Dalam waktu beberapa bulan menjalin kasih *tsaaah
akhirnya dia ajak aku ketemu keluarganya, salah satu dari sepupunya yang paham agama menasehati,
"begini saja. kalau kau yakin kau nikahin gadis mu itu, saat kau merasa susah dan dia juga. insha allah rejeki mengalir melalui pernikahan, karena ada 2 orang yang memiliki masing-masing pintu rezeki kemudian disatukan dalam ikatan agama yang suci"
Dia pun setuju, kali ini berlatar dipinggir jalan sambil nunggu bus arah Subang-Jakarta, dia bertanya
"ra, kau kalau menikah mau lamaran atau tidak? "
"gak, kalo pun iya jaraknya gamau terlalu jauh"
"kau mau jadi istri saya gak? nemenin saya susah dan senang, dan bantu jaga ke-2 orang tua saya? "
"apaan sih bercanda dipinggir jalan"
"aku serius, aku mau cari papa kamu. aku mau nikah sama kamu"
Dan, setelah percakapan itu kami mencari keluarga papa aku. Karena, akukan sebagai anak perempuan butuh papa aku sebagai wali. Aku kontak dia gak respon, aku berkunjung kerumah opa aku dari papa hasilnya nihil. Aku sedih, aku mau nikah, ada yang sayang sama aku, tapi kenapa sulit seperti ini jalannya. Aku sampaikan kepada tante-tante dan keluarga ku, agar tidak mempersulit syarat ini dan itu, aku hanya mau bahagia dan merasakan rasanya punya keluarga lagi yang utuh. Saat mereka setuju, tapi papa ku gak juga ada kabar. Aku konsultasi ke KUA, mereka menyampaikan apabila aku sudah melakukan usaha, sudah mencari tapi tidak ada respon maka hak wali nikah ku akan di jatuhkan pada wali hakim dari KUA.
Alhamdulillah, jadi juga gw kawin hahahha. Aku dan dia bersyukur, tapi cobaan gak sampai disitu T.T
Tantenya dia, salah satunya gak setuju. Tantenya merasa kalo dia disitu ada andil atas diri suami gw, dia gak setuju kita nikah, apalagi sampe langsung punya anak.
"nanti setelah pernikahan, kamu ikut saya kejepang. jangan dulu punya anak, gak apa kan kalian LDR yg penting hidup bisa kecukupan dan enak? " ujar dia lewat video call,
Hati hancur banget, ngerasa tuhan gak adil. Aku ngerasa seperti aku gak pantes hidup berdampingan, menyayangi apalagi disayangi.
Aku simpan semua luka baik-baik, gak aku utarakan kepada keluarga ku. Apa yang menjadi opini, kesedihan dan kesenangkan hanya aku sampaikan sama suami. Iya manusia nyebelin yang akhirnya jadi suami aku, dan beruntung suami aku selalu lebih memperhatikan aku sebagai istrinya dibanding yang lainnya. Akhirnya dia tolak tawaran itu, kami idup sederhana di desa menemani masa tua ke-2 orang tua suami ku. 5 bulan pernikahan, alhamdulillah akhirnya allah izinkan kami punya janin didalam rahim ku, yang saat ini sudah memasuki kandungan 7bulan. Memang tinggal sama mertua, dilingkungan yang isinya keluarha suami pasti ga selamanya mulus, ya tapi insha allah lah. Aku juga berencana bawa adik kandung ku buat tinggal bersama kami, karena kebetulan aku baru aja resign dari kerjaan. Aku cuma punya adik ku itu satu, sedarah kandungku. Tante ku yg lain kan sudah berkeluarga, dan mungkin ini memang saatnya. Dan, aku juga sudah janji setelah aku selesai kerja aku hanya ingin merawat anak aku, suami, adik dan mertua ya dengan tenaga aku.
ya namanya juga hidup, ada aja masalahnya. tapi, semoga allah selalu memberikan hikmah dan keindahan dibalik itu semua. amin yarobbal alamin
#CeritaPernikahan