saya menjalin hubungan dengan suami dari saya kelas 2SMP sekitar tahun2010,dan menikah pada tanggal 14April2017. lalu,saya kosong selama 10bulan tepatnya bulan januari 2018 terakhir haid dan di Februari saya positif hamil (HPL na 31Oktober2018) namun sang maha segalanya berkehendak lain,
di UK 24Weeks saya mengalami bukaan jalan lahir dan si bayi terpaksa dilahirkan saat itu juga,saya melahirkan normal tanpa rangsangan bahkan tanpa jahitan.Saat bayi lahir saya optimis anak saya akan hidup dan lagi kesabaran saya diuji dengan meninggalnya anak saya setelah 5jam hidup,hancur?tentu saja.
saya merasa sangat bersalah pada suami meskipun suami tidak pernah menyalahkan saya,tetap saya merasa jd istri dan ibu yg buruk untuk mereka.
2bulan saya terpuruk,merasa saat itu adalah titik terendah dihidup saya.setiap malam sulit tidur,ketika memaksakan tidur malah terbayang saat anakku baru dilahirkan. menangis setiap saat menyesali segalanya,
Perlahan kemudian saya bangkit,dalam hati saya bertekad "Saya ingin sembuh,cepat pulih demi suami dan keluarga yg selalu mendukung saya."
sejak saat itu,saya hanya mendoakan anak saya setiap saat dan berserah diri pada sang pencipta.Saya tidak ingin menuntut lebih dengan meminta dan meminta,saya tahu saya hanya manusia biasa tak tahu diri yg bisa nya hanya meminta dan meminta.saya hanya berpikir 'entah itu sekarang atau nanti saya siap jikalau kembali diberi amanah' dan Alhamdulillah 4kali siklus haid saya kembali diberi amanah yg luar biasa 'saya positif hamil',sangat amat tidak menduga akan diberi secepat ini.
Suami sangat amat bahagia,kami berusaha lebih berserah dan berusaha menjaga janin kami.
Saya berpikir,Allah memberi apa yg hambanya butuhkan bukan yg diinginkan.
saya selalu berpikir membutuhkan seorang anak sebagai keturunan.Pada intinya untuk semua yg belum diberi amanah teruslah berusaha,berdoa serta berserah.jangan terlalu memaksakan keinginan justru itu akan membuatnya semakin sulit digapai,dan percayalah semua akan indah pada waktunya ?