Apakah cerai menjadi solusi terbaik untk masalah keuangan dlm kisah ini? Mari bunda berikan pendapat

Bun aku mau berbagi cerita Ada satu keluarga dimana background keluarga ini islami. Suami istri haji, anak perempuan lulusan pondok. Sampai hal mendengarkan musik pop saja tidak boleh. Yg boleh d dengar hanya bacaan alquran, sholawatan dsb yg bernuansa islami. Keluarga ini termasuk keluarga menengah ke atas. Singkatnya. Anak perempuan lulusan pondok ini dijodohkan dengan kerabat kenalan si bapaknya. Gak lama mereka mengadakan acara tunangan yg ala jaman sekarang dengan dekor dan segala macam. Rencana menikah 'katanya' tunggu si laki2 lulus kuliah (sudah kerja tapi lanjut kuliah lagi). Dan 'nyatanya' gak sampe si laki2 lulus mereka menikah. Jarak dari tunangan dan menikah ada 1 taun. Selama satu taun itu mereka mesra sekali. Acara nikahan juga meriah 2 hari 2 malam dengan pengajian dan kyai. Gak lama setelah menikah, hamil lah si perempuan. Selama mereka menikah ada dimana si perempuan tiba2 menyombongkn pekerjaan suaminy yg ASN kepada saudaranya. Singkatnya lagi. Lahirlah anak mereka. Si perempuan tinggal dirumah orang tuanya. Selang sebulan dari lahiran, si laki2 ini tidak pernah terlihat dirumah mertuanya. Kasuk kusuk berita si laki2 ini disuruh pulang kerumah ortunya oleh si mertua. Dari sini terdengar kabar bahwa si mertua (ortu perempuan) mempermasalahkan hantaran lamaran berupa motor yg masih atas nama si laki2, mempermasalahkan harta warisan dari keluarga si laki2 dengan menyebut bahwa dirinya sudah membagikan warisan kepada anak2nya, lalu bagaimama dengan ortu pihak laki2, apa yg mau di bagi untuk warisan? Masih banyak berita gunjang ganjing dari mereka. Gak lama dari itu beredar kabar ternyata mereka sudah sah ketok palu pisah alias cerai dengan anak usia 5 bulan. Dan lagi dari si ortu perempuan menceritakan kepada orang2 bahwa 'anakku hanya diberi nafkah 600 per bulannya' dan 'anaknya juga ditawarin jika bersedia untuk cerai, minta apa saja akan diberikan'. Benar saja datang motor baru πŸ›΅ Proses cerainya sangat cepat karna pihak perempuan berani keluar uang. Dari kisah nyata tersebut saya jadi berpikir. Namanya rumah tangga selalu ada ujiannya. Meskipun salah satu atau kedua belah pihak dari keluarga berada, belum menjadi patokan bahwa anak ketika menikah akan selalu ada. Karna rejeki satu keluarga dengan keluarga lain berbeda. Dengan nafkah 600K per bulan, kalo kita lihat memang sangat kurang dengan kebutuhan bayi. Tapi bukankah harus dilihat ulang kenapa hanya 600? ASN yg baru bekerja ditambah lagi masih meneruskan kuliah, menghidupi anak istri, kya nya bukan asal beri. Bisa saja gaji bulanan selain untuk anak istri, bisa jg untuk bayar kos bayar kuliah sendiri(?) Disamping itu, selain perempuan hanya menuntut haknya, alangkah baiknya jika dicari solusi bersama. Toh si perempuan juga bekerja. Memang benar uang hasil kerja perempuan bukan termasuk nafkah untuk keluarga melainkan uang dia sendiri. Tapi untuk yg namanya keluarga bukankah harus saling bantu saling melengkapi, apalagi pernikahan masih seusia jagung (1thn) dengan pemikiran anak muda yg lebih terbuka dan latar pendidikan yg tinggi, harusnya. Atau memang ego masing2 yg terlalu tinggi? Atau juga kurang pengenalan tidak saling terbuka dari awal? Apakah cerai menjadi solusi terbaik untuk masalah keuangan dalam kisah ini?

17 Tanggapan
 profile icon
Tulis tanggapan

kalau masalah cerai sih tergantung yg menjalani aja menurut saya. tpi kalau baca cerita bunda yg saya tangkap sih ortu dari pihak perempuan yg terlalu ikut campur udah sih itu aja kesimpulan nya πŸ˜… ortu nya toxic 🫣

cerita dengn judul: perceraian akibat orang tua terlalu ikut campur rumah tangga anak&mantunya.. yaaa apa yg diharapkan kalo ortu terlaku banyak ikut campur?

gak. bukan solusi terbaik apalagi gara2 ekonomi. km pikir Allah miskin apa? koneksi hati dlu ke Tuhan deh. komunikasi yg jujur dan terbuka

apakabr org tua ku yg 29 tahun nikah ngk d nafkahi, ibuku sabar bgt, dia cari uang sendri, dan nguliahin kami jg jerih payah ny sendiri

ini bukan ego masing masing tp rumah tangga yg diatur orang tua, udah jelas dari ceritanya kok

yah itu urusan mereka bund... ngga mau pusing urus urusan orang 😁😁😁

10mo ago

G boleh suudzon bun @Ismirani Hendra

udah kyk sinetron aja nih kisahnya