curhat bunda

Saya bingung harus memulai dari mana kadang saya berpikir hal tersebut memang rumit atau saya buat rumit sendiri. Kemarin suami saya dg terang2 vc am dengan sahabat saya, di depan saya, teman saya menolak untuk datang kerumah saya jika tanpa saya yg meminta, sedari awal saya tau suami saya memiliki perasaan terhadap teman saya Bun, suami saya menyuruh saya mengatakan kangen dengan Tan saya tersebut agar mau di ajak kerumah, jarak antara rumah dan mes teman saya kurang lebih 20km dg jarak tempuh kurang lebih 1 jam. Saya awalnya berpikir saya tidak bisa memaksa teman saya untuk datang. Tp justru sami saya yg kekeh aku kudu minta dia datang agar nanti dia di jemput di mes nya oleh suami saya dan di antar kembali nantinya ke sana. Akhirnya teman saya bersedia, dan suami saya dg kegirangan dan tampak sekali bahagia, saya sebagai istrinya belum pernah melihat dia seperti itu, sebagai penghindar fitnah saya hanya berpesan belikan makanan yg saya sedang inginkan di sana, agar niatan yg aku meminta luntur lantaran ada hal lain yg harus dia penuhi untuk saya Bun. Sesampainya di saya dia telp dengan alasan makanan yg saya minta tidak ada dua- duany tidak ada, saya hanya mengatakan carilah di tempat lain sepanjang perjalanan itu yg penting dapat. Sesampainya di rumah.. dia tidak mendapatkan apa yg saya mau, dan justru menawari di Carikan lagi di sekitar an rumah, saya bilang silahkan, dan sekalian membelikan makanan untuk teman saya, tp sesampainya di rumah hanya makanan teman saya dan satunya lagi kesukaan dia. Lagi2 niatanku luntur. Padaha aku hanya pesan batagor dan cilok yg sepanjang jalan pun banyak. Tak sampai di situ, di salah satu pembicaraan kami bertiga suami saya dg terang2 di depan saya mengatakan bahwa teman saya tersebut tidak boleh menikah, suami saya mengatakan dia ingin menikahinya, seolah saya sedang di tampar.. jika itu sebuah lelucon tak sepantas mengatakan pernikahan bukan, teman saya dengan santai mengatakan tak mau. Dan menatap saya yg terdiam kala itu. Tak sampai di situ, dalam pembicaraan lain karen sudah sore suami saya menawari teman dan untuk menginap, dan pulang ke selokan harinya, dg bercanda dia suami saya mengatakan nanti kita sekamar ya, dan aku tersenyum membalas, mistis anda yg harus di luar, tapi suami saya malah membalas dengan mengatakan " oh tak apa, saya bisa tidur di luar, di belakang atau pun di bawah, soadara saya banyak" kemudian suami saya mengatakan ke teman saya dengan tersenyum lagi pula setiap hari saya juga ngk tidur bareng kok, kita pisah, sendiri- sendiri, katanya. Akuelihat suamiku dg marah. Tak cukup itu akhirnya teman saya membalas mengatakan " bohong.. tidur pisah kok teteh ( saya) bisa hami" kata teman saya membalas. Saya menundukkan kepala dalam hati istighfar sebanyak-banyaknya. Suami saya menjawab " lho ngk tau mungkin dengan kamar sebelah, saya kan juga ngk tau" jawab suami saya dg santai. Aku langsung berpikir, barusan seperti ada yg mencabik daging saya dan anak saya kemudian dimakan hidup-hidup. Sungguh hancur harga diri saya Bun di depan teman saya sendiri. Seseorang yg seharusnya menjaga kehormatan saya justru berbuat sebaiknya, jika alasannya lelucon maka selama ini pernikahan kami juga lelucon baginya yg bisa di sebar luaskan kepada siapa pun. Sangking sukanya suami saya dg wanita itu dia tidak melihat istri dan anaknya dia seolah rela memakan daging dan darah istri dan anaknya. Memang kamar sebelah adalah kamar yg di kontrakan dan ada satu pemuda seumuran 20 tahun nan. Tapi waallahi demi Allah dan Rasulullah saya tidak sedikit pun melakukan tindakan atau hal yg suami saya tuduhkan kepada saya. Saya terima dia setiap hari mengatakan seperti itu di depan saya, hanya di depan saya. Tp Saya tidak terima dia mengatakan di depan orang lain. Saya merasa terdzolimi suami saya sendiri Bun. Saya di fitnah oleh suami saya sendiri. Saya pikir awalnya tidak akan sejauh itu bercandanya.. tapi ini kelewatan.. aku ngk bisa terima.. haram saya dan anaknya jika memang saya melakukan hal yg di tuduh kan suami saya sendiri. Maaf saya bercerita hanya karena saya tidak punya teman untuk bicara sekarang.. saya sendiri.. saya merasa sendiri Bun.. saya merasa tidak ada lagi yg bisa saya percaya.. karena orang terdekat saya sendiri berani seperti itu dg saya..? sungguh saya Sekarang bingung.. saya harus kemana, keadaan tubuh saya yg sedang hamil muda tidak kuat berjalan jauh. Saya bingung Bun.. ?