Dilema lahiran dikampung atau dikota
Sekedar cerita saja ya bun. Saya dan suami merantau buka usaha kelontong dijakarta. Adik ipar juga disini tapi sudah menikah dan ikut suaminya yang memang orang jakarta. Kakak ipar juga menikah dengan orang sini jadi ktp pun sudah domisili jakarta. Beda dengan saya dan suami. Ceritanya saya pengen lahiran dikampung saja. Banyak faktor sih Yang pertama pastinya lebih dekat dengan keluarga. Apalagi ini lahiran anak pertama jadi saya masih minim pengetahuan. Dan biaya lahiran dikampung juga lebih murah. Kisaran 2jt kebawah kalau lahiran normal. BPJS saya pun faskesnya dikampung. Sementara suami ingin saya lahiran dijakarta saja. Karena beberapa faktor juga. Pertama karena suami ga ada yang nemenin. Sementara buka warung sendirian itu repot. Saya sudah kasih pengertian kalau mungkin nanti kalau lahiran disinipun saya gak bakal bisa bantu banyak kayak biasa. Ya namanya habis lahiran ya bun. Dan suami jawab.. bisa lah masa ga bisa. Ya saya sih ngasih contoh kemungkinan terburuknya dulu ya bun. Karena ngeliat kakak saya dulu pun pas lahiran dikelilingi keluarga apa apa masih diurus sama keluarga dari mulai bayinya sampe kakakku sendiri karena belum bisa banyak beraktifitas kayak biasa. Terus karena sewa kios juga habis bulan depan. Jadi sayang kalau sudah dibayar sementara warung banyak nutup karena suami pulang pergi terus ke kampung. Dulu sih ada yang kerja disini. Cuman karena sudah ga sanggup ngebayar, jadi berhenti. Jadi kata suami, yasudah ajak nenek saya saja kesini. Nenek saya pendengarannya sudah kurang. Sementara mertua juga sama sudah tua. Kalau ibu saya, punya anak kecil dan suami yang harus diurus. Jangankan diajak kekota. Saya mau lahiran dirumah bapak saya saja ibu bilang repot ga bisa nemenin karena ibu juga punya anak dan suami yang harus diurus. #bantusharing
Read more