Tambahan, memang maksiat zaman skrg menyabar dgn mudahnya. Kita tolak pun susah karena seringnya lgi iseng scroll, eh nongol. Buka grup, eh nongol. Hal itu termaafkan. Syariat jg bilang pandangan pertama tidak berdosa, tpi bila diikuti pandangan kedua, dihukumi dosa. Kenapa? Krn pandangan pertama tidak sengaja, pandangan kedua kita punya kuasa untuk lanjut atau tidak.
Suami saya syukuri kegaptekannya itu, minta saya ajarin gimana caranya biar foto-foto di grup nggak nongol kalo nggak diklik. Dari ikhtiarnya aja kan minimal saya tersanjung krn dia berusaha meminimalisir peluang itu. Beda cerita dgn maraknya konten begitu di medsos yg kita gk bisa bendung. Sedangkan untuk off medsos kadang kita nggak bisa karena kebutuhan,dsb. Tuhan pasti tau mana hamba-Nya yg berani maksiat ketika sendiri dgn sengaja atau tidak kok.
Yuk mari, hindari istilah mewajarkan suami nonton (apalagi kita ikut nimbrung) krn bukan soal munafik nggak munafik, tapi soal dimana letak iman kita kpd Allah. Manusia diciptakan punya nafsu kok, wajar jelas, tpi kan kita diminta beriman?
;) moga mengerti maksud saya.
Baca lagi