Ditulis oleh : Dawet Ayu Banjarnegara Tulisan ini saya buat terinspirasi dari kisah nyata. Kejadian kemarin sore, di keluarga kami. **** #Bukan Salah Anakku. “Bunda...” anak bungsuku menuruni anak tangga sambil menangis sesenggukan. Terlihat sekali dia sedang menahan amarah. Nafas yang memburu, sorot mata sangat tajam dan tangan kanan yang terus memegang pipi. “Tak biasanya begini”. Gumamku dalam hati. “Kenapa, Sayang?” “Kakak mukul dedek, Nda. Sakit”. Ucapnya sambil terisak. Kuletakkan sapu yang ada di tangan kananku, kemudian berjalan mendekatinya, Dean. Dilepaskannya tangan kanan yang menutupi pipi. “Sakit...” Kini isaknya bertambah kencang. Terlihat jelas ada bekas benda yang mampir ke pipi mulus anak kecil itu dengan hantaman yang cukup keras. “Dek Dean dipukul Kakak?” “I... iyaaa”. Sambil merebahkan diri ke pelukanku. “Kok bisa gitu?” Aku coba tenang, ini bukan masalah sepele, pikirku. Karena tak biasanya anak sulungku marah hingga meluapkannya seliar ini. Ya, aku tau sekali tabiat anak sulungku. Dia anak baik, sangat baik. Pintar sekali mengendalikan emosi meski usianya belum genap sembilan tahun. “Dedek tadi minta penghapus yang dipinjam kakak, tapi nggak boleh. Terus dedek tutup aja pintu kamar, biar kakak di kamar sendiri. Lha kok dedek tambah dipukul”. “Pake apa mukulnya?” “Tangan.” Sambil menerima sodoran air minum dan menenggaknya hingga habis separuh gelas. “Dedek boboan di sini dulu, Bunda mau ngobrol sama Kakak, ya Sayang?” Ku rebahkan tubuh mungilnya di sofa ruang tamu, lalu aku beranjak ke lantai dua. Dimana anak sulungku kini berada. Aku melihatnya sedang duduk meringkuk, memegang lutut. Rasa bersalah sangat tergambar. “Sayang...” dia menoleh ke arahku. Dia, anak kesayanganku yang dipaksa untuk tumbuh sangat mengerti kondisi kami. Anak kecil yang harus paham bahwa kasih sayang kedua orang tuanya harus terbagi saat tumbuh janin lagi di rahimku ketika dia berusia lima bulan. Padahal dia sendiri masih sangat butuh kasih sayang kami, kedua orang tuanya. Tapi kuasa Tuhan tak bisa kami hindari. Rahim ini terisi lagi meskipun aku sudah memakai KB. Diusia empat belas bulan, anakku harus rela dipanggil kakak. Dengan segala konsekuensinya. Dewangga, nama yang kami sematkan padanya. Halus tutur katanya, baik budinya. Itu harapan kami untuknya. Tak ada sepatah kata pun terucap dari mulut kecil itu. Aku duduk di depannya, mengambil posisi nyaman untuk bercerita. “Kakak kenapa, Sayang?” “Kakak sebel sama Dedek, tadi mau ambil penghapusnya, Kakak bolehin tapi Dedek harus minta maaf dulu.” “Emang Dedek salah apa sama Kakak kok suruh minta maaf?” “Ehhhhmmmmm...” Tak bisa dia jelaskan salah adeknya. “Kakak pernah dipukul? Gimana rasanya coba?” “Sakit.” Jawabnya sambil menunduk. “Kak, kalo kakak itu tadi mukul temen, mungkin sekarang kakak lagi dimarah sama mamanya temen kakak.” “Nggak ada mama yang mau anaknya dipukul sama orang, termasuk bunda.” “Kakak anak bunda, begitu juga Dedek.” “Bunda nggak mau kalian berantem, nggak baik.” “Harusnya Kakak sama Dedek gimana?” “Sayang.” Lirih terucap. Anak bungsuku menaiki anak tangga paling atas, ku lambaikan tangan padanya. Ku dudukkan Dean di pangkuan. “Coba liat muka Dedek.” Terlihat sangat kaget anakku melihat ada bekas pukulannya tadi. Kemudian menunduk, menatap lantai. Kode untuk masuk kamar ku kasih pada Dean, biar kami berdua bisa bicara. Dari hati ke hati. Tanpa rasa intimidasi. “Sekarang harusnya Kakak gimana?” “Minta maaf.” “Sama?” “Dedek.” Tapi tak beranjak juga dia dari posisinya, mungkin masih enggan. “Dedek nggak tau kalo Kakak minta maaf dari sini.” Sulungku tetap masih ada di posisinya. Duh Gusti... aku mulai ga sabar. Dari pada marah, akhirnya aku memutuskan untuk masuk kamar. Ketika hendak menutup pintu, terlihat sorot mata yang masih memendam amarah. “Kenapa begini??? Pasti Kakak masih ada unek-unek yang sangat besar.” Batinku. Ku urungkan masuk, ku dekati lagi bocah berkulit putih yang menunduk dalam. “Kakak masih pengin cerita sama Bunda?” Tangisnya pecah. Luluh juga pertahanannya sebagai lelaki kecil. Ku rentangkan tangan, memeluknya. Hanya isak tangis yang terdengar, namun menyayat hatiku, seorang ibu dengan dua anak laki-laki yang beranjak remaja. “Siap cerita?” Tawarku setelah tangis Kakak mereda. “Kakak sebel sama Bunda.” Deg. Ku putar lagi memori hari ini. Ya, aku bisa menebak arah pembicaraannya. “Emang Bunda kenapa kok Kakak sebel?” “Bunda bilang Kakak mancing emosi.” Tangisnya pecah lagi, mengencang. Pagi tadi, saat kedua anakku mengerjakan soal dari guru mereka untuk memang ada sedikit masalah. Penghapus Dean, dipinjam kakaknya. Saat diminta, kakak tidak memberikan justru mengejek. Dean pun merajuk, karena sudah hampir selesai membuat tugas tapi terhambat oleh keusilan sang kakak. Aku yang melihatnya, mengucapkan kata-kata itu. Maafkan Bunda, Nak. Ya, hanya karena sebuah penghapus, benda kecil itu kini jadi masalah besar. Luka batin tergores di hati anakku. Niatku hanya menegur, agar tak jadi pertengkaran di antara kakak beradik itu. Nyatanya??? “Sayang, maaf.” Ku peluk anakku yang kini tingginya