Bunda Sal, Indonesia

Sebagai seorang ibu, Tentu kita mengharapkan anak kita terlahir dengan sempurna. Saat pertama kali saya menggendong anak saya, saya melihat sesuatu yang berbeda dengan bentuk daun telinganya. Mungkin tidak terlalu parah, namun hal ini cukup membuat saya kepikiran dan sedih. Daun telinga sebelah kiri anak saya sedikit terlipat sehingga membuat ukurannya (lebih kecil) berbeda dengan daun telinga sebelah kanan yang caplang. Apakah ada Bunda Bunda yang pernah mempunyai pengalaman yang sama ? Apakah bisa sama ukurannya kelak ? Atau adakah cara yang bisa dilakukan agar ukurannya bisa sama ? Ataukah ada kata kata yang menguatkan agar hati saya menjadi tenang,#ingintahu #seriusnanya #bantusharing lapang dada dan menerimanya dengan ikhlas…

Hallo Bun, 5 hari lagi saya mau SC... Duh rasanya gak karuan Bun... dag dig dug... Takut... Please sharingnya dong Bun pengalaman SC nya yang happy, aman, dan ga nyeremin.... Butuh banget afirmasi positif dan dikuatin nih Bun....

Banyak hal hal yang tertahan. Terlalu banyak air mata yang terpendam. Hanya bisa diam menahan segala sesak dan beban. Rasanya sudah sangat lama aku tak lagi tertawa dan bahagia Tak pernah ceria dan semangat seperti dulu. Aku merindukan diriku yang dulu. Setelah anak ketiga ini lahir, Sebaiknya kita berpisah saja. Agar kamu bahagia dan mendapatkan istri seperti yang kau mau. Dan agar aku juga bahagia tanpa harus ketakutan setiap kali aku melihatmu. Rasanya aku sudah tidak sanggup lagi hidup denganmu. Biarlah ku besarkan anak anakku sendiri.

Dalam perjalanan hidup ini kita melalui banyak kenangan yang indah maupun menyakitkan. Membicarakan kenangan-kenangan sewaktu masih kecil adalah sesuatu yang menyenangkan karena akan membangkitkan memory dan emosi yang selama ini tersimpan. Kita bisa menangis sambil tertawa saat mengenangnya. Namun hanya dengan orang yang tepat kita dapat membicarakannya, karena hanya orang yang sama sama mengalaminya yang mengerti bagaimana rasanya. Aku sudah mencoba untuk bercerita tentang setiap kenangan yang kupunya padanya, namun ia tak tertarik. Hatiku sedih. Andai saja aku bisa berbagi cerita denganmu. Cuma bisa berbisik pada angin, Aku pulang ke kampung halaman kita Melewati jalan jalan desa yang kini sudah sangat ramai dan banyak yang berjualan di pinggir-pinggirnya... Rumahku yang dulu reot, dan dindingnya berlubang, kini sudah diperbaiki. Sekolah kita juga banyak yang berubah, pagarnya sudah diganti. Hey, ayo kita ke pantai. :'(

Saat ini saya hamil anak ke tiga. Sejak tahu saya hamil suami saya mendiamkan saya. Saat saya ajak untuk periksa ke bidan beliau mengatakan "Ngapain pergi ke bidan!" Dan malam ini lagi lagi beliau mengatakan bahwa beliau gak mau punya tiga anak. Hati saya rasanya sangat sedih... saya cuma bisa mengusap perut saya dan membatin, "Yang kuat ya nak, bunda sayang kamu..." Saya cuma tidak sanggup membayangkan bagaimana nanti saat saya harus melahirkan anak ini, karena saya harus melahirkan caecar. Sedangkan saya dan suami merantau, tidak ada orangtua dan saudara di sini. Mau minta tolong sama teman, saya tidak yakin apakah ada teman yang akan mau menemani saya selama melahirkan dan menginap di rumah sakit. Sangat kasihan anak yang sedang saya kandung. Dia tidak diinginkan oleh ayahnya sendiri....

Hai bunda2, saya tidak tahu harus sharing kemana untuk melepaskan semua beban ini... Saat ini saya hamil usia 7w3d, perasaan saya sedih terus menerus. Ini adalah kehamilan anak ke 3 saya, anak ke 2 baru berumur 2 tahun 1 bulan. Suami saya juga kecewa dengan kehamilan ini, bahkan kemarin sempat menyarankan untuk makan nanas dan minum spr*te. Saya juga seorang ibu pekerja, di tempat kerja juga tidak ada yg empati terhadap saya yg sedang hamil, karna saya memang tidak ada keluhan mual atau lemas, jadi tetap fit, sehingga saya masih terus terusan dibebani pekerjaan oleh atasan saya. Meski fisik saya kuat, tapi hati saya lemah, saya kesal, saya sedih, saya capek. Kadang saya berfikir, Saya ingin mati bersama anak saya ketika saya melahirkan nanti....

Hai bunda2 hebat. Anak saya usia 19 hari dan di kepalanya banyak bruntusan milianya, sampai bruntusannya pecah dan lengket di rambutnya. Adakah bunda2 yang mau sharing pengalaman bruntusan serupa dan cara menanganinya?