Suami Istri yang Berburu Maaf
Dalam pernikahan, ada kalanya setiap pasangan tidak satu frekuensi. Karena memang bukan hanya anatomi tubuh saja yang berbeda, tapi juga secara akal dan perasaaan keduanya menjadi perbedaan yang saling melengkapi. Ada kalanya sesuatu memancing pertengkaran terjadi. Entah karena miss-komunikasi, atau karena keduanya sama-sama lelah menjalani hari. Rumah tangga yang ideal bukanlah sebuah keluarga yang tak pernah memiliki konflik. Melainkan adalah keluarga yang mau mengakui kesalahan kemudian meminta maaf. Pernah terjadi pada suatu malam. Saat itu seorang suami sedang mengerjakan beberapa pekerjaan di rumahnya. Anak mereka sudah tidur. Istrinya mengajak bercanda. Sang suami yang sedang fokus bekerja itu tak bisa benar-benar menanggapi perkataan istrinya sehingga terjadi miss-komunikasi. Tanpa sengaja, suaminya mengerutkan alis sembari mendengus kesal. Bisa ditebak, istrinya sedih, memunggungi suaminya lalu menangis. Selama menangis beberapa menit, dalam hati sang istri berbicara sendiri: tidak menerima perlakuan suaminya, tidak merasa bersalah, menunggu suaminya meminta maaf. Tapi kenyataannya, suaminya tetap asyik dengan pekerjaannya. Wanita itu kemudian teringatkan sabda Rasulullah; yang mana jika dirinya yang meminta maaf terlebih dahulu, terlepas dari siapa yang salah siapa yang benar, maka surga untuknya. Wanita itu kemudian mengalahkan egonya. Ia bangkit dari tempat tidurnya lalu kembali pada suaminya itu. Memeluknya dari belakang. Hendak meminta maaf. Suaminya kemudian, entah apa yang dia rasakan setelah istrinya memeluk di balik punggunya, tiba-tiba jadi dia yang terlebih dulu meminta maaf. Keduanya yang memiliki prinsip minta "maaf duluan" kemudian saling bermaafan dan kembali bercanda. "Aku tadi mau minta maaf duluan, kok malah kamu sih?" Protes istrinya, "Pokoknya aku yang duluan minta maaf." Sahut suaminya sembari tersenyum. Masya Allah, indahnya suami istri yang berburu maaf. Semoga Allah merahmati keduanya dan keluarganya. Sering kita jumpai berbagai nasihat yang sebenarnya ditujukan untuk suami; "Minta maaflah, menjadi dewasa itu bukan sekedar jumlah angka. Wanita itu egonya tinggi." atau beragam konten candaan yang isinya sama: sama-sama menyuruh bapak-bapak minta maaf duluan aja. Sayangnya, yang mengambil isi nasihat ini justru para istri yang semakin merasa divalidasi egonya. Sehingga banyak kemudian beragam keluh kesah tentang suami mereka sendiri di kolom komentar. Ah, bun, marilah bijak mengambil nasihat. Fokus perbaiki diri adalah dengan mengambil nasihat yang tepat. Jika salah alamat ambil nasihat, jadinya malah menuntut dan mematikan hati yang senantiasa bersyukur. Follow ig @sdianatsh for more #bantusharing #cerita_pernikahan