hampir sama denganku. Menangis bersama. Melarutkan sesak di dada. “Maafin Bunda ya, Kak. Bunda ga bermaksud bilang Kakak tukang mancing emosi.” “Bunda yang salah.” “Maaf ya, Sayang.” Kurasakan kepalanya mengangguk-angguk di pelukanku. Sesal yang kini aku rasakan. Kenapa mulut tak bisa terjaga. Aku yang harusnya menjaga mereka, justru menyakiti. Beruntung Kakak bisa meluapkan emosinya. Meski salah tempat. Beruntung Kakak tidak memendam kecewanya sendiri. Beruntung Kakak mau bercerita. Melihat kami menangis, Dean mendekat. Ikut berpelukan dan saling meminta maaf. ***** Terimakasih untuk moderator yang sudi mengaprove tulisan mamak yang banyak salah dan kurangnya dalam mengasuh anak. Semoga tulisan ini menjadi pengingat untuk kita semua, khususnya saya pribadi. Anak pun punya hati. Mereka perlu bicara. Mereka perlu didengar. Mereka butuh mendengar kata maaf ketika kita bersalah. Dengan cinta yang besar Bunda tuliskan cerita kita Nak, Dewa Dean. Salam sayang dari kedua jagoanku buat para pembaca. Maafkan bunda kami kalau ada typo dan kesalahan dalam penempatan tanda baca. Saran membangun kami terima dengan lapang dada. Tolong para pembaca berkenan membagikan tulisan saya ini, bila memang dirasa bisa diambil hikmahnya untuk orang tua. Untuk bisa saling menguatkan, terutama untuk kaum ibu. Terimakasih ?? Surabaya, 4 April 2020. Link sumber : https://www.facebook.com/groups/KomunitasBisaMenulis/permalink/3229148597147009/
Read moreDi tulis oleh : Diana Rose Novita Link : https://m.facebook.com/groups/488655531196343?view=permalink&id=3112803492114854 Mereka yang Belum Selesai dengan Masa Kanak-Kanaknya #parenting *** " Dek, diem dong! Jangan lari-lari terus. Nanti jatuh, nangis!" suara bu Susi, sewot membentak anaknya. *** "Hei, hei, hei! Kalau di masjid jangan berisik! Kalau nggak bisa diam nggak usah ikut sholat di masjid!" bentak pak Ali, jamaah yang terkadang bertugas jadi imam di masjid kampung. *** "Bandel banget sih kamu! Dibilangin susah! Nggak mau nurut. Nanti kalau kamu jatuh, Mama nggak mau tahu! Dasar nakal!" tak henti-hentinya suara melengking bu Linda yang sedang memarahi anaknya, terdengar dari rumah tetangga. *** "Jangan ganggu ayah! Nanti nggak selesai-selesai! Sana, main sama temen-temenmu!" sembari memperbaiki saluran air, pak Joko terdengar beberapa kali membentak anak balitanya. *** Nakal, bandel, nangis, berisik, nggak bisa diam, susah dibilangin, nggak mau nurut, dan segala predikat "buruk" yang sering dilabelkan pada anak-anak, yang terkadang sulit diterima orang tua karena dirasa mengganggu, sebenarnya adalah fitrah. Hal-hal itu sangat lumrah dan memang datang sepaket seiring dengan kehadiran anak-anak. Sama halnya dengan orang dewasa yang terlabel bijaksana, atau remaja dengan labelnya puber, labil, atau sedang mencari jati diri, anak-anakpun memiliki masanya sendiri. Masanya mereka main, nakal, berisik, dan sebagainya, yang oleh orang dewasa seringkali dianggap merepotkan dan mengganggu. Sayapun nggak setuju dengan alibi orang tua yang mengatakan "namanya juga anak-anak" untuk terus-menerus meminta orang lain untuk memaklumi tingkah anak-anak mereka. Namun, membentak atau berkata kasar untuk memperingatkan anak juga bukan cara yang bijak untuk menanamkan sikap disiplin pada jiwa-jiwa yang bersih ini. Anak-anak harus diajari disiplin dan tanggung jawab sejak kecil. Namun bukan berarti mematikan fitrah mereka. Mereka butuh proses dan waktu untuk belajar. Bukan sekali jadi. Orang tua membutuhkan kesabaran, ketelatenan, dan kelapangan dada dalam mengajari wajah-wajah polos ini tentang kebaikan. Karena sejatinya jiwa anak-anak ini belum mampu membedakan hal baik dan buruk. Ketika anak-anak kecil dirampas fitrahnya, dituntut untuk tenang, diam, mengerti, dan segala sifat yang seharusnya ditemui pada raga orang dewasa, maka bersiap-siaplah kelak bertemu dengan anak kecil yang terperangkap dalam tubuh orang dewasa. Secara fisik, mereka menunjukkan sisi-sisi kedewasaan, namun jiwanya kerdil, payah dalam mengambil keputusan, dan tak mampu mencari solusi dalam setiap permasalahan. Tidak mampu bersikap dewasa, tidak mau mengalah, dan tidak bisa bersikap bijak. Mereka inilah anak-anak yang belum selesai dengan masa kanak-kanaknya, sehingga ketika dewasa, mereka masih bersikap dan bertindak layaknya anak-anak yang belum mengerti dan belum mampu membedakan yang salah dan yang benar. Hal ini tentu bukanlah soalan yang remeh. Lihatlah di sekitar kita, bahkan sampai orang-orang yang mengisi kursi di parlemen. Bukankah banyak sekali yang suka menyelesaikan masalah bukan dengan otak melainkan dengan otot? Mendahulukan nafsu daripada akal. Artinya, kemampuan membedakan dan memilih yang salah dan benar ini tidak akan selesai hanya dengan menempuh pendidikan tinggi. Terbukti dari banyaknya orang yang berpendidikan tinggi namun bodoh dalam mengendalikan diri. Tentu hal ini tidak bisa dilepaskan dari peran pendidikan orang tua di rumah. Sedikit banyak, didikan dan kebiasaan yang ditanamkan orang tua sejak dini berpengaruh secara berkelanjutan dalam hidup seseorang.
