Erna Winarsih Wiyono profile icon
SilverSilver

Erna Winarsih Wiyono, Indonesia

Kontributor

About Erna Winarsih Wiyono

Perupa & Penulis dari Kota Hujan.

My Orders
Posts(3)
Replies(8)
Articles(0)

CHEER CANDDLE

Dear mums, Bunda-bunda tercinta... Semoga berkenan dengan tulisan saya, Selamat membaca? CHEER CANDDLE By ; Erna Winarsih Wiyono Kehidupan tidak selalu bergantung dari fisik. Seperti daun hijau yang ujungnya pasti kering. Keajaiban teknologi tidak selalu jadi andalan, tangan manusia tidak sama dengan tangan Tuhan. Mungkin jutaan opini yang bilang ; Fisik tidak selalu jadi pilihan utama kehidupan, faktanya itu sebaliknya, daripada dihina lebih baik menjalani seribu jarum operasi plastik demi sebuah label "Perfect" "Perfecto not always be perfect." Sedikit kurus terasa ada yang kurang. Sedikit gemuk terasa ada yang kurang. Pointnya wanna be sexy. Kurus jadi salah, langsing jadi salah, gemuk jadi salah. Lalu berteriak di tengah himpitan lemak ... Saya ingin kurus, Tuhan. Pertanyakan ulang saat kita mempercantik diri memang memikat kumbang-kumbang, tetapi saat itu kendur, masihkah ada cinta yang sama seperti dulu?... *Like past be future. Ketika itu jadi perjuangan untuk menyenangkan hati pasangan, apakah itu nyaman untukmu?... Memikat memang perlu extra tenaga, tetapi apakah itu akan bertahan dengan grafik yang sama?... Mengusahakan semua untuk si dia, lalu apa itu tetap akan membawamu ke garis finish?... In The Name Of Love ... Hey dear, Ada cermin di dekatmu? Yuk berkaca. Bukan berkaca untuk merenovasi hati, tapi mendaur ulang mindset. Meskipun perutmu tak langsing, pipimu chabi ... its ok. Tuhan memperhatikanmu bukan dari kau memanggil namaNya saja. Tapi dari kau bersyukur atas apa yang Dia berikan padamu. Cermin akan berkata; Kau gendut di bagian ... dan harus memulai program diet. Well done think about it, kalau program diet itu membuatmu tersiksa kenapa harus jadi daily note?... Gemuk itu tak buruk dan gemuk itu tak membuatmu selalu menjadi jomblo. Kesemangatan hidup, Optimis, menanggalkan catatan usang buku kehidupanmu yang dulu, Wake Up untuk membangun dirimu lebih bersinar dengan tidak mendengarkan hinaan orang atasmu. Gunakan hinaan itu menjadi cambukmu untuk menunjukkan kau tak selalu berada pada takdir yang mereka cemoohkan. CHEER CANDDLE menyala dengan abadi seiring niatmu untuk terus berjalan pada hidup enjoymu. Fat is beautifull, karena gemuk tak selalu jadi aral untukmu yang confident tanpa ragu. Bogor, 14 Mei 2017

