Terkadang disaat keadaan hati mulai membaik, mulai bisa untuk membuka diri, mulai mau berdamai dengan dunia, pasti ada saja sesuatu yang membuat hati kembali terusik.
Walau mungkin bukan sebuah hal besar, tak disangka cukup membuat nyeri didada.
Walau sudah sering berhadapan dengan masalah yang sama, namun ternyata masih berdampak juga.
Kupikir acuh saja tidak cukup untuk menutupi segala keresahan yang ada.
Lagi-lagi, aku mulai menyalahkan diri sendiri yang tak pernah bisa menjadi lebih baik.
Padahal, sering aku mendengar bahwa tak perlu bersusah payah mengejar ekspektasi orang lain tentang dirimu, namun kenyataannya justru diri sendiri yang merasa kecewa dan tidak berguna.
Bertahun-tahun berdiri sendiri melawan segala kerapuhan.
Aku tau betul letak kekuranganku, letak kebodohandku dalam setiap tindakanku, letak ketidak berdayaanku , sebenarnya aku paham semua itu.
Hanya saja, ketika hendak melangkah maju, ada saja yang menerjang lagi dan lagi.
Semacam tak pernah usai membenahi diri.
Sesekali aku bergerak memaksakan diri, berharap akan ada suatu kebiasaan yang baru namun ternyata mudah sekali menyerah hanya dengan satu komentar.
Kutau betapa lemahnya hati ini..
Sejak lama ingin kuluapkan semua beban dihati namun tak ada tempat bercerita kecuali kepada Rabbku.
Sering kali mulut ini tak bisa bergerak ketika hati mulai dilanda masalah, hanya air mata yang terus menetes, dada yang semakin sesak akibat dipaksa memendam semuanya.
Hanya mampu berbincang dalam hati dengan Rabbku sementara limpahan air mata mengalir deras.
Sulit sekali membuka suara kepada orang lain tentang bagaimana yang sedang kualami sesungguhnya.
Hanya terus berpura-pura kuat setelah menangis sendirian.
Sembari berharap keajaiban dari Sang Pencipta.
Mungkin ini bagian dari trauma masa lalu, beban dari waktu ke waktu yang terus menumpuk sejak aku lahir.
Seandainya ada kesempatan bercerita, aku ingin.. Ingin sekali
Namun tiap kali mencoba, aku tidak bisa melawan luapan kesedihan itu sehingga tak ada satupun kata yang keluar, selalu hanya tangisan yang menderu lebih kencang.
Biarpun dituliskan begini, tetap saja tak bisa kukejar dari bagian mana aku bersedih. Semuanya bercampur menjadi satu dilubuk hati.
Hanya tulisan ini yang mampu diketik..
Aku sendiri takut menuliskan detail demi detail yang membuatku terus terpuruk.
Aku memang pengecut, dan selalu lari dari masalah.
Memaksa untuk baik baik saja padahal hati begitu berat memikul.
Selalu merasa tak pernah ada orang yang benar-benar memahami perasaan ini sejak dulu.
#curahanhati