Read more[PUTING LECET, PELEKATAN MENYUSUI, DAN KENAIKAN BERAT] Salah satu masalah paling klasik pada ibu menyusui di hari2 awal adalah puting lecet. Kita bahas dengan Question and Answer (Q&A) berikut ini ya, biar paham penjelasannya ? ---------- Q: Kenapa sih puting lecet di awal2 menyusui? A: Puting lecet terjadi karena posisi dan pelekatan menyusui belum pas. Mau tahu bagaimana posisi dan pelekatan menyusui yang tepat? Baca dokumen grup seputar posisi dan pelekatan menyusui: https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/new-seputar-posisi-dan-pelekatan-menyusui/10155638646484778 Lihat Foto Seputar Posisi dan Pelekatan Menyusui: https://www.facebook.com/media/set/?set=oa.10152199207654778&type=3 Bayi yang menyusu dengan posisi dan pelekatan yang pas maka putingnya tidak akan tergesek langit2 mulut bayi bagian depan yang memang kasar. ---------- Q: Kapan kita mesti belajar soal posisi dan pelekatan? A: Sebaiknya saat masa kehamilan kita perlu tahu bahwa posisi dan pelekatan yang pas adalah kunci menyusui yang baik. Belajarnya di mana? Bisa belajar bareng konselor di klinik laktasi. Bisa ikut kelas persiapan menyusuinya AIMI. Bisa belajar dari website atau youtube yang terpercaya. Mempelajari tentang posisi dan pelekatan yang pas akan membantu proses menyusui segera lancar dan nyaman buat ibu dan bayi. Kalau bisa jangan sampai pas bayi sudah di tangan itu pertama kalinya kita dengar kata posisi dan pelekatan menyusui ya ? ---------- Q: Banyak yang bilang menyusui sambil kesakitan itu wajar. Bagian dari perjuangan menjadi ibu. Benar nggak? A: Menyusui mestinya bebas rasa sakit. Bebas rasa tidak nyaman. Kalau msh tidak nyaman atau bahkan sakit segera bertemu konselor laktasi atau dokter laktasi agar dievaluasi proses menyusuinya, termasuk urusan posisi dan pelekatan. Jangan ditahan atau dianggap "wajar". Menyusui bayi adalah proses romantis penuh kasih sayang. Jangan jadi momen horor yang malah bisa menurunkan semangat dan motivasi ibu untuk menyusui dan akhirnya membuat ibu menyerah dan beralih ke sufor. ---------- Q: Lecet puting bisa sembuh dengan oles ASI saja. Benarkah? A: Kembali ke penjelasan di atas. Selama posisi dan pelekatan tidak diperbaiki, maka puting akan terus tergesek dan lecetnya lama pulih. Oles ASI tujuannya utk menjaga puting agar tetap lembab dan sebagai anti bakteri. Namun demikian, puting yang lecet tetap bisa menjadi tempat masuk bakteri yang bisa menjadi mastitis (radang/infeksi). Sehingga proses menyusui perlu diperbaiki agar lecet segera sembuh dan tidak kambuh. Tidak cukup hanya dengan oles ASI saja. ---------- Q: Lalu apa hubungan lecet puting dengan kenaikan berat bayi? A: Puting lecet biasanya menandakan pelekatan belum pas. Kalau pelekatan belum pas artinya bayi belum mendapatkan ASI yang dibutuhkan secara optimal. Akibatnya penambahan berat jadi kurang optimal. Bukan, bukan karena ASInya ga cukup ya. Tapi proses "transfer" ASI dari payudara ibu ke tubuh bayi belum maksimal karena bayi belum bisa melekat dengan baik. Kalau pelekatan nggak diperbaiki, lama lama produksi juga bisa menurun karena bayi tidak bisa "mengosongkan" payudara dengan baik. ---------- Q: Wah, jadi bener ya kalau puting masih lecet berarti resikonya kenaikan berat bayi bisa jadi belum optimal? A: Iya, ada kemungkinan begitu. Bahkan puting ngga lecet pun kadang berat juga bisa naiknya belum optimal. Semua proses menyusui mesti dievaluasi. Berat badan bayi baru lahir secara normal akan turun hingga sekitar 7-10% dari berat lahirnya. Misal berat lahir adalah 2800 gram, maka berat bayi dapat turun sebanyak 280 gram selama 1 minggu pertama. Mengapa berat lahir bayi turun di minggu pertama? Karena paru-paru yang semula terisi cairan berganti dengan udara. Ditambah lagi setelah lahir, bayi akan pipis dan BAB serta adanya penguapan cairan melalui kulit dan pernapasan. Keberhasilan menyusui di minggu pertama biasanya belum bisa diukur dengan melihat peningkatan berat badan bayi. Mulai masuk ke minggu kedua setelah lahir, bayi mulai akan naik beratnya hingga pada sekitar usia 2 minggu targetnya adalah berat badan bayi sesuai dengan beratnya saat lahir. Yang penting waspada jika berat bayi turun lebih dari 10% berat lahir. Jika Anda mengalami periode lecet puting di minggu2 awal, penting untuk memastikan bayi menyusu dengan baik dan beratnya juga menunjukkan trend kenaikan. Tidak tetap/stagnan atau malah makin