Aku yang lemah

Terkadang disaat keadaan hati mulai membaik, mulai bisa untuk membuka diri, mulai mau berdamai dengan dunia, pasti ada saja sesuatu yang membuat hati kembali terusik. Walau mungkin bukan sebuah hal besar, tak disangka cukup membuat nyeri didada. Walau sudah sering berhadapan dengan masalah yang sama, namun ternyata masih berdampak juga. Kupikir acuh saja tidak cukup untuk menutupi segala keresahan yang ada. Lagi-lagi, aku mulai menyalahkan diri sendiri yang tak pernah bisa menjadi lebih baik. Padahal, sering aku mendengar bahwa tak perlu bersusah payah mengejar ekspektasi orang lain tentang dirimu, namun kenyataannya justru diri sendiri yang merasa kecewa dan tidak berguna. Bertahun-tahun berdiri sendiri melawan segala kerapuhan. Aku tau betul letak kekuranganku, letak kebodohandku dalam setiap tindakanku, letak ketidak berdayaanku , sebenarnya aku paham semua itu. Hanya saja, ketika hendak melangkah maju, ada saja yang menerjang lagi dan lagi. Semacam tak pernah usai membenahi diri. Sesekali aku bergerak memaksakan diri, berharap akan ada suatu kebiasaan yang baru namun ternyata mudah sekali menyerah hanya dengan satu komentar. Kutau betapa lemahnya hati ini.. Sejak lama ingin kuluapkan semua beban dihati namun tak ada tempat bercerita kecuali kepada Rabbku. Sering kali mulut ini tak bisa bergerak ketika hati mulai dilanda masalah, hanya air mata yang terus menetes, dada yang semakin sesak akibat dipaksa memendam semuanya. Hanya mampu berbincang dalam hati dengan Rabbku sementara limpahan air mata mengalir deras. Sulit sekali membuka suara kepada orang lain tentang bagaimana yang sedang kualami sesungguhnya. Hanya terus berpura-pura kuat setelah menangis sendirian. Sembari berharap keajaiban dari Sang Pencipta. Mungkin ini bagian dari trauma masa lalu, beban dari waktu ke waktu yang terus menumpuk sejak aku lahir. Seandainya ada kesempatan bercerita, aku ingin.. Ingin sekali Namun tiap kali mencoba, aku tidak bisa melawan luapan kesedihan itu sehingga tak ada satupun kata yang keluar, selalu hanya tangisan yang menderu lebih kencang. Biarpun dituliskan begini, tetap saja tak bisa kukejar dari bagian mana aku bersedih. Semuanya bercampur menjadi satu dilubuk hati. Hanya tulisan ini yang mampu diketik.. Aku sendiri takut menuliskan detail demi detail yang membuatku terus terpuruk. Aku memang pengecut, dan selalu lari dari masalah. Memaksa untuk baik baik saja padahal hati begitu berat memikul. Selalu merasa tak pernah ada orang yang benar-benar memahami perasaan ini sejak dulu. #curahanhati

3 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

Untukmu yang tak pernah berputus asa dari rahmat Allah.. Ketika lidah terlalu kelu berkata karena terlalu banyak rasa yang membucah tak mampu diucapkan, maka perbanyaklah beristighfar dengan segala kerendahan hati kepada sang pencipta. Tanpa perlu banyak kata, Allah akan mengerti setiap jengkal keresahan dan harapan yang kita miliki. Bunda.. jangan sering menyalahkan diri dan merendahkan diri sendiri. Karena semuanya, sifat baik dan buruk yg bunda miliki itu datangnya dari Allah. Selain itu, membenahi diri tidak akan pernah usai sampai ajal menjemput, karena membenahi diri itu artinya membuat kita menjadi lebih baik dari waktu ke waktu agar siap menghadapi perhitungan Allah nanti. Bunda tahu ga, kalau bisa jadi setiap tetes air mata bunda itu (terutama yg mengalir karena mengingat dosa) akan menggugurkan dosa-dosa bunda? Karena ga ada yang sia-sia di mata Allah😊 Mintalah sama Allah diberi pundak yang kuat agar bunda bisa melewati semua ujian-Nya dengan baik. Minta juga sabar yang banyak dan hati yang lapang seluas semesta. Allah akan memberikannya. Allah tahu bunda mampu walau rasanya berat tak terkira. Apalagi bunda tetap berprasangka baik sama Allah dan tidak berputus asa dari rahmat-Nya, kan? Tidak ada orang yang bisa benar-benar memahami perasaan orang lain sampai orang tersebut pernah juga mengalaminya (empati). Menurut saya, walau ga ada yg bisa mengerti perasaan bunda tersebut, bukankah akan lebih baik jika tetap mendapatkan teman untuk bercerita meskipun mereka cuma punya simpati dan cuma jadi pendengar? Bunda bisa meminta mereka memeluk bunda sebagai support atau kata-kata yg menghibur hati. Itu akan membuat bunda sedikit lebih baik. Saya berkali-kali menyadari bahwa kehadiran teman (walau hanya seorang dan cuma jadi pendegar saja) ma syaa allah alhamdulillah membuat hati saya begitu lapang 😊 Kalau bunda tetap tidak mau, menulis diari atau menulis secara random apa yang bunda rasakan akan membuat hati bunda sedikit lega. Menurut saya, menuliskan segala hal (bahkan hal-hal yang membuat bunda terpuruk) itu penting. Itu benar-benar akan membantu melepaskan beban dan akan ada hari bunda membaca kembali tulisan itu ketika sudah melewatinya dan menyadari bahwa bunda sudah semakin dewasa, kuat dan tegar. Karena saya melakukannya bunda. Boleh coba dipraktekan😁 Saya bukan bunda, dan rasa yang bunda miliki sekalipun saya berempati dengan masalah bunda tidak akan sama rasanya. Perasaan bunda hanya bunda yang tahu betul seperti apa rasanya. Tapi saya, sebagai orang luar hanya berusaha memberi semangat kepada bunda lewat kata-kata dan pelukan virtual. Sedikitnya berharap bisa membuat bunda terhibur. 🤗 Saya do'akan semoga setiap bentuk ujian kasih sayang Allah yang sedang bunda jalani ini, baik hari ini, besok dan seterusnya bisa bunda lewati dengan sangat baik. Saya percaya bunda pasti bisa melewatinya dan Allah juga lebih tahu kemampuan bunda. Masalah datang bersama jalan keluar. Jadi jangan pernah berputus asa, tetap semangat menjalani hidup, bun!! 💪🤗😁

Baca lagi

ini quote apa cerita sih😁ko sama ya dgn apa yg aku rasain hehe merasa diri ini loser

Rajin salat malam ya bun