga pisah. Dia mau menemui saya. Dia mau mencoba mempertahankan asal saya harus mengemis dan memohon2 ke ibunya untuk kami rujuk. Saya pun berencana untuk melakukan itu biarpun harus bersujud di kaki ibunya demi anak saya. Tapi org tua saya ga setuju. Alasannya krn itu hanya merendahkan harga diri saya, untuk apa sampai seperti itu krn memang mereka selalu blg saya tidak membuat kesalahan terhadap mereka. Tp saya bersikap bodo amat yg penting anakku setelah lahir dia masih punya bapak. Dgn sangat tertekan nya saya mempersiapkan diri memohon ke ibunya. Krn ini berat. Ga tau letak kesalahan saya tapi say harus memohon dan mengemis. Suami saya pun terus memaksa untuk melakukan itu. Saya terus berdoa pada Allah supaya diberi jalan yang terbaik. Tanpa sadar ternyata setelah kejadian suami dan keluarga nya datang wktu menceraikan saya, perut saya terus2an sakit dan mengalami flek. Karena memang pikiran saya kalut dan hamil pertama tanpa tau edukasi ttg kehamilan saya selalu menganggap itu normal. 2 minggu berturut2 saya flek. Namun ini makin ga normal perut saya sakit dan flek berubah menjadi darah segar keluar deras. Saya panik. Dan rencananya hari itu saya mau ketemu suami saya untuk membahas pertemuan dgn ibunya. Akhirnya saya minta dia untuk temani saya ke rs. Pulang kerja, jam 9 malam, saya dan suami saya menuju rs tanpa mengabarkan org tua saya. Setelah bertemu dokter dan di periksa, janin saya dinyatakan tidak berkembang semenjak 2 minggu lalu. Mungkin penyebabnya krn stres berlebih. Sehingga janin meninggal. Saya sedih yaAllah nangis sejadi2 nya. Yg paling saya ingat, pada saat pembayaran rs, suami saya malah sengaja pergi dan saya disuruh untuk membayar tagihan. Menyedihkan. Disaat seperti ini kenapa dia malah setidakpeduli ini. Entah disitu saya sadar. Buat apa mempertahankan suami seperti ini. Esoknya saya ke rs untuk di kuret. Suami saya tidak datang. Keluarga nya pun tidak ada yg peduli saya keguguran. Setelah itu saya menenangkan diri pergi ke taiwan dan tinggal bersama teman saya selama sebulan. Kondisi saya sudah seperti org gila dan rasanya ingin bunuh diri merasa Allah tidak adil. Sepanjang hari saya nangis. Alhamdulillah banyak sekali org baik di sekitar saya. Saya sembuh dari luka dan pulang ke indo. Masih ada sisa kesedihan. Tapi saya harus kuat. Untuk apa saya merusak diri saya hanya demi orang2 seperti mereka. Akhirnya dengan hati ikhlas, saya yg mengajukan cerai ke pengadilan. Menjadi janda di umur 25. Menurutku, siapa yg mau menikahi saya? Saya sudah rusak, kotor. 2019 Namun Allah berkehendak lain. Saya dipertemukan dengan laki2 yang baik dan langsung menikahi saya tanpa pacaran. Dia mau menerima saya dalam kondisi apapun. 2020 Sekarang saya sudah bahagia dan kami diberi amanah oleh Allah. Alhamdulillah skg saya sudah jalan usia kandungan 5 bulan. Kami sangat bahagia. Kami sejalan dan selalu memperbaiki kekurangan yg kami miliki. Saya bahagia menikah dgn suami saya yg sekarang. Selalu sabar tidak pernah marah. Terima kasih yaAllah telah mengirimkan dia untukku walau jalan menuju kebahagiaan ini diberi rasa pahit dan pedih sebelumnya. Intinya. Selalu berbaik sangkalah dengan Allah. Percayalah akan ada pelangi yang indah serta langit yg cerah setelah gelapnya hujan deras:) Terima kasih sudah membaca?

Read more
Dicerai saat hamil muda
 profile icon
Write a reply