menurun. Minta berat bayi ditimbang saat hendak meninggalkan rumah sakit atau klinik bidan. Jika memungkinkan, timbang lagi setelah 2 minggu. Bisa mampir ke bidan atau posyandu dan puskesmas terdekat buat ikut nimbang. Catat beratnya. Plot di KMS atau GC. Catat frekuensi BAK dan BAB setiap hari. Jika puting lecet, segera perbaiki pelekatan menyusuinya. Jika kesulitan memperbaiki posisi dan pelekatan menyusui sendiri, minta bantuan konselor menyusui ataui tenaga kesehatan yang benar2 memahami manajemen laktasi. Jika dalam sebulan berat bayi tidak naik atau naiknya sedikit tidak ada alasan lagi untuk menunggu hingga penimbangan di bulan berikutnya. Segera ke dokter laktasi (dokter umum/dokter anak yang juga konselor atau konsultan menyusui IBCLC) atau dokter anak pro ASI yang paham ilmu laktasi agar dievaluasi secara lengkap. Happy breastfeeding with❤️ *admin, KL AIMI* Link sumber : https://m.facebook.com/groups/10676814777?view=permalink&id=10156443570834778
Read more[BUKA MULUT YANG LEBAR AGAR PELEKATAN EFEKTIF] Ditulis oleh Lianita Prawindarti, untuk grup FB Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia, Senin 24 September 2018. Membuka mulut yang lebar adalah kunci penting pelekatan menyusui yang efektif. Buat yang masih sering kesulitan memancing mulut bayi terbuka, ada tips sebagai berikut (lihat gambar pertama) 1. Posisikan puting Anda sama tinggi dengan mata bayi 2. Sentuhkan puting Anda ke hidung bayi, turun ke arah mulut hingga dia berusaha membuka mulutnya utk mencari puting ibu. 3. Ulangi prosesnya hingga dia membuka mulut cukup lebar. jangan buru2 memasukkan payudara ke mulut bayi sebelum dia membuka mulut dengan lebar Ingat, proses ini hanya berjalan nyaman jika ibu segera merespon tanda2 awal bayi haus/lapar. Kalau bayi sudah kejer menangis yang artinya telat direspon, biasanya proses ini jadi sulit karena bayi mesti ditenangkan dahulu. Jadi, pastikan ibu kenal tanda2 lapar/haus pada bayi agar pelekatan juga bisa efektif (lihat gambar ke-3) Ada beberapa tanda pelekatan yang efektif (lihat gambar ke-2): 1. Mulut bayi terbuka lebar. Bibir atas dan bawah bayi terlipat keluar (menyerupai mulut ikan) 2. Sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, terutama areola bagian bawah. Kalaupun ada bagian areola tidak bisa masuk, biasanya bagian atas. Jadi yang areolanya lebar jangan khawatir ya, nggak mesti masuk semua kok, yang penting areola bagian bawah bisa masuk lebih banyak.. 3. Dagu bayi menempel dengan payudara ibu 4. Hidung bayi bebas tidak tertutup payudara. Kalau hidungnya masih tertutup, artinya pelekatan belum oke. PS: Jika kesulitan mengevaluasi dan memperbaiki pelakatan menyusui sendiri, SEGERA temui konselor menyusui atau tenaga kesehatan yang memahami manajemen menyusui. Konseling mengenai posisi dan pelekatan menyusui mesti dilakukan secara tatap muka agar dapat dilihat dan dibantu secara langsung. Gambar milik: www.breastfeedo.com dan Keluarga Kita Link sumber : https://m.facebook.com/groups/10676814777?view=permalink&id=10157885313169778
Read moreSalah satu tantangan ketika anak-anak menjalani self isolation adalah cepat menipisnya cadangan makanan dan cemilan. The children won't stop craving for snacks during self isolation and social distancing. And it is a bit frustrated. Sampai akhirnya menemukan ide mamak-mamak di belahan bumi sana yang juga mengalami hal serupa sebagai solusi menghemat cadangan cemilan. . Hello, Young Ladies! Welcome to Momdomart! . ??? Link sumber : https://m.facebook.com/story.php?story_fbid=10219710251260887&id=1655956454
Read more[ASI sejak lahir sedikit, benarkah perlu sufor?] Sejak pagi tadi banyak yang cerita bahwa ASI-nya sedikit sehingga mesti dicampur sufor. Padahal, bayinya masih berusia hitungan hari. Naaah, ini adalah kondisi yang sering banget ditemukan di masyarakat kita dan tanpa sadar inilah yang jadi sebab gagalnya program ASI Eksklusif 6 bulan. Kita bahas yuk: Apakah betul ASI sedikit sehingga perlu sufor? Di awal kelahiran ASI itu memang sedikit. Bahkan dipencet2 ga keluar. Tapi percaya deh, cuma hisapan bayi yang bisa mengeluarkannya. Kok gitu ya? Lha iya wong perut bayi cuma seukuran kelereng. Ingat ASI diproduksi sesuai kebutuhan bayi. Jadi gimana biar produksi sama dengan kebutuhan bayi? Ya disusui terus si kecil ? Semakin sering disusukan atau semakin sering payudara "dikosongkan", maka produksi semakin banyak. Mari kita lihat segede apa perut bayi. Dari sana kita bakal tahu bahwa kebutuhan bayi baru lahir itu sedikit banget lho ? Lihat gambar pertama ya...Jadi, apakah perlu sufor? Nggak ? Sekali diberi formula, maka bayi akan kenyang lebih lama dan tidur lebih lama karena sufor itu sulit dicerna. Akibatnya? Bayi jadi malas menyusu. Akibatnya? Balik ke poin di atas. Karena payudara tidak dihisap bayi makan produksi turun. Jadi, alih alih membantu, susu formula justru jadi sebab menurunnya produksi ASI. Yuk lihat gambar kedua ? Terus apa efek kalau terus mengkombinASI ASI dengan sufor? 