aku
Aku mengenal sepasang suami istri. Sang suami adalah pengusaha, ia memiliki beberapa pegawai, saldo di rekeningnya tentu saja banyak, namun istrinya tak memiliki apapun, sepeserpun dari harta suaminya ia tak pernah kecipratan, bahkan sekedar BH pun ia hampir tak punya, baju menyusui pun dia harus meminta minta pada saudaranya yang jauh. "Makan dan minum, punya tempat tinggal, itu sudah cukup buatmu. Jangan serakah.", kata sang suami. Rutinitas dan keadaan semakin menggerus kewarasan sang istri. Terkadang ia melamun, menangis, lalu marah sendiri. Terkadang ia tertawa terbahak-bahak, lalu terdiam. Menutupi rasa sakit memang sulit, bukan? Hanya kepada Yang Maha Pemberi Kehidupan ia berharap. - sang istri itu adalah aku