kuliah TINGGI-TINGGI tapi jadi IRT
Bunda disini ada gak yang kuliah sampai sarjana tapi milih jadi ibu rumah tangga setelah memiliki anak, dan banyak dinyinyirin orang, dinyinyirin tetangga? Emang salah kalo perempuan kuliah tinggi tapi milih jadi IRT ngurus anak, suami, ngurus rumah?

Maaf bund, aku sarjana teknik dan magister teknik dari institut teknologi nomor satu di Indonesia (tahun ini sih begitu, hehe). Sempat kerja jadi engineer di perusahaan multinasional selama 5 tahun. Sekarang statusnya sbg ibu rumah tangga yg menunggu kelahiran anak pertama, dan berencana dlm dua tahun ke depan akan berkarir di rumah. Apakah keputusan berat? Buat internal aku sendiri sih nggak ya. Tapi buat orangtua berat bgt. Anak perempuan yg dibanggakan krn prestasi akademiknya malah "cuma" berakhir jd ibu rumah tangga. Tapi aku lantas mikir lagi, ibu rumah tangga bukan "cuma" loh. Dengan latar belakang pendidikan yg tinggi, awareness kita terhadap sesuatu (harusnya) makin tinggi juga, rasa ingin tahu, keinginan utk terus belajar, terus mengeksplor pengetahuan baru. Sikap mental tersebut menurutku sangat diperlukan dalam mendidik anak dan menciptakan generasi yg lebih baik. Mohon maaf sekali lagi, bukan bermaksud memandang rendah bunda bunda yg blm berkesempatan untuk mengenyam pendidikan yg tinggi, tapi sebagai orang yg memiliki kesempatan tersebut, sudah sepatutnyalah kita bisa mendidik anak kita dengan lebih baik lagi, jadi generasi yg lebih baik lagi, agar bisa membawa manfaat bukan hanya bagi diri dan keluarganya, tetapi juga demi masyarakat luas dan negara ini. MERDEKA...!!!! (Maaf, jadi antiklimaks. Hehehehe ππππ)
Baca lagi
mommy of L