1. Bayi makin malas menyusu, akibatnya produksi ASi turun terus 2. Bayi semakin menolak menyusu bukan hanya karena kenyang tapi karena penggunaan dot. Ketika bayi sudah malas menyusu kalau didekatkan ke ibu, kesulitan melekat di payudara, mulai rewel kalau ketemu payudara ibu, itu semua tanda bingung puting. Kalau sudah begitu apa yg mesti dilakukan? 1. Kalau konsumsi susu formulanya sudah terlalu dominan, kurangi secara bertahap. Kalaupun msh harus dibantu formula, berikan formula dengan media selain dot. Pokoknya stop dotnya. Selama masih ada penggunaan dot, akan semakin sulit mendekatkan bayi ke payudara dan membuatnya menyusu dengan pelekatan yang benar 2. Susui bayi sesering mungkin, perbanyak kontak kulit atau skin to skin 3. Minta bantuan konselor menyusui atau pergi ke klinik laktasi utk bantuan relaktasi jika bayi sudah menolak payudara Terus, gimana caranya agar kita bisa terhindar dari pemberian sufor yang tidak semestinya? BELAJAR ttg ASi dan menyusui saat kehamilan. Ketidaktahuan dan kurangnya informASI membuat banyak orang tua menganggap semua bayi memang perlu sufor karena ASI masih sedikit. Padahal kalau mau memahami prinsip produksi ASI, ga akan terjebak penggunaan sufor di luar indikASi medis seperti di gambar kedua di bawah. Yuk belajar ? Jika mendapati diri sudah positif hamil, siapkan ilmu menghadapi kehamilan, kelahiran, dan menyusui. Cari tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang mendukung menyusui. Menyusuipun perlu belajar lho. Nggak semudah membayangkan: ada ibu, ada bayi, ada payudara, jleb selesai ? Selamat belajar ? *admin, KL AIMI* Link sumber : https://m.facebook.com/groups/10676814777?view=permalink&id=10156557235979778
Read more[Manfaat Variasi Posisi Menyusui] Ditulis oleh Lianita Prawindarti untuk Grup FB AIMI, 29 April 2019. Kebanyakan ibu di Indonesia hanya menggunakan posisi berbaring miring dan posisi duduk mendekap saat menyusui. Padahal kedua posisi ini belum tentu cocok untuk berbagai situasi. Posisi menyusui tidur miring misalnya. Itu bisa kurang cocok untuk yang aliran ASInya deras atau yang sering mengalami sumbat payudara. Posisi duduk mendekap juga seringkali dianggap membosankan untuk bayi. Posisi ini sering juga menyulitkan bagi ibu yang payudaranya besar atau yang putingnya datar. Ada banyak sekali variasi posisi menyusui yang bisa dicoba. Dan tiap posisi punya manfaat yang berbeda di berbagai situasi. Tidak ada satu posisipun yang dianggap ideal. Ibu mesti kenal karakter badannya sendiri. Ibu juga mesti kenal karakter si bayi saat menyusu dan karakter aliran ASInya. Jangan segan mencoba berbagai posisi lain jika Anda merasa tidak nyaman dengan satu posisi. Jangan terpaku menyusui hanya dengan posisi yang itu itu saja. Bayi juga perlu dilatih untuk fleksibel menyusu dengan berbagai posisi ya... Apapun posisinya, pastikan perut bayi melekat dengan perut ibu (tummy to tummy) atau dada bayi melekat ke dada ibu (chest to chest). Jadi jangan cuma kepala bayi yang menghadap ibunya ya. Belajarlah juga mengenai bagaimana pelekatan yang benar, bagaimana memastikan bayi membuka mulut yang lebar. Ada di postingan ini: http://www.facebook.com/groups/AIMI.ASI/permalink/10157885313169778 Kami para konselor AIMI biasanya menyarankan setiap ibu utk mencoba beberapa posisi. Di kelas persiapan menyusui AIMI, kami juga mengajarkan berbagai posisi menyusui untuk dipraktekkan. Hanya dengan mencoba berbagai posisi, kita tahu mana yg paling nyaman utk ibu dan bayi. Mari kita bahas bersama posisi2 lain yang kurang populer tapi ternyata banyak manfaatnya. Silakan lihat urutan gambar sesuai urutan penjelasan. ?? Gambar 1: Posisi CROSS CRADLE (dekap silang) ✅ Posisi ini sebetulnya ampuh membantu ibu dan bayi yang bayinya masih kesulitan latch on (melekat) ke payudara. Satu tangan ibu bisa memegang bayi dan satunya bisa bergerak bebas