Mayank Putri Anjani profile icon
PlatinumPlatinum

Mayank Putri Anjani, Indonesia

Kontributor

About Mayank Putri Anjani

sedang mengandung

My Orders
Posts(11)
Replies(121)
Articles(0)

Let's talk bout this

Saya baru saja memakai app ini sekitar 2 mingguan. Ketertarikan saya muncul ketika iklan app ini muncul di sosial media saya, kebetulan poin yang ditunjukkan teramat sangat pas dengan apa yang saya cari. (List makanan dan minuman yang baik dan tidak untuk ibu hamil) Singkat cerita, saya 'mengobrak-abrik' isi app ini, ada beberapa hal yang mungkin sedikit buat emm bisa dibilang 'tidak nyaman'. 1. Anonim julid Maaf sebelumnya, jadi di sini para ibu bisa memasukkan komentar tanpa atau dengan nama. Sebenarnya tidak masalah jika ibu ibu berkomentar dengan sopan. Tapi alangkah tidak etisnya jika seorang ibu yang notabene sedang mengandung (memiliki anak) berkomentar dengan kalimat yang tidak pantas. Apalagi dengan anonim. Sama saja dengan ibu sudah lempar batu sembunyi tangan bukan? Maka jangan salahkan anak ibu jika suatu saat mereka juga melakukan hal yang sama, bahkan ke ibunya sendiri ^^ mari kita sama-sama saling berbagi informasi yang baik :)) 2. Ibu yang tanya tentang boleh tidaknya makan ini itu dengan foto yang baru saja diambil. Tolong dikurangin, bu. Bukan apa apa, tapi foto yang barusan diambil berarti sudah ada di depan mata, dan sebelum para ibu lain membalas, pasti ibu sudah makan itu duluan :) saya yakin jarang sekali ada ibu yang sudah pesan makanan dan bertanya apa itu boleh dan tidak dimakan lalu membatalkan makanan itu ketika ada balasan jangan dimakan. Jadi, alangkah lebih baiknya kita googling dulu sebelum makan. Atau ketika kita pengen makan makanan A dicari dulu boleh tidaknya, baru lanjut. Kalau sudah beli? Ya jangan ditanya di app, langsung makan aja. keburu dingin kan :)) 3. Ibu yang tanya tapi foto yang diposting termasuk konten sensitif. Gapapa bu, tanya. Saya mungkin akan melakukan hal yang sama ketika saya sudah mencari di internet dan bertanya pada ortu atau mertua tapi masih belum dapat jawaban. Tapi jika ada konten sensitif seperti "maaf" kotoran bayi, atau puting ibu yang bermasalah atau apapun itu yang bukan jadi konsumsi publik, alangkah baiknya jangan posting fotonya, karena itu bagian dari privasi ibu dan pengguna app ini sebagian kecil juga ada bapak bapak. Jadi harap diperhatikan ^^ 4. Mengatasnamakan hamil pertama. Ini saya mohon sekali bu, kalau bisa cari di artikel mohon dicari di artikel dulu. App ini buanyak banget oknum anonim yang menjadikan pertanyaan tersebut jadi bahan olokan. Jangan karena kehamilan pertama membuat ibu ibu terlihat malas membaca. Saya pertama kali pakai app ini juga bertanya hal yang pernah ditanyakan. Tapi saya menanyakan hal tsb karena saya sudah bertanya ke keluarga, dan teman-teman yang sedang dan sudah pernah hamil serta mencari di internet, namun karena saya belum mendapatkan jawaban yang pas, makanya saya bertanya. Dan alhamdulillah, ibu ibu yang menjawab sangat membantu dan memberikan masukan positif ke saya. Saya tidak menyalahkan ibu ibu yang tanya, "Garis dua samar ini positif atau negatif? " atau "Saya pertama hamil, makan ini boleh tidak? " tolong hal seperti itu bisa ditanya ke keluarga, atau teman secara pribadi. Itu lebih aman ^^ 5. Curhat aib Suami Kalau ini nda perlu dijelaskan alasannya ya bu. Akan lebih baik jika curhatnya ke seseorang yang benar benar bisa dipercaya dan jaga amanah. Nanti kalau ternyata suaminya baca gimana? Atau suami ikut pasang app ini buat nambah pengetahuan tentang calon anaknya terus taunya malah istrinya yang ngomongin suami gimana? Sharing boleh, tapi jaga privasi ibu sama suami. Berikut kegelisahan saya ketika memakai app ini. Mungkin ibu yang lain merasa hal yang sama?

Read more
 profile icon
Write a reply

Saat Hamil Buah Hati

"Mas, positif!" Teriakku sambil menggoyang tubuh suami yang masih terlelap. Suami yang masih berusaha mengumpulkan nyawa hanya bisa mengelus kepalaku dengan lembut sambil tersenyum. Kenapa aku segirang itu? Karena ini kehamilan pertamaku setelah sebelumnya kami berdua divonis memiliki masalah dengan sperma dan posisi rahim. Bahagia? Jelas! Meskipun aku sendiri pun belum bisa memastikan usia dan kepastian bahwa ada janin yang hidup dalam rahimku. Segera kutanyakan pada mertuaku tentang kondisiku, dan sontak mereka berdua memeluk kami, karena selain ini kehamilan pertamaku, ini juga cucu pertama mereka. Mertua menyarankanku untuk ke dokter kandungan memastikan kehamilan. Kami langsung beranjak ke rumah sakit dan melakukan usg. Namun, dokter yang memeriksaku nampak ragu untuk menyatakan bahwa aku hamil mengingat jarak telat datang bulanku yang masih 3 hari dan hasil usg yang ternyata belum nampak sama sekali. Beliau hanya memberi vitamin dan meminta untuk usg lagi 4 minggu kemudian. Suami yang ikut mendengarkan hasil dokter sedikit ragu, dan memintaku untuk sedikit berpikiran negatif jika saja si janin tidak ada dalam perutku. Tidak semudah itu, Bambank~ Ini janinku, ini anakku, dan aku tidak akan pernah menganggap dia tidak ada meskipun dia belum kelihatan. Morning sickness mulai menyerang. Mual tak tertahankan (tapi masih mau makan banyak), sama sekali menolak untuk masak, dan lain lain menyebabkan suami kerepotan. Karena si emak ini benar benar kalah dengan kemualannya, alhasil seluruh pekerjaan rumah dipegang oleh suami, termasuk menyapu halaman dan menyiram bunga. Tada~ tidak sampai di situ. Ternyata saya juga tidak bisa dekat dengan suami sebelum suami mandi! Jadi, jangan harap bisa masuk kamar saat pulang kerja sebelum mandi. Kebiasaan selanjutnya adalah seringnya saya ngajak ngobrol perut sehingga suami mungkin ketularan dan juga ikut mengobrol meskipun usia kandungan baru beberapa minggu. Seminggu kemudian saya mengecek dengan test pack dan hasilnya tetap positif. Semakin bahagialah saya. Namun, anehnya dokter tidak menyarankan saya untuk melakukan tes apapun. Sehingga saya mengajak suami untuk ke bidan, berkonsultasi dengan bagaimana dan apa yang harus saya lakukan untuk kehamilan ini. Penjelasan bu bidan cukup detail sampai sampai membuatku yang tadinya yakin menjadi ragu akan kehamilan ini dengan kalimat, "dianggap tidak hamil" dan "dianggap hamil". Aku hamil! Aku benar-benar hamil, batinku. Sepanjang perjalanan ke rumah aku menangis sesenggukan. Suami mengira dia salah bicara, setelah berulang kali bertanya akhirnya kubuka suara, "Mayank hamil kan, Mas? Kita mau punya dedek kan? Ada dedek kan diperutnya Mayank?" Setelah pertanyaan itu keluar, sontak suami tertawa keras selama beberapa menit sambil memeluk erat dan berkata, "Dek,mamamu sekarang yang meragukanmu. Tapi kita ga pernah ragu sayangnya mamamu ke kita kan,Dek?" Suami bercerita panjang lebar untuk menguatkan dan memberi positive vibe agar istrinya tidak putus asa. Dan dia berhasil! Meskipun kuatir, aku berhasil mengembalikan sugesti jika anakku baik baik saja. Memang, saling mendukung itu perlu. Terutama bagi calon ibu. Terima kasih suamiku. Terima kasih calon bayiku. Semoga kita bisa berjuang bersama sampai kau lahir, Nak. We love you #CeritaHamilTAP

Read more
Saat Hamil Buah Hati
 profile icon
Write a reply