MITOS KEHAMILAN YANG BUKAN DARI ISLAM
.
1. Ngidam tidak dipenuhi.
Diyakini bahwa bila ngidam wanita hamil tidak dipenuhi, anaknya nanti akan berliur (Jawa: ngileran). Ini hanya mitos belaka. Tdk sepantasnya dipercaya.
.
2. Acara tujuh bulanan.
Acara tujuh bulanan (Jawa: mitoni) bagi wanita hamil masih terpelihara di sebagian daerah. Dengan tujuan agar bayi nantinya hidup sehat, selamat sampai lahir. Jelas ini tdk ada ajarannya dlm Islam.
.
3. Suami dari wanita hamil dilarang membunuh hewan.
Dengan keyakinan itu akan membahayakan bayi. Itu tdk ada asalnya dr Islam.
.
4. Ucapan 'amit-amit jabang bayi'.
Kalimat ini diucapkan ibu hamil jika melihat sesuatu yg buruk. Dengan keyakinan bahwa jika ia mengucapkan 'amit-amit jabang bayi', maka hal buruk itu tdk akan dialami bayinya. Ini juga tdk ada asalnya dari Islam.
.
5. Ibu hamil membaca al-Qur'an surat Yusuf dan Maryam.
Diharapkan bila yg lahir anak laki-laki, ia akan tampan seperti Nabi Yusuf 'alayhissalam. Dan surat Maryam dibaca dgn harapan bila yg lahir anak perempuan, ia akan cantik seperti Maryam. Jelas ini tdk pernah diajarkan oleh Rasulullah ﷺ dan para sahabat.
.
6. Kokok ayam di tengah malam isyarat ada wanita yg hamil di luar nikah.
Keyakinan ini tidaklah benar karena tdk berlandaskan dalil.
.
7. Wanita hamil harus membawa gunting.
Hal itu dianggap benteng utk menolak bala dan musibah. Ini jelas kesyirikan!
.
8. Membuat tempat khusus untuk ari-ari.
Bahkan diberi lampu selama beberapa hari. Ini tdk ada perintahnya dlm Islam. Ari-ari bs dikubur biasa saja tanpa perlu diberi lampu
.
9. Ari-ari adalah saudara kembar bayi.
Krn itu, perlu diberi perlakuan khusus dgn mengadakan upacara tertentu ketika memendamnya. Kepercayaan ini tdk ada landasannya dlm Islam.
.
10. Keberatan nama.
Jika bayi sering sakit, itu dianggap bahwa bayi tersebut keberatan nama sehingga perlu ganti nama. Ini mitos yg sama sekali bukan berasal dari Islam.
.
Itulah sebagian pemikiran menyimpang yg sering diyakini oleh wanita hamil. Hal ini hendaknya segera ditingggalkan.
.
Allahu A'lam.
.
✒Oleh Ustadz Abu Aniisah Syahrul Fatwa bin Lukman
Irma Fitria