mengarahkan payudara. ✅ Posisi ini bisa dimanfaatkan oleh mereka dengan payudara besar atau payudara kecil atau sedang mengalami sumbatan ASI. ✅ Posisi ini bisa dipakai jika bayi menolak disusui di salah satu payudara. Misal dia menolak menyusu di payudara kiri ya susui dia di payudara kiri dengan posisi cross cradle agar dia merasa spt menyusu di payudara kanan. ?? Gambar 2: Posisi FOOTBALL HOLD ✅ Posisi ini juga bisa membantu mendapatkan pelekatan yg baik. Bisa dimanfaatkan buat mereka yang putingnya datar. ✅ Posisi football hold juga membuat efek aliran atau let down reflex bekerja lebih baik. ✅ Berguna juga kalau Anda merasa grogi memegang bayi kalau kakinya sering aktif bergerak. ✅ Posisi ini juga bisa membantu untuk ibu dengan payudara besar atau yang bayinya kecil. ✅ Posisi ini bisa dipakai utk bayi kembar atau tandem nursing. ✅ Posisi football hold juga bisa membantu mengatasi kondisi payudara bengkak akibat sumbatan di saluran ASI. ??Posisi 3: posisi BIOLOGICAL NURTURING ✅ Posisi inilah yang sebetulnya dianggap posisi paling alamiah saat menyusui. Ibu berbaring ke belakang dengan kemiringan sekitar 45 derajat. Jangan lupa bersandar di bantal agar nyaman. Dengan posisi ini, baik ibu dan bayi bisa sama2 relaks. ✅ Posisi ini sering disarankan untuk mereka yg sedang mengalami nursing strike atau bayi menolak menyusu, dimana ibu dan bayi mesti memaksimalkan kontak kulit. ✅ Bisa juga utk mereka yang mengalami aliran ASI kencang karena posisi ini membantu melawan efek gravitasi. ✅ Mereka yang habis menjalankan operasi SC juga bisa memanfaatkan posisi ini. Ibu2 dengan payudara kecil juga bisa memanfaatkan posisi ini utk memudahkan pelekatan. ??Posisi 4: UPRIGHT POSITION/KOALA HOLD (ibunya bisa sambil duduk tegak bersandar di tempat tidur atau di sofa) ✅ Posisi ini bisa dipakai utk bayi yg lebih besar dan sudah mulai hobi bereksplorasi dengan lingkungan. Jadi dia bisa tetap menyusu sambil menikmati kondisi sekitarnya. Posisi ini bisa bermanfaat buat bayi yg hidungnya mampet karena pilek. ✅ Bayi dengan kolik juga bisa dibantu menyusu dengan posisi ini karena posisi tegak spt ini bisa mengurangi masuknya udara saat menyusu krn posisinya mirip saat bayi sendawa. ✅ Buat bayi yg beratnya agak lumayan, ini juga membantu mengurangi rasa pegal di lengan ibu. ??Posisi 5: posisi REBAHAN (posisi Inisiasi Menyusu Dini) ✅ Posisi ini bisa digunakan setelah operasi SC, bisa dimanfaatkan juga untuk meminimalisir aliran kencang saat menyusui krn sifatnya yang membantu melawan gravitasi. ✅ Pada bayi yang sedang demam, posisi ini bisa juga membantu sambil ibu dan bayi kontak kulit atau skin to skin utk membantu menurunkan suhu dan membuat si ibu nyaman. ✅ Pada bayi yg menolak menyusu, posisi ini juga bisa digunakan saat kontak kulit intensif. ??Posisi 6: posisi DANGLE ✅ Posisi ini memang terlihat melelahkan, tetapi berguna buat mereka yang mengalami sumbat di saluran ASI dan juga untuk mereka yang mengalami milk blister. Apa itu milk blister dan sumbat payudara silakan baca di sini: https://www.facebook.com/notes/asosiasi-ibu-menyusui-indonesia/new-ragam-masalah-payudara-pada-ibu-menyusui/10155637579344778 ??Posisi 7: posisi DANCER HAND ✅ Disebut demikian karena menyerupai dua orang yang sedang berdansa. ✅ Posisi ini biasanya disarankan untuk bayi bayi dengan kondisi muscle tone spt pada kasus bayi down syndrome, bayi dengan masalah cleft lip atau bibir sumbing dan masalah2 sejenisnya. ✅ Posisi ini juga tetap bisa digunakan oleh bayi bayi tanpa masalah2 medis di atas. Gambar 1-4 sumber: https://www.thebump.com/a/breastfeeding-positions-tips Gambar 5, 6, dan 7 sumber: https://babyandbreakfast.ph/2019/01/23/breastfeeding-positions/ Link sumber : https://m.facebook.com/groups/10676814777?view=permalink&id=10158520316354778
Read moreHisapan Bayi Tidak Sama Dengan Hisapan Pompa
