Mungkin saya agak berbeda pandangan dg mayoritas ibu2 disini. Jika memang dia meminjam untuk kebutuhan suami sndr atau kebutuhan mendesak (kendaraan rusak dsb), saya ngga prnh menganggap itu pinjam. Kecuali jika memang suami pinjam untuk dipinjamkan ke keluarga atau temannya, akan saya tagih. Bagi saya rejeki saya atau suami adalah rejeki rumah tangga bersama2, jd ngga ada uang suami uang istri, yg ada ya uang kami. Tapi kami emg uda komitmen dr awal masalah2 spt ini, saya tidak prnh nuntut suami, shg suami jg tdk prnh nuntut saya. Saya yakin suami saya amanah dan jujur, dan bertengkar soal materi itu hal yg plng kami hindari. Alhamdulillah suami menyadari hal itu shg selalu memberikan gajinya untuk saya kelola walopun gaji saya bisa 3kali lbh besar dr suami, saya selalu menerima berapapun dg suka cita. Karir saya skrng spt ini jg berkat doa dan dorongan suami.
Baca lagi