Read more
CHEER CANDDLE
 profile icon
Write a reply

RUMAH MATAHARI

Rumah Matahari adalah Cerita Anak yang saya tulis pada tahun 2014, semoga pembaca berkenan dengan cerita ini. RUMAH MATAHARI Ide Cerita : Erna Winarsih Wiyono Ilustrasi : Teguh Budiono Wiyono Kami tidak punya rumah, terbiasa dengan atap langit dan bintang-bintang. Terik menyilaukan dari matahari, hujan yang membuat basah kuyup pakaian kami, dan rasa menggigil kala malam tiba. Rumah kami terbuat dari susunan kardus karton bungkus produk, kami jalin menjadi pondasi-pondasi yang sekiranya menjadi pelindung. Tapi itu tidak lama, karena kekuatannya hanya sementara. Kardus dari bahan karton itu juga menjadi bubur kertas, saat hujan besar melanda sebagian kota Jakarta. Entah darimana asal kami, yang jelas kami anak-anak tanpa ayah dan ibu. yang kami pikirkan bagaimana bisa perut ini tidak bernyanyi dalam berbagai irama. Apa itu Tuhan? kami tak mengenal. yang kami ingat, kami dibuang di area Jakarta, kota seribu mimpi. Kami besar, tumbuh, dan menghidupi diri kami. Awalnya mengandalkan belas kasihan orang, tapi makin lama makin dewasa, kami pun berpikir untuk menyingsingkan lengan. bekerja untuk sesuap nasi. Satu hal kami tak tahu siapa nama kami. Dua puluh tahun sudah, kini Aku memiliki nama, yakni ; Ramadhan Agrapura, usiaku genap dua puluh, aku mengejar ketinggalanku dengan sistem paket. Aku dan keempat kawan-kawanku, yang kusebut '' Kami." Kami menemukan Tuhan. Ramadhan Agrapura dengan Islam. Wuri dengan Kristen Protestan. Neil dengan Kristen Katolik. I Gusti Komang dengan Hindu. Kiola dengan Buddha. Kami menemukan orang tua asuh di Rumah Matahari yakni sepasang peneliti dari Flores, NTT adalah Bapak Ambu dan Ibu Margaretha. Mereka berdua berkecimpung sebagai peneliti ilmu kelautan, mereka berdua menampung kami. Mereka sudah lama mendamba buah hati, tapi Tuhan Jesus belum kasih itu, sahut Bapak Ambu. Rahim ibu Margaretha sudah diangkat dokter, setahun yang lalu. praktis kehadiran kami berlima memberi warna tersendiri dalam biduk rumah tangga keduanya. Rumah Matahari adalah jalan Tuhan yang tak terbaca oleh kami, kami disodorkan kitab agama yang berbeda, kami memiliki hak privasi untuk memilih satu sebagai pegangan keyakinan kami. Rumah Matahari nama dari Bapak Ambu, beliau berkata ; Kasih Tuhan tiada batas, kita berbeda tetap satu jua toh. Ini Bhineka Tunggal Ika, jangan cuma slogan, tapi buktikan nyata dalam perbuatan. Rumah Matahari, rumah dari bahan-bahan kayu, namun di dalamnya tumbuh toleransi dan kehangatan cinta yang sebenar-benarnya yang kami dapatkan. Kami bisa merasakan pedih bersama, kami juga senang bersama. Selama Matahari ada di ufuk timur, masih ada harapan untuk hidup yang jauh lebih baik dari sebelumnya. ''Ramadhan!” ''Ya, Kiola?'' ''Selamat Kak!” ''Selamat apa?" ''Lukisanmu terjual Kak, ada surat panggilan dari France Art Institute, Kiola tak mengerti karena sampulnya berbahasa asing." Aku berlari, Ayah...Ibu...siapapun kalian, terima kasih telah mengantarkanku ke Bumi. Semoga suatu hari masih ada harapan untuk tahu jati diriku yang sesungguhnya.Alam merunduk, hujan mulai turun membasahi tanahku, Jakarta,Indonesia. Jakarta,18 November 2014

Read more
RUMAH MATAHARI
 profile icon
Write a reply

TOO MUCH

Saya ingin berbagi sedikit tentang tulisan saya? TOO MUCH By : Erna Winarsih Wiyono Hi Dear, bagaimana suasana hatimu hari ini? What you feel today? Moody ndak selamanya buat apa yang sedang kita kerjakan jadi tuntas. deadline pun akan jadi berantakan kalau kita tidak bisa netralisir moody yang kita miliki. Moody mempengaruhi performance kita. Bagaimana menghandle moody yang kita miliki ; 1. Setiap individu tidak lepas dari problem, too much share sana sini untuk cari solusi, alih-alih kurang puas menjadikan advice-advice yang masuk beban di otak. Pointnya kamu ndak bisa ikhlas dalam menerima advice itu, lama-lama orang jadi segan kamu tanyai hal yang itu-itu lagi. Stop for share same topic. 2. Too much dalam menyalahkan dirimu, jangan hakimi dirimu secara total, calm down dan pasti akan terlihat kebenaran yang ada di dirimu diantara rentetan vonis mereka yang membencimu dengan alasan atau tanpa alasan. 3. Too much for drama queen, jangan terlalu banyak drama untuk menghindari suatu masalah. Coba selesaikan dengan responsibility penuh, tanggung jawab tanpa berlari sehingga pusing kepalamu akan hilang. 4. Too much untuk tensi emosimu, amarah memang menjadi terdepan dalam setiap masalah. Sangat jarang menghadapi persoalan dengan kepala dingin dan low emotion. Air mineral membantumu menyuplai oksigen ke bagian otakmu saat detik itu kau dikejutkan suatu perbuatan yang dituduhkan padamu. Kalau kamu tidak merasa melakukan hal kenapa mesti histeris dan takut, just stay cool but watching around all. 5. Too much crying, terlalu banyak air mata yang dikeluarkan ndak bagus juga buat otot matamu. Sayangi dan cintai dirimu. 6. Too much alkohol untuk pereda masalahmu, itu hanya akan buat tingkat depresimu tinggi. Yang bisa handle hanya dirimu sendiri, ada banyak cara untuk mengalihkan stress bukan lewat alkohol or drugs, yang rugi bukan hanya dirimu tetapi dampak akan ada dari orang-orang di sekelilingmu, mereka akan menjauh perlahan step by step darimu sebab di luar kesadaranmu kamu melakukan hal yang kurang baik saat alkohol/drugs mempengaruhimu. Too much ndak selalu bagus untukmu, keep balance on your life. Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak selalu baik untuk diterapkan dalam keseharianmu. [email protected] FB : Erna Winarsih Wiyono (Na) IG : na_wiyono

Read more
TOO MUCH
 profile icon
Write a reply