[Hisapan Bayi TIDAK SAMA Dengan Hisapan Pompa] - Ditulis oleh Lianita Prawindarti, Konselor Menyusui AIMI dan Admin Grup FB AIMI, 6 Mei 2019 - Tautan untuk share: https://www.facebook.com/groups/AIMI.ASI/permalink/10158542221179778/ Pasti banyak yg mengalami kejadian semacam ini: ”kalau disusukan ke bayi ASI saya banyak, tapi kalau diperah kok cuma sedikit ya?” Atau banyak ibu di rumah yg jadi ngga PD dengan produksi ASInya dan jadi ikut2an rutin memerah karena takut ASInya ga cukup. Padahal tanpa disadari, kunci jaminan produksi ASInya bukan di pompa, tapi ada di bayinya sendiri. Kira kira kenapa demikian? Mulut bayi itu ngga sama dengan pompa ? Di mana letak perbedaannya? Anatomi payudara kita berbeda-beda. Bahkan yg kanan dan kiri juga berbeda. Letak dan sebaran saluran ASI kita berbeda beda juga. Payudara kanan dan kiri berbeda. Apalagi antara payudara kita dan milik teman yg sama2 menyusui. Bisa berbeda banget. Lihat gambar pertama di bawah tentang anatomi payudara. Ketika payudara ketemu mulut bayi, mulut bayi dengan hebatnya bisa memijat dan menstimulasi payudara tepat di bagian2 di mana ASI berada. Pola hisapan bayi juga dinamis. Bisa pelan, bisa cepat. Bisa kencang, bisa lembut. Semua tergantung kebutuhannya. Tergantung apa dia lapar atau cuma haus. Tergantung apakah dia sudah mengantuk atau masih segar bugar. Kunci penting yg mendukung: PELEKATAN menyusuinya mesti efektif tentu saja. Dengan pola menyusu yg berubah setiap saat, dengan pola hisap yg bisa berbeda setiap waktu ternyata Produksi ASI kita selalu ikut kebutuhan si bayi. Hebat ya? ? Itu makanya prinsip menyusui bayi itu sekehendaknya atau on demand. Karena badan kita dan bayi memang sudah menyerupai tree of life atau pohon kehidupan. Tubuh bayi mengirimkan sinyal ke badan ibu utk memproduksi ASI berapa banyak dan dengan komposisi spt apa. Itu sebabnya ASI itu merupakan cairan hidup karena setiap menit, setiap jam, setiap hari berubah terus. Ketika bayi menghisap payudara ibu, diameter puting akan bertambah dan membentuk vacuum (ruang hampa) yang membawa cairan (gabungan ASI dan saliva/air liur) dari mulut bayi ke saluran/duktus payudara. Ini yang sering disebut "baby spit backwash" atau secara ilmiah disebut sebagai “retrograde milk flow”. Nah cairan dari dalam mulut bayi inilah yang menjadi petunjuk terbentuknya komposisi ASI yang diperlukan bayi. Ketika bayi sakit (misal flu) cairan yang ada di mulutnya ini bukan hanya terdiri dari ASI dan liur tapi juga mucus (lendir). Kombinasi ini yang memberikan petunjuk pada payudara untuk menghasilkan antibodi yang bisa membantu bayi lekas sembuh dari sakit. Campuran ASI dan liur bayi juga memunculkan reaksi kimia yang bisa mendorong terbentuknya bakteri baik yang berguna bagi tubuh bayi. Dan ini HANYA terjadi akibat ludah DAN hisapan bayi. Hebat ya sinergi antara tubuh ibu dan tubuh bayi ❤❤❤ Lihat gambar kedua. Insting menghisap payudara itu sesuatu yg dibawa bayi sejak lahir. Ngga ada lho yg ngajarin, ketika ketemu payudara langsung dia hisap. Bukan dia tunjuk2 atau cubit2 kan? ? Menghisap. Itu adalah insting survival yg diciptakan Tuhan utk bayi. Karena sumber asupan pertama dan utamanya ya hanya keluar dengan cara dihisap. Sementara pompa ASI benda mati. Penampang pompa rata2 hampir sama di berbagai merk dan varian. Hisapan pompa juga sama di semua sisi. Ngga peduli apakah ASI ada di sisi itu atau tidak. Ngga peduli seberapa lebar areola kita. Pola hisapan juga statis. Makanya ketika payudara ketemu pompa, mereka ngga bisa langsung klop. ASI yg kalau disusukan ke bayi bisa muncrat2, ketemu pompa pertama kali ga langsung keluar banyak. Karena payudara kita butuh waktu “kenalan” sama cara kerja si pompa. Itu kenapa kunci penting mendapatkan perahan yg mencukupi itu adalah di disiplin memompa. Seringkali ibu tidak percaya diri dengan hasil produksinya karena tidak melihat berapa ml ASI dihasilkan. Padahal kalau kita ingat2 lagi tanda2 kecukupan ASI, tidak ada indikator yang menyebut bahwa bayi mesti minum sekian ml. Indikator harian kecukupan bayi ASI ada di pola BAK. Itu bedanya bayi ASI dengan bayi yg minum susu formula. Sufor memang memiliki dosis minum: dosis volume dan dosis frekuensi minum. Bayi ASI tidaklah demikian. Bahkan bayi yg ditinggal ibunya bekerja juga minum ASIP sekehendaknya atau on demand. Itu makanya saran utk simulasi sebelum kembali bekerja itu penting untuk tahu bagaimana pola minum ASIPnya. Itupun pola minum ASIP bayi belum tentu sama dengan pola menyusunya saat sang ibu di rumah. Padahal mau secanggih apapun pompa, yang paling jago “mengosongkan” payudara itu hisapan bayi. Makanya kunci menjaga produksi ASI yg utama itu ada di menyusu langsung. Pastikan bayi tetap menyusu sekehendaknya dengan pelekatan yg efektif. Sekehendaknya berarti terserah si bayi mau berapa lama, seberapa sering juga. Karena menyusui sekehendak bayi artinya melihat si bayi, bukan melihat jam. Watch the baby, not the clock ? (lihat gambar ketiga). Semoga jadi lebih paham ya ? Jadi, kalau kita lagi khawatir ttg produksi ASI lalu ada yg kasih saran “coba aja diperah, biar tahu ASInya banyak atau sedikit”, jangan dipercaya ya ? Karena hasil perahan BUKAN indikator ASI kita cukup atau tidak. Hasil perahan ya hanya menandakan hasil perahan. Dan produksi ASI kita yg sebenarnya ngga bisa ditentukan dari hasil perahan Link sumber : https://m.facebook.com/groups/10676814777?view=permalink&id=10158542221179778
Read moreMenyusui Langsung Adalah Sebuah Pohon Kehidupan
MENYUSUI LANGSUNG ADALAH SEBUAH POHON KEHIDUPAN Sudahkah Anda mengikuti trend brelfie (breastfeeding selfie) #treeoflife yang sedang ramai di media sosial akhir-akhir ini? (lihat gambar di bawah) Dengan aplikasi PicsArt Anda dapat mengubah foto menyusui Anda menjadi karya seni yang menggambarkan menyusui sebagai sebuah tree of life atau pohon kehidupan. Pohon yang akarnya ada di payudara ibu dan batang serta rantingnya ada di tubuh bayi ini menggambarkan ikatan kuat yang terjalin selama ibu menyusui bayinya secara langsung, Menyusui bukan hanya memberikan nutrisi dalam bentuk cairan emas yang disebut ASI, tetapi juga kenyamanan dan kasih sayang yang semuanya digambarkan dalam pohon kehidupan itu. Ketika kita membahas menyusui on demand atau menyusui sekehedak bayi kita bukan hanya membahas bahwa jumlah ASI yang diproduksi sesuai dengan jumlah ASI yang dibutuhkan bayi. Menyusui bukan hanya sekedar “mengosongkan” payudara sesering mungkin agar produksi ASI ibu dapat memenuhi kebutuhan bayinya. Fungsi “mengosongkan” payudara bisa saja digantikan oleh pompa ASI atau perahan tangan, tetapi ada proses luar biasa dari menyusui langsung yang lebih dari hanya sekedar menentukan kuantitas ASI. Keajaiban lain dari menyusui langsung yang belum banyak diketahui orang adalah: menyusui langsung merupakan petunjuk krusial terhadap komposisi ASI. Masih ingat konsep ASI sebagai sebuah cairan hidup yang berubah terus tiap menit, tiap jam, tiap hari, tiap bulan, dan seterusnya? ASI disebut cairan hidup karena dia kaya akan hormon, antibodi, stem cells, dan sebagainya. Hormon dalam ASI merefleksikan hormon yang ada dalam tubuh ibu. Komposisi ASI siang dan malam hari juga berbeda karena kebutuhan bayi saat terjaga dan tidur juga berbeda. Bayangkan kembali gambar tree of life di bawah. Ketika bayi menghisap payudara ibu, diameter puting akan bertambah dan membentuk vacuum (ruang hampa) yang membawa cairan (gabungan ASI dan saliva/air liur) dari mulut bayi ke saluran/duktus payudara. Ini yang sering disebut "baby spit backwash" atau secara ilmiah disebut sebagai “retrograde milk flow”. Nah cairan dari dalam mulut bayi inilah yang menjadi petunjuk terbentuknya komposisi ASI yang diperlukan bayi. Ketika bayi sakit (misal flu) cairan yang ada di mulutnya ini bukan hanya terdiri dari ASI dan liur tapi juga mucus (lendir). Kombinasi ini yang memberikan petunjuk pada payudara untuk menghasilkan antibodi yang bisa membantu bayi lekas sembuh dari sakit. Campuran ASI dan liur bayi juga memunculkan reaksi kimia yang bisa mendorong terbentuknya bakteri baik yang berguna bagi tubuh bayi. Dan ini HANYA terjadi akibat ludah DAN hisapan bayi. Hebat ya sinergi antara tubuh ibu dan tubuh bayi ❤❤❤ Menyusui langsung bukan hanya sebuah proses memberi “makan” bayi, tapi juga sebuah proses biologis yang dinamis yang terjadi di dalam tubuh ibu dan bayi seperti halnya yang digambarkan dalam visualisasi breastfeeding as a tree of life (menyusui sebagai pohon kehidupan). Menyusui langsung adalah sebuah proses interaksi, proses komunikASI antara tubuh ibu dan bayi. Menyusui LEBIH dari sekedar memberikan ASI. Lalu bagaimana dengan ibu bekerja? Itu kenapa kita menyarankan ibu memaksimalkan menyusui langsung saat bersama bayi agar proses luar biasa di atas bisa tetap berlangsung. Itu juga alasan kenapa kita selalu wanti wanti mencegah penggunaan dot sebagai media pemberian ASIP, agar proses luar biasa nan dinamis di atas tetap bisa dialami oleh ibu dan bayi tanpa terganggu oleh bayi yang bingung puting. Agar bayi mendapatkan ASI benar-benar sesuai dengan kebutuhannya, BUKAN HANYA sekedar JUMLAH tapi juga KOMPOSISI dan MANFAAT yang seoptimal mungkin. (Ilustrasi: Picture courtesy of Australian Breastfeeding Association, dari akun Instagram: ozbreastfeeding) #menyusuilebihdarisekedarmemberikanASI #breastfeedingisthetreeoflife *admin, KL AIMI* Sumber : Facebook ditulis oleh Lianita Prawindarti
Read more