Ibu baru yang selalu lelah

Saya ibu baru dari seorang perempuan mungil. Bagi saya dia cantik sekali. Lebih cantik daripada saya. Saya tidak peduli pendapat orang lain yang sering mengomentari hidung peseknya atau kulit coklatnya, yang keduanya warisan papanya. Buat saya dia yang termanis. Saya selalu berusaha semampu saya melakukan yang terbaik yang bisa saya lakukan di hari itu. Tapi sepertinya saya selalu kurang jika dibandingkan dengan ibu lain. Yang bangun lebih pagi. Yang mengasuh anak, merawat rumah, dan bekerja. Saya hanya mengasuh anak dan tinggal dirumah. Pekerjaan rumah saya selalu dibantu suami. Semua kami kerjakan berdua. Dan saya sangat bersyukur. Ibu lain yang bangun lebih pagi dari saya, mereka mungkin bekerja keras saat saya sedang menemani anak bermain. Mereka mungkin sedang repot memasak saat saya memesan makanan online. Mereka mungkin sedang sibuk menyetrika ketika saya menggendong anak sambil menemani suami mencuci piring. Saya merasa saya ibu yang kurang baik. Terlalu malas. Benarkah begitu? Saya kurang mengapresiasi diri sendiri. Sedih dan lelah berkelanjutan. Begadang karena anak menyusu tiap satu atau dua jam saat malam itu melelahkan. Menenangkan anak yang rewel dan menangis keras jika ditinggal melakukan pekerjaan rumah itu menguji kesabaran. Menyuapi dan memikirkan menu MPASI anak yang beluk selera makan itu membingungkan. Saya lelah. Pernah terpikir, seandainya mengasuh anak adalah pekerjaan. Mungkin aku bisa ambil cuti sehari atau dua hari. Istirahat cukup. Tidur nyenyak. Makan nyaman. Mandi air hangat hingga bersih dan rileks. Sehari dua hari tanpa tangisan dan membersihkan popok. Mungkin aku bisa kembali menghadapi anakku dengan lebih bahagia. Waktu tenangku adalah lima menit mandi sore saat anak masih tenang digendong papanya. Waktu tenangku adalah setengah jam jika bisa, saat anak lelap tengah malam. Waktu tenangku adalah saat kami dirumah ibuku dan anakku mau digendong neneknya. Aku lelah dan sedih. Tapi aku harus bisa lebih semangat lagi. Melupakan standar tinggi ibu sempurna yang kubuat sendiri. #firstbaby

24 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

huuuu semangat bunda 🤗🤗sy pun begitu bahkan untuk makan pun rasanya repot sekali sambil gendongin anak, sy juga nggk masak bun beli di warung sayur masak. tp insyaallah semuanya akan terlalui bun, apalg kalau anak sudah besar mungkin repotnya itu bakal kita